Kini rumah di Melbourne suasanya sedang panas. Bita hanya bisa menundukkan kepalanya dan duduk si single sofa ruang tamu.
Sedangkan Farhan sudah tidak bisa marah lagi. Wajahnya datar dan hanya menatap Bita saja sejak pulang dari kantor.
Vera? Jangan ditanya. Ibu dua anak itu kini emosi. Bukan emosi biasa, namun rasanya sudah emosi jiwa.
Setelah mendengar semua penjelasan Harry, ketiga kepala itu hanya bisa diam saja. Mulut mereka bingung harus berkomentar pada Harry seperti apa. Vera menumpu dahinya dengan tangan kiri yang siku tangan kirinya bertumpu pada tengan sofa.
Harry memang juga ada di situ. Ia tadi melihat Audy berlalu terburu-buru keluar dari kampus. Namun lelaki itu tidak bisa mencegah dan Audy sudah keburu masuk ke taksi.