"Tuan, sepertinya pancingan kita sudah berjalan dengan lancar," suara itu tampak terdengar mendengung, dalam sebuah ruangan yang cukup pengap. Ruangan bernuansa serba abu-abu, dan ruangan itu nyaris tanpa vertilasi udara. Tidak ada apa pun yang bisa dilihat di sana, kecuali sebuah lilin yang menyala di atas meja, yang bahkan lilin itu telah meleleh dengan sempurna, hingga tersisa gengangannya saja beserta sepucuk benang yang tingal seujung kuku.
Sosok yang ada di depannya itu tampak sedang memandang sebuah kotak yang isinya sebuah cincin, kedua tangannya saling mengikat ke belakang, dengan mantel berwarna hitam pekat, sosok itu tampak menghela napas panjang. Rambut putihnya kini mulai bergerak dengan sedikit gelisah.