Hingga malam tiba Tanzel baru sampai di rumah. Namun, kedatangannya sangat dikejutkan dengan kehadiran Yoza. Langkah kaki Tanzel mendekat sembari mengangkat sudut bibirnya. "Wow, rupanya ada tamu tak di undang."
Mendengarnya telah membuat Yoza murka hingga darahnya mendidih seketika. Rahangnya mengeras, sorot mata berubah nyalang, bibir mengetat, kedua tangan mengepal erat hingga buku - buku jari memutih.
"Duduklah!" Sembari mengangkat sebelah alisnya. Namun, Yoza seperti tidak mendengar. Dia pun bergeming dengan melempari sang ayah dengan tatapan tajam mematikan.
"Duduklah!" Ulang Tanzel lagi. Tanpa memperdulikan perintah sang ayah dia pun mencondongkan wajahnya ke depan berpadukan dengan tatapan nyalang. "Dimana menantu kesayangan mu?" Tanyanya dengan suara sinis.
Tanzel menyipitkan matanya hingga keningnya berkerut. "Maksud mu?"
Sudut bibir Yoza terangkat sedikit ke atas. "Jangan pura - pura bodoh! Katakan, dimana Azriel?"
"Ada perlu apa mencarinya?"