Azriel menyeringai tanpa dosa. "Justru perzinahan itulah yang membangkitkan gairah seksual ku, Amira. Benar begitu kan sayang?" Berpadukan kerlingan pada Hana. Dan bersamaan dengan itu Hana mendekat sembari bergelayut manja ke lengan kekar. "Tapi aku tidak mau terus menerus menjadi simpanan mu, Mas Azriel. Aku ingin menjadi Istri-mu."
"Apa kau sudah siap ku madu, hah? Apa kau sudah siap ku jadikan Istri ke - 2 ku, huh? Kalau kau memang sudah siap maka, kita akan menikah besok."
Hana pun langsung beringsut mundur. Tatapannya meremang hingga matanya pun berkaca - kaca. "Aku tidak mau di madu dan aku mau ... aku lah satu - satunya Istri-mu. Jadi, ceraikan saja dia!" Tatapan Hana menajam sembari mengarahkan jari telunjuk tepat ke wajah Amira.
"Uh, sayang untuk saat ini aku masih belum mau menceraikannya."
"Oh, jadi kau lebih memilih dia dari pada aku, hah?" Bentak Hana dengan sorot mata nyalang.