Secangkir teh melati panas dihidangkan di hadapan Dirga oleh seorang pembantu rumah tangga yang berumur sekitar 50 tahunan. Area ruang tamu tampak luas namun designnya nyaman dan hangat. Bandung kota yang sering dingin dan di ruang tamu itu ada perapian kecil yang dinyalakan. Suhu ruangan pun jadinya sangat hangat meskipun hanya ada empat orang di rumah itu sekarang.
Ada Dirga, Ghina, dan dua pembantu rumah tangga.
"Maaf.. mama bukannya nyuruh masuk tapi malah tanya begitu. Kamu naik apa ke sini Dirga?" Tanya Ghina dengan lembut. Wanita itu duduk di tengah sofa panjang. Sedangkan Dirga duduk di single sofa yang bersebrangan dengan Ghina.
"Naik kereta. Ke sininya naik taksi."
Ghina tersenyum mendengar itu. Baginya, Dirga selalu terlihat sebagai putra kecilnya di mata Ghina. "Mau makan malam dulu? Ada tumis sayuran dan udang krispi."
Dirga menggelengkan kepalanya sebagai jawaban. Wajahnya tampak sayu sekali seperti menyimpan banyak masalah.