Chereads / Lubang Misterius / Chapter 2 - 1.Membuka Kehidupan Baru

Chapter 2 - 1.Membuka Kehidupan Baru

Dadaku terasa sesak sekali karena tangisku yang cukup kuat. "Huhu..Huhu..Huhu" Aku pun terus menangis sampai seseorang mengetuk pintu rumahku.

" Ven.. saya tahu kamu ada disana bolehkah kamu membuka pintunya?" Aku pun mengesot pergi ke pintu karena sungguh aku tidak memiliki energi untuk berjalan.

" Astaga Ven.. mari berdiri jangan begini.. Ayo kamu pasti kuat. Disini kakek sudah membawakan ikan gurami, ikan kesukaanmu." hibur kakek.

Kakek itu pun menyemangatiku dan mengajakku pergi ke meja makan, dia menaruh tongkatnya disebelah kursi dan mulai membuka kotak yang berisi ikan gurami goreng.

" Venn.. saya tahu kamu pasti sedih, saya turut berdukacita. Tetapi janganlah larut kedalam kesedihan itu. Kamu pasti bisa bangkit karena kamu juga yang akan ditunjuk menjadi penjaga Peternakan itu." kata kakek.

Aku pun masih diam karena aku tahu tangisku akan keluar jika aku mulai berbicara sehingga sebaiknya aku menunggu dulu sebelum berbicara.

Setelah 5 menit, aku pun mulai berbicara kembali.

" Kek.. Beneran kakek lupa nama kakek? Saya merasa tidak enak karena kakek sudah baik ke saya. Tetapi, saya saja bahkan tidak tahu nama kakek." tanyaku

" Haha.. dibawa santai saja. Nama bukanlah sesuatu yang penting. Kamu bisa panggil saya senyaman kamu saja." jawab kakek.

" Yah... yasudah Kek, tidak apa-apa." kataku samb sedikit tersenyum.

Aku ingin menunjukkan bahwa aku mulai bangkit dan tidak apa-apa. Aku akan mengatakan bahwa aku dapat hidup mandiri tanpa ajaran Pak Anderson seperti biasanya.

"Mari pergi ke dinas kepusatan. Saya tadi memang disuruh oleh pihak dinas untuk ke rumahmu. Mereka tidak berani karena dengan alasan tidak dekat denganmu. Haha ada saja alasan mereka."

Aku pun membuka pintu dan menyuruh kakek berjalan terlebih dahulu. Karena hujan sudah selesai, tetapi masih saja tercium bau khas dari hujan dan sedikit tetesan dari atap rumah yang jatuh. Melihatnya membuat sejuk memang.

"Ayo, Ven. Segera berangkat." ajak Kakek.

Kita pun mulai berjalan dengan melihat sekeliling. Letak rumahku dan dinas memang sedikit jauh karena letaknya yang diluar dari desa. Untuk, mengisi suasana kakek pun mulai mengajakku berbicara

"Bagaimana cerita awalmu bisa bertemu dengan Anderson?" tanyanya.

"Sama seperti aku bertemu dengan kakek. Dia membantuku tetapi aku tidak ingat sih bagaimana dia membantuku karena itu katanya Pak Anderson." jawabku.

"Tetapi kau tidak lupa kan bagaimana aku menolongmu" katanya dengan tertawa kecil.

"Tentu saja aku ingat. Itu kan karena serigala abu-abu itu.Maaf kek, aku sepertinya ditakdirkan takut oleh serigala meskipun aku sudah punya senjata." jawabku

" Wah.. Sepertinya kamu harus belajar mengendalikan keberanian dan mulai belajar berburu ya."

Aku pun mengangguk pelan. Percakapan pun terus berlanjut sampai akhirnya di pos terakhir sebelum kita keluar dari desa.

" Permisi.. karena kondisi diluar yang tidak memungkinkan bolehkah saya bertanya? Mengapa ingin keluar desa? Kemana kah tujuan kalian? Atas nama siapa?" tanya seorang petugas yang berdiri dengan tegak di pintu pos.

"Perkenalkan saya Ven.. dan ini kakek .." jawabku pelan karena aku tidak tahu namanya.

"anggap saja Kurl" jawab Kakek.

"Kami ingin keluar desa karena disuruh oleh pihak Dinas untuk menandatangani ahli waris Peternakan di desa Aurolophine milik Pak Anderson yang meninggal pagi tadi." lanjut Kakek.

"Wahh.. saya turut berdukacita sebelumnya. Tetapi saya ingin memastikan bahwa tujuan kalian ke Gedung Dinas, bukan?" tanya sang petugas.

"Iya, benar" jawabku.

"Bolehkah saya melihat surat ijin keluar desa?" tanyanya

"Sepertinya tidak a-" jawabku terpotong karena ternyata kakek sudah membawa surat itu daritadi dan ia pun menyerahkannya ke petugas pos.

" Oke.. permisi, saya cek dahulu" jawabnya sambil mengeluarkan alat scanner.

"Baik, memang sudah terdaftar. Kalian bisa pergi memasuki alat transportasi MeginChunner." sambil menunjuk ke dalam sebuah alat transportasi beroda yang berbentuk bola oval. Bentuknya aneh sekali sih. Oh iya, aku kan sudah 2 tahun tidak keluar dari desa. Dan ingatku tidak ada seperti ini maka aku pun bertanya.

"Uhm.. Maksud bapak seperti apa ya? Kenapa kondisi yang tidak memungkinkan?" tanyaku.

"Jadi begini, karena pada 1 tahun yang lalu ada terjadi jatuhnya meteor yang memiliki radiasi yang sangat tinggi. Tentu karena radiasi yang dapat menyebabkan mutasi menjadi monster. Ya kurang lebih seperti itu" jawab pak petugas itu." jawab bapak petugas itu.

Setelah itu ada orang-orang yang sedang menyiapkan alat transportasi untukku dan kakek. Setelah mereka mempersilahkan kita masuk dengan aman, pintu mendadak tertutup otomatis. Dan ada speaker di atas kanan yang dikendalikan oleh operator yaitu salah satu dari mereka :

" Kalian akan segera meluncur dalam 5..4..3.. " seketika muncul sebuah portal yang berwarna ungu kehitaman yang seakan-akan membuka mulutnya dan ingin melahap MeginChunner ini.

" 2..1.. " mendadak ada angin yang berhembus dari belakang dan mendorong alat ini masuk ke dalam portal tersebut. Maka munculah sebuah kilat putih yang sangat terang membuat mataku terflash dan berbinar-binar.

Saat mataku sudah mulai beradaptasi, rupanya kita sudah tiba di depan yang besar nan megah. Pintu pun mengeluarkan suara " pintu akan terbuka secara otomatis " maka terbukalah pintu itu. Aku dan kakek segera turun, menginjak tanah. Dan sangat terkejut melihat gedung yang besar itu.

"Halo.. nama kamu Venn dari desa Aurolophine dan Bapak Kurl?" tanya salah satu wanita yang berusia kurang lebih 30 tahun. Setelah itu muncullah teman teman dari wanita ini.

"Baiklah.. perkenalkan nama saya Aesther yang akan menjadi penanggung jawab dalam kasus ini. Mari masuk ke ruangan ini." sambil menunjuk ke ruangan yang tertutup oleh sebuah pintu berwarna platinum terhias patung singa berwarna emas mengkilat di sampingnya.

Saat Aether membuka pintu muncullah sebuah pria yang sudah cukup dewasa duduk di sebuah kursi. Dia pun juga menyambut kita masuk dan mempersilahkan duduk di kursi kulit itu. Jujur karena aku tinggal sangat sederhana di desa sama sekali belum pernah duduk di kursi kulit.

"Oke, jadi begini.. Sebelumnya saya ingin mengucapkan turut berdukacita atas meninggalnya Anderson. Saya ketua dinas perwarisan ingin menyerahkan surat peternakan kepada Ven. Kita memiliki berbagai informasi bahwa memang anda sangat dekat dengan saudara Anderson."

Mendadak muncul sebuah telegram yang memperlihatkan banyak foto dimana saat ada Pak Anderson ada aku disebelahnya.

"Sebentar, bagaimana bapak dapat melihat foto seperti ini? Apakah bapak bisa melihat saat kejadian pembunuhan terjadi? Bukankah berarti bisa menjadi sebuah bukti?" tanyaku dengan cepat.

" Wow.. kuakui memang kamu memiliki pertanyaan yang cukup banyak untuk anak anak seusia kamu. Oke, akan saya mulai jawab. "

Mereka pun membuka sebuah pintu lagi yang aku tidak bisa melihat dan menerka apa yang ada di dalamnya karena ruangan itu sangat gelap.