Audy langsung berwajah sangat datar. Dirga malah mengambil duduk di hadapannya, menempati kursi yang Vallen duduki tadi. "Puas lo bikin sahabat gue pulang dadakan??!" Sungutnya sebal. "Dasar posesif!!" Tambahnya.
"Ya lagian ngapain coba ngobrol lama-lama sama sahabat lo yang pernah marahin lo di kelas? Lo maafin dia barusan?" Tanya Dirga tak suka.
"Ya iyalah dimaafin. Masa enggak? Kelewatan banget kalau gue gak maafin dia. Lagian urusan ya urusan gue sama sahabat gue. Ngapa lo ikut-ikut sih kak?" Tanya Audy dengan heran sekaligus cemberut.
"Gue gak terlalu suka ada orang yang mudah maafin orang."
"Kenapa?"
"Karena kalau terlanjur disakitin itu membekas banget. Jadi jatuhnya bisa benci tanpa ujung."
"Tapi gue gak benci sama Vallen."
"Emang problemnya apaan?"
Audy berdecak pelan. "Biasa. Ada insiden masalah perasaan di dalam persahabatan."
"Ah, klise." Komentar Dirga.