Louis semakin dibuat tak sabaran menunggu hasil pemeriksaan dokter. Wajah tampan tampak gusar. Berulang kali mengusap kasar wajahnya beriringan dengan hembusan nafas lelah yang dia buang secara perlahan.
"Kenapa harus selama ini sih?" Lirihnya sembari melirik ke balik bilik.
Louis pun tampak menghentak – hentakkan jari telunjuk untuk mengikis rasa entah apa itu namanya yang jelas hatinya tak pernah bisa merasa tenang.
Sekali lagi dia terlihat mengusap kasar wajahnya dan bersamaan dengan itu sang istri berjalan mendekat. Sebelah tangannya merentang menyambut sang istri berhambur ke dalam pelukan. "Sudah selesai, hum?" Tanyanya berselimut tatapan penuh cinta.
Amira mengangguk.
Setelah itu melemparkan tatapannya ke arah sang dokter. "Bagaimana hasil pemeriksaannya? Istri saya positive hamil?"