43.
"Adeav… kau benar-benar marah?" entah sudah berapa jam Yudistira mengekori istrinya, merengek agar bisa diizinkan untuk datang ke party ulang tahun Ceyza.
Sedangkan Adeeva terus menggeleng kuat. Dia benar-benar tidak mengijinkan Yudistira untuk datang ke acara party ulang tahun Ceyza. "Enggak! Aku gak izinin pokoknya! Kamu di sini sama aku sana anak-anak, sama Debby juga!" tolak Adeeva keras.
Yudistira menghela nafasnya, kemudian duduk di di sebuah sofa dengan mata memandang Adeeva. "Adeav? Sayang… My Sunflower… istri cantik Yudis… ijinin ya? Janji nggak main sama pelacur, nggak mabuk, nggak pegang-pegang siapapun…" Yudistira merengkuh tubuh istrinya yang berdiri di depannya.
Kedua tangan Yudistira melingkar di pinggang Adeeva dengan kepala yang mendongak, menatap wajah sang istri. Kepala Yudistira kini sudah menempel sempurna di perut sang istri, mendusel manja. Entah sejak kapan si es batu bernyawa itu sudah meleleh menjadi pria manja dengan sang istri.