Zion berkata bahwa Yudistira sangat mencintainya. Adeeva percaya dengan hal itu. Sepenuhnya percaya tanpa ragu sedikitpun. Terbukti dari bagaimana Yudistira tidak meninggalkannya di saat memiliki seorang istri.
Sayangnya, pilihan Yudistira kali ini salah. Dia berhasil menggoreskan luka baru ke dalam hati Adeeva. Luka baru? Kapan kali pertana Yudistira menggoreskan luka untuknya? Bukankah ini kali pertama? Ah, tidak. Kali pertama adalah saat Yudistira memutuskan untuk berbohong. Menyembunyikan fakta ini dari Adeeva.
Adeeva tidak tahu harus berbuat apa. Dia tak ingin meninggalkan Yudistira. Sial, sungguh. Adeeva sangat sial sampai tidak bisa membenci Yudistira di saat-saat rumit seperti ini. Seharusnya, Adeeva menampar Yudistira. Memarahinya tanpa henti lalu meninggalkannya begitu saja. Setidaknya, itulah yang ada di pikiran Adeeva saat pertama kali mengetahui tentang hal ini.