Detik - detik menuju keberangkatan sudah didepan mata. Disaat itu pula hati Louis berada di antara dilema. Disatu sisi gejolak kerinduan pada kekasih tercinta tak lagi terbendung, akan tetapi disisi lain ada rasa tidak percaya diri pada kondisi fisik saat ini.
Kecacatan akibat penyiksaan Osbert telah berakibat fatal hingga dia pun hilang rasa percaya diri. Louis yang sekarang tak lagi sama. Tak lagi berdiri dengan gagahnya. Kondisinya sekarang benar - benar sangat mengenaskan hingga untuk berjalan pun harus dengan bantuan kursi roda. Kedua kaki Louis lumpuh total.
Satu hal yang tertanam di dalam benaknya bahwa dia tidak lagi pantas untuk wanita tercinta. Wanita yang sangat berharga di dalam hidupnya. Wanita yang dia cintai melebihi rasa cintanya pada diri sendiri.
"Permisi, Sir. Sudah waktunya Anda untuk berangkat."
"Undur saja keberangkatannya!"
"Tapi, Sir ... "