Sejoli yang tidak tahu diri itupun masih saja berperang dengan peluh demi sebuah kenikmatan sesaat. Sementara Amira, wanita malang tersebut masih saja menangis meratapi nasibnya yang malang. Satu hal yang sangat membuat Amira tidak bisa berhenti menangis adalah kelakuan sang suami bersama Hana yang masih saja mengejar kenikmatan.
Sekalipun dia telah menutup telinga. Namun, suara desahan keduanya masih saja menggelitik pendengarannya. Akibat kamar yang bersebelahan itulah yang membuat aktivitas keduanya terdengar dengan sangat jelas. Jijik, itulah yang Amira rasakan saat ini.
Tak tahan di buatnya dia pun langsung melenggang menuju kamar Azriel dengan menggedor pintunya. Sialnya, sejoli yang sedang berperang dengan peluh itupun masih saja larut ke dalam kenikmatan.
"Uhm, sayang ... sepertinya Istri-mu tidak tahan dengan suara desahan kita."
"Jangan perdulikan dia, sayang!" Bersamaan dengan itu semakin mempercepat gerakannya.