Senyum rekan mengiringi langkah kaki jenjang menuju kamar mandi. Pagi ini Amira terus saja menyenandungkan nada cinta. Ya, nada - nada yang mengiringi rasa bahagia hingga melambungkan angan tinggi.
Berbalut dress biru selutut yang dipadupadankan dengan blazer membuat kulit putih pucat kelihatan berseri. Rambutnya yang panjang diikat ke atas sehingga menampilkan leher jenjang. Sungguh, Amira adalah pahatan Tuhan yang paling sempurna. Mata bulat, hidung mancung, lesung pipi, dan juga bibir tipis merona telah menjadikan kecantikan Amira tiada duanya.
Tidak ada satu pun lelaki yang bisa memalingkan pandangan atas kekagumannya pada pahatan Tuhan paling sempurna ini, begitu juga dengan Louis. Dia terus saja memandangi kecantikan Amira dengan penuh kekaguman.
"Fokus nyetir! Aku ga mau kita sampai kenapa - napa." Nikah juga belum masa iya ... ah, ngomong apaan sih aku ini. Gumamnya dalam hati.