Will you marry me?" Tanya Louis sekali lagi. Wajahnya menyirat kesungguhan dan juga harapan besar. Sementara Amira masih tertegun. Manik hitam menggeliat rasa tak percaya. Digenggamnya jemari lentik berirama dengan kalimat yang membuat Amira tersentak. "Bangun, Louis!" Desis Amira.
"Jawab dulu pertanyaan ku, Amira."
"Jangan menguji kesabaranku. Berdiri, Louis!" Geram Amira.
"Berarti kau menolak ku, huh?" Suara bariton bergetar berpadukan dengan manik biru yang sudah dipenuhi dengan air mata.
"Louis, ini bukan waktunya bercanda! Berdiri!" Sesekali melirik Tanzel yang terus saja menghujaninya dengan ekspresi tak terbaca.
Digenggamnya jemari lentik. "Ku ulangi sekali lagi. Will you marry me?" Ucap Louis dengan penuh pengharapan.
Dihempaskannya tangan kekar dengan sangat kasar. "Ini bukan waktunya bercanda, Louis. Jangan membuat posisi kita semakin sulit. Berdiri!" Bentak Amira.