Rasa marah sekaligus kecewa masih saja bersemayam di dalam hati. Ingin rasanya melayangkan pukulan telak atas cara kerja Deril yang sangat mengecewakan. "Dasar tidak berguna! Meyakinkan seorang wanita saja tidak bisa." Dan kau, Amira. Apa rasa marah mu lebih besar sehingga mengabaikan ku, hum? Kau tahu bahwa aku mengalami kecelakaan. Tapi kau ... kau tetap saja mengabaikan ku. Apakah kalau pun aku mati kau juga tidak akan perduli seperti ini, hah? Lanjutnya dalam hati.
Rasa marah, kesal, kecewa, dan juga sakit hati, masih saja setia merongrong jiwa. Uh, seandainya saja Louis tahu bahwa hingga detik ini Amira nya masih dengan setia menungguinya.
Kesalahpahaman ini terjadi akibat Amira memutuskan menunggu di balik ruangan. Entah apa yang wanita itu pikirkan. Yang jelas untuk saat ini dia belum berani menemui Louis. Terlebih tidak mampu bertatapan secara langsung dengan lelaki yang telah menorehkan luka dengan sangat dalam.