Chereads / The Lord Of The Darkness / Chapter 13 - Kencan yang Kelam -Part 2

Chapter 13 - Kencan yang Kelam -Part 2

"Kau…." lirih Grace. Tapi dia tak berani berkata lebih jauh lagi. Untuk kemudian, dia melangkahkan kakinya untuk duduk di salah satu kursi yang ada di sana. Seluet itu tampak masih bersender, dia seperti sedang memegang sebuah gelas Kristal yang Grace yakin di dalamnya adalah sebuah wine.

"Makan malamlah," perintah itu lagi. Suara seraknya menggema ke seluruh ruangan. Tapi Grace tak langsung menuruti perintah sosok itu begitu saja.

"Apa kau tak makan, Tuan?" tanya Grace pada akhirnya. "Bukankah kursi ini ada dua? Lantas, bagaimana bisa kau membiarkan seorang wanita makan malam sendirian seperti ini," lanjutnya lagi.

Laki-laki itu tampak diam, membuat Grace menelan ludahnya. Dia benar-benar tak habis pikir, rasa bingung dan penasaran membuncah di hatinya dalam satu waktu. Siapa sosok yang ada di sana? Apakah benar kalau dia adalah Nicholas Kyle? Jika benar apa yang menjadi dugaannya itu. Kenapa sosok itu tampak benar-benar misterius? Ini rumahnya, kenapa dia bertingkah jika dia adalah seorang yang tak bisa dilihat di rumah sendiri? Kenapa dia tak bisa bertingkah seperti laki-laki atau orang kaya pada umumnya? Grace benar-benar tak paham dengan hal itu.

"Makanlah, karena yang butuh banyak tenaga itu kau," perintah itu kembali menggema. Grace akhirnya menuruti ucapan dari sosok itu, dia makan dalam diam. Meski dia hanya makan sendiri. Setelah ia selesai makan, Grace meletakkan pisau dan garpunya. Kemudian dia menaruh kedua tangannya di atas paha. Dia melirik laki-laki itu lagi, lalu laki-laki itu mulai melangkah mendekat. Tepat, di perbatasan antata gelap dan cahaya remang, laki-laki itu berhenti. Menampilkan sepasang sepatu hitam mengkilap dengan sempurna. Tanpa menampilkan sosok wajahnya dengan nyata.

"Tutuplah matamu dengan kain itu," perintah laki-laki itu lagi. Grace masih diam di tempatnya, dia belum mengambil kain panjang itu sama sekali.

"Bagaimana harus?" tanya Grace pada akhirnya. "Kenapa aku harus menutup mata? Bukankah ini sebuah pilihan?" tanyanya kemudian.

"Bukan…," suara itu kembali menggema. "Ini perintah, karena bagian dari pekerjaan,"

Grace hanya bisa mengembuskan napasnya. Hingga saat dia tak punya pilihan lain, mengambil seutas kain itu, kemudian dia mengikatnya dengan sempurna di matanya. Suara langkah kaki sosok itu terdengar nyata semakin mendekat, dan mendekat. Hingga akhirnya, sosok itu berada tepat di belakang Grace. Memeriksa ikatan mata itu apakah sudah terikat dengan sempurna, kemudian dia merengkuh Grace dari belakang.

"Apakah kau adalah Nicholas Kyle?" tanya Grace yang agaknya masih penasaran. Laki-laki itu tampak berdiri, dia melangkah menjauh, mengambil sesuatu benda yang entah apa kemudian dia kembali lagi.

"Iya, aku adalah Tuan Muda Kyle," jawabnya. Lalu dia mengitari tubuh Grace, dan menuntun kedua kaki Grace untuk terbuka.

Grace tampak kaget saat tangan Nicholas mulai menjamah bagian sensitifnya. Sementara Nicholas pun kaget, saat tahu Grace tak mengenakan apa-apa selain seutas gaun itu.

"Apa yang ingin kau masukkan ke dalam sana, Tuan Kyle!" kaget Grace saat suatu Benda mulai Nicholas masukkan ke dalam miliknya. Dia langsung menjepit benda itu. Hendak menggeleng, tapi ternyata kedua tangannya sudah terikat dengan sempurna di belakang. Bahkan dia tak bisa bergerak sama sekali, karena semua bagian tubuhnya sudah terikat dengan sempurna di kursi. Tidak… tangannya tidak terikat, melainkan diborgol.

"Tenanglah, Grace. Aku hanya ingin melakukan pemanasan. Bukankah kau dulu sering melakukannya dengan kekasihmu. Jadi, rilekslah sedikit,"

"Tapi, aku… aku belum pernah melakukan apa yang kau sebutkan itu, Tuan!" bantah Grace lagi.

Nicholas tampak mengerutkan keningnya. Untuk kemudian dia mengambil benda yang dia taruh tadi. Basah, dan Nicholas menikmati aroma milik Grace yang sangat menyenangkan. Kini, dia menanggalkan celananya, kemudian dia mengangkat kedua kaki Grace sampai di atas kursi, dan mendorong kursi itu sampai menghimpit tembok, sampai membuat kedua tangan Grace kesakitan. Grace hanya bisa menahan sakit, dia tak mengerti malam ini apa yang akan terjadi. Antara dia akan hidup atau mati.

Tanpa aba-aba Nicholas langsung memasukkan miliknya kepada Grace. Membuat Grace menjerit kesakitan, dan membuat Nicholas agaknya tertegun. Grace masih… virgin?

Dia langsung menarik tubuh Grace, mengangkat tubuh yang masih melengkuh kesakitan itu dalam gendongannya. Menarik kain yang di atas meja sampai menu makan malam itu berjatuhan semua. Dia menidurkan tubuh Grace di atas sana, kemudian menarik gaunnya sampai tubuh Grace telanjang sempurna. Kini kedua tangan Grace yang terborgol dia gantungkan pada sebuah tingkat sehingga terus berada dalam posisi atas, kemudian Nicholas dengan cepat melepaskan semua pakaiannya. Dengan kembali menyentuh Grace bibirnya kini mulai mencumbu pusar Grace. Tindakannya yang kasar dan tiba-tiba yang membuat Grace teriak kesakitan dan membuat tubuhnya menegang kini mulai terasa rileks. Pelan Nicholas kembali memainkan ritmenya. Mulai dari Grace yang masih merintih kesakitan, hingga mengeluarkan desahan-desahan kenikmatan. Kemudian, dia melumat bibir wanita itu, dan meremas dadanya yang penuh itu.

Grace tak pernah menyangka, jika Nicholas adalah orang yang sekasar itu. Tanpa bertanya, langsung menerobos pada dinding rahimnya dengan begitu kasar dan tanpa adanya pemanasan terlebih dahulu. Tapi sekarang, sepertinya Nicholas tahu, jika dia masih belum sangat pengalaman dalam hal ini. Hingga rasa nyaman, dan gairah yang membuncah mulai dia nikmati dengan sangat sempurna.

Tak berapa lama, Nicholas mengambil lilin yang ada pada ujung pandangnya. Sambil terus menghujami Grace, dia langsung menarik puting milik Grace. Sebuah lelehan lilih itu dia teteskan ke putting Grace, membuat Grace kembali berteriak hingga mulutnya langsung dibungkam oleh mulut Nicholas. Lagi, Nicholas melakukannya, sampai berkali-kali sampai membuat putih Grace terasa mati rasa. Sebenarnya, jenis percintaan macam apa ini? kenapa begitu sangat menyiksa untuk Grace sekali.

Grace terkapar tak berdaya di atas meja, saat Nicholas menarik miliknya. Untuk kemudian, Nicholas menarik rambut Grace agar wanita itu berdiri.

"Sayang, kita baru saja merasakan pemanasan. Kita akan melakukannya sepanjang malam. Jadi, simpanlah tenagamu malam ini untukku," lirih Nicholas. Dia menuntun Grace untuk membungkuk. Hingga sebuah cambukan demi cambukan mulai menghujam tubuh Grace. Rasa nikmat dan sakit semuanya campur lebur menjadi satu. Sampai Grace tak tahu lagi apa yang terjadi sekarang. Inikah pekerjaanya? Jadi dia akan menjadi pemuas nafsu dari seorang yang mengerikan seperti Nicholas Kyle? Di mana taka da kata nikmat yang indah dalam hal ranjang. Akan tetapi, sebuah rasa sakit yang mengerikan.

Berkali-kali Nicholas terus menghujam Grace. Sampai membuat kesadaran Grace hilang dan wanita itu pingsan di atas lantai sambil meringkuk. Merasa belum puas, Nicholas murka, dia melempar semua benda yang ada di sana.

Setelah dia meluapkan emosinya, dia pun membopong tubuh Grace yang masih telanjang itu. Lalu dia berjalan kembali ke kamar Grace, membaringkan Grace di atas ranjangnya, dan menyelimuti Grace. Nicholas tampak mengerutkan keningnya, saat melihat sesuatu di mata Grace. Saat dia menyentuh itu, dia tertegun, saat tahu jika Grace telah menangis karenanya.