Informasi yang baru saja Deril sampaikan telah membuat Louis geram. Namun, dia juga tidak bisa memaksakan kehendaknya. Bagaimana pun juga Amira tidak bersalah dalam hal ini. Terlebih dia paham betul bagaimana kondisi psikis dari wanita yang sangat di cintainya tersebut.
"Jadi, bagaimana Sir?" Tanya Deril.
Louis tidak menjawab kecuali menghadiahi Deril dengan tatapan tajam mematikan supaya lelaki tersebut segera meninggalkan ruangannya.
"Baik, Sir. Saya permisi." Membungkukkan badan terlebih dahulu sebagai salam hormat sebelum melenggang meninggalkan ruangan Tuan nya.