Namanya juga tenggelam ke dalam lautan emosi jadi sangat wajar jika rasa perduli tak lagi bermain. Dilemparinya sang putri dengan tatapan tajam mematikan. Sementara yang ditatap terus saja menundukkan wajah. Bermanjakan sikap sang putri semakin menyeret Yoza ke dalam rasa geram.
"Angkat wajah mu dan tatap Papa, Amira!" Nada suaranya terdengar lirih, akan tetapi penuh perintah tak terbantahkan. Sayangnya, Amira bergeming. Takut, itulah yang Amira rasakan hingga tubuhnya pun merespon dengan getaran hebat.
Tidak tega bermanjakan sang wanita yang semakin tenggelam ke dalam rasa takut. Louis hendak menggenggam jemari lentik. Namun, niatnya tersebut tertangguhkan oleh tatapan tajam setajam mata pedang yang Yoza lemparkan atas dirinya. Bersamaan dengan itu semakin mendekatkan tubuhnya ke arah putri tercinta berpadukan dengan menekan dagu sehingga bermanjakan kembali dengan siluet hitam yang menggeliat penuh ketakutan.