Marshal membawa Ika menuju ke kedai kopi yang letaknya di seberang kantor tersebut. Ia memesan dua gelas kopi dan mengamatinya dari jauh.
"Aku yakin sekali jika si Zack itu pasti suatu saat akan keluar masuk ke kantornya dengan mobil mewah."
"Apa maksudmu kita akan menunggu seharian di sini hanya untuk melihatnya keluar dari mobil sesaat? Kita tidak akan bisa bertemu dengannya secara langsung kecuali …"
"Apa?"
"Sudah kubilang, kita harus membawa Mirna supaya kita bisa langsung berhadapan dengannya."
Marshal menganggukkan kepalanya. Apa yang Ika katakan memang benar. Ia hanya penasaran saja, apa benar Zack adalah anak dari pemilik perusahaan itu?
Marshal menyeruput kopinya dengan sedotan. Ika tampak gelisah di kursinya.
"Aku tidak mau menunggu Zack muncul. Ini hanya membuang-buang waktu saja. Lebih baik kita pulang saja."