Chereads / Senja diambang pilu / Chapter 5 - Telefon

Chapter 5 - Telefon

Sepekan berlalu aku gagal menahan rindu. Sulit rasanya berperang dengan hati dan fikiran sendiri. Jika difikir-fikir rasanya bersyukur hidup di zaman teknologi yang sudah maju seperti sekarang ini. Zaman dimana bertukar pesan bisa dengan cepat dilakukan. Tidak kebayang hidup di zaman dahulu yang dilakukan melalui media surat yang harus dikirim ke kantor pos. Bisa berhari-hari sampainya.

Aku memberanikan diri untuk menelfonnya, tidak kusangka aku seberani itu. Sejak saat itu kami menjadi semakin akrab, Rasanya menyenangkan berbincang dengannya. Aku mulai tau apa makanan kesukaannya lagu kesukaannya, bahkan orang yang dia sukai sekarang. Walaupun orang itu bukan aku tapi aku tidak mempermasalahkannya. Itu haknya, lagi pula siapa aku yang harus disukai sama dia. Terus bicara yah, aku suka mendengar suaramu.

Yang aku heran ketika kamu menceritakan tentang dia suaramu selalu tertahan, seperti sedang menahan tangis. Ada apa? Apakah menyukainya membuatmu terluka? Aku selalu bertanya-tanya. Datanglah padaku, menangislah sepuasnya, walaupun mungkin tak kau dapatkan solusi setidaknya bisa membuatmu sedikit lega.

Di cafe 77 itu kita bertemu, kali ini berdua saja. Ajakan dia yang langsung ku iyakan membuat kami berada disini. Mungkin dia nyaman bercerita padaku. Pernah kutanya sekali kenapa dia mau menceritakan semua ini padaku? Ia menjawab karena kamu kebanyakan diamnya, kamu bisa menjadi pendengar yang baik. Ah bikin besar kepala saja perkataannya. Harusnya kurekam suaranya pada saat ia bilang begitu agar bisa ku putar berulang-ulang.

Next