Namanya juga sudah watak asli jadi, keadaan seperti apapun tak akan bisa membuatnya jera. Azriel, masih saja bermain perempuan hingga kehilangan seluruh aset termasuk rumah dan juga mobil.
Kini, dia tinggal di kontrakan kecil. Meskipun begitu Amira masih saja bersikap sabar mendampinginya dalam keadaan apapun, akan tetapi Azriel tetap tidak merasa bersyukur. Lelaki licik tersebut selalu saja bersikap semena - mena.
"Harusnya kau sadar, Mas. Harusnya kau berhenti bermain perempuan. Jika kau tetap tidak bisa berubah ... aku tidak kuat lagi hidup bersama mu."
"Itu urusan mu dan bukan urusan ku." Sembari mengukir senyum smirk.
"Sikap mu sudah sangat keterlaluan. Allah SWT sudah sangat murka padamu tapi kau ... kau masih saja bermain perempuan!"