Chereads / Inverse : New Love Story / Chapter 42 - 30- Berhasil Menemukanmu

Chapter 42 - 30- Berhasil Menemukanmu

Tangan Adeeva tanpa sadar mencekram kemeja putih yang Yudistira kenakan. Pria tersebut sampai kebingungan dengan ekspresi Adeeva yang sulit di definisikan. Gadis itu tertegun, pupil matanya melebar menunjukkan betapa terkejutnya dia.

"Kau baik-baik saja?" Tanya Yudistira. Tangan kekar miliknya menggenggam tangan Adeeva yang terasa sangat dingin.

Adeeva tersentak, kemudian tersadar bahwa Yudistira masih berada di depannya. Waktu sudah berlalu lama, namun kenangan menyakitkan hari itu masih terasa di benak Adeeva. Dia masih bisa merasakan sesaknya paru-paru yang terisi banyak air. Bagaimana panasnya hidung gadis itu yang dipenuhi oleh air juga.

Menyakitkan adalah kata yang tepat tentang apa yang Adeeva alami hari itu.

"Ya, aku baik-baik saja." Gadis itu mencoba menetralkan napas dan ekspresi wajahnya. Dia bahkan memaksa bibirnya untuk tersenyum.

"Duduklah di sana, aku akan kembali setelah selesai mengurus beberapa hal." Yudistira melepaskan genggaman hangat yang tadi menyelimuti Adeeva. Gadis itu terus memperhatikan tangan telanjangnya yang kian semakin dingin.

Di sisi lain, Yudistira sibuk dengan gambar bangunan hotel barunya di sini. Kali ini dia memilih menggunakan interior bergaya eropa klasik. Pria tersebut terlihat sangat sibuk berbincang dengan beberapa pekerja dan kepala proyek. Dia memang seperti ini. Selalu turun langsung ke lapangan demi hasil yang memuaskan.

Setelah pekerjaan Yudistira selesai, dia memilih untuk berjalan-jalan sesaat. Pria tersebut duduk di pondokan kecil di dekat sana. Dia memperhatikan bangunan yang sudah sepuluh persen berdiri. Masih belum ada perluasan mengingat musim hujan melanda sehingga danau sedang cukup penuh.

Matanya kini beralih pada seorang gadis yang sibuk bermain ponsel. Dia terlihat kesal dan mengoceh memaki ponselnya sendiri. Yudistira tidak ambil pusing, paling Adeeva tengah bermain game.

Bibirnya tersenyum tanpa sadar, memperhatikan Adeeva dengan mata yang memicing sempurna. Gadis itu sangat cantik dengan rambutnya yang tersapu angin.

"Siapa kau sebenarnya, Adeav?" Gumam Yudistira.

***

Adeeva meletakkan ponselnya ke dalam tas saat batrai nya mulai menipis. Belum sempat ponselnya masuk ke dalam tas, kehadiran Yudistira membuat Adeeva terkejut. Ponsel di tangannya sampai terlempar asal karena kedatangan Yudistira yang secara tiba-tiba.

Adeeva menunduk, memungut ponselnya kemudian memasukkanya ke dalam tas. Dia terlihat kesal.

"Lain kali jangan muncul tiba-tiba seperti hantu, Sir!" Protes Adeeva.

Yudistira tidak mendengarkannya seperti biasa. Pria itu malah menariknya menuju motor, dan menyuruh Adeeva untuk naik.

"Naiklah. Hari ini kau tidak akan pulang." Kata Yudistira. Ekspresi wajah Yudistira terlihat tidak biasa. Pria itu menahan amarah yang membara.

"Apa maksudnya?" Gumam Adeeva. Meskipun dia merasa tidak ikhlas, gadis itu tetap saja mengikuti perintah Yudistira.

Franxie, motor kesayangan Yudistira terus melaju menuju pinggiran kota. Adeeva memperhatikan sekitar, merasa familier dengan pemandangan yang saat ini dia lihat.

Hingga akhirnya, motor Yudistira berhenti pada sebuah Vila besar dengan interior serba putih. Vila mewah tersebut memiliki desain terbuka dengan sekat kaca sebagai pembatas antar ruangan.

Adeeva tertegun melihatnya. Vila ini masih sama seperti beberapa tahun yang lalu. Dia memasuki vila tersebut tanpa sadar, bahkan Yudistira masih menperhatikannya sembari menyandarkan tubuhnya di motor.

Adeeva lagi-lagi menatap kagum pada pantai yang berada tepat di belakang vila ini. Dia mendekat ke sebuah kursi dekat dinding kaca, memperhatikan pantai dengan kedua matanya yang berbinar.

"Kau menyukainya?" Suara Yudistira terdengar sangat dekat. Bersamaan dengan itu, sebuah tangan melingkar di belakang Adeeva. Memeluknya sangat erat hingga Adeeva sedikit kesulitan saat menarik napas.

"Aku sangat menyukainya. Selalu menyukai hal ini." Jawab Adeeva. Gadis itu tersenyum kecut saat ingatannya terlampar pada hari di mana Yudistira mengungkapkan perasaannya.

"Mau bermain ke pantai?" Adeeva memutar sedikit kepalanya, hingga wajah gadis itu sangat dekat dengan Yudistira. napas hangat Yudistira menerpa wajahnya, membuat Adeeva merasa sangat panas.

"Ya, aku mau bermain ke pantai." Adeeva dengan canggung memisahkan diri, berjalan menuju pantai dengan kaki telanjang.

Dia berlari saat bibir pantai semakin dekat dengannya. Air sedang pasang, ombak memecah bibir pantai, menimbulkan buih putih yang menawan.

Kaki Adeeva sudah terendam air hingga ke mata kaki. Meski kedinginan, Adeeva menyukainya. Apalagi saat Yudistira sedang bersamanya.

Yudistira sudah berada di samping Adeeva, memperhatikan gadis itu dengan sorot mata yang sulit di definisikan.

"Kudengar kau tidak memiliki kekasih selama delapan tahun ini. Apa kau tidak berniat memilikinya atau jangan-jangan kau sudah mencintai seseorang?" Pertanyaan ini sudah Adeeva pendam sejak lama. Delapan tahun bukan waktu yang singkat. Yudistira bisa saja menikah dalam kurun waktu tersebut. Tetapi, pria itu masih sendiri. Meskipun terbilang playboy, tetap saja tak ada kepastian mengenai sosok kekasih dalam hidup Yudistira.

"Aku masih mencintai seseorang." Jawaban Yudistira membuat Adeeva terdiam. Dia memutar tubuhnya perlahan mengarah ke Yudistira.

Mendengar hal tersebut, Adeeva terkejut hingga tanpa sadar terduduk dan deburan ombak langsung membasahi pakaiannya.

Yudistira terkekeh, menarik tangan Adeeva dengan perlahan hingga gadis itu kembali berdiri. Dia menempelkan telapak tangan Adeeva ke permukaan dadanya.

"Apa kau bisa merasakannya?" Tanya Yudistira. Adeeva membelalak, ini dejavu. Ini adalah saat di mana dahulu Yudistira menyatakan perasannya kepada Adeeva.

Belum selesai di situ, Adeeva kembali dibuat terkejut oleh pria di depannya. Dia menarik Adeeva hingga mendekat kemudian bertanya. "Aku berhasil menemukanmu di dalam ingatanku."

"So, do you still love me?"