"Tambah kecepatannya!" Perintahnya pada Deril.
"Baik, Sir." Bersamaan dengan itu mobil melaju dengan kecepatan tinggi membelah pusat Kota Bali sehingga tidak berselang lama mobil yang membawanya pergi sudah sampai pada kediaman Amira. Dengan segera turun dari mobil lalu, membukakan pintu untuk Tuan nya. "Silahkan, Sir."
Louis tidak menjawab. Tubuhnya pun mematung seketika bermanjakan rumah nan sangat megah dan juga mewah. Kini, di dalam benaknya langsung dihinggapi banyak sekali pertanyaan.
Apakah keputusan ku ke tempat ini sudah benar? Tanyanya dalam hati.
Seketika ingatan demi ingatan akan permintaan Amira pada hari terakhir pertemuan telah menenggelamkannya pada jurang keraguan. Di satu sisi ingin menemui Yoza secara langsung dan memberi uacapan atas kedatangannya, akan tetapi disisi lain ada perasaan Amira yang harus dia jaga.