"Jaga sikap mu, Amira!" Bentak Azriel berpadukan dengan belaian hangat. Tak ayal jari - jari kekar pun tampak menghiasi pipi putih mulus dengan sangat jelas.
Tanpa rasa takut sedikit pun Amira mendongak dengan tatapan menantang. "Tamparan mu ini sudah sangat membuktikan inilah kau yang sebenarnya, Tuan Azriel Fillah Alfarez. Sikap manis mu di depan ku hanyalah kamuflase belaka supaya kau bisa menguasai seluruh harta ku. Menjijikkan! Benar - benar lelaki menjijikkan!"
"DIAM!"
"Untuk apa aku harus diam, hah? Aku ingin semua orang tahu bahwa Azriel Fillah Alfarez adalah seorang penipu!" Ucapnya dengan bersungut - sungut diiringi dada naik turun menahan emosi memuncak. "Jangan kau pikir dengan kubungkaman ku maka, aku tidak tahu segala sesuatunya. Aku tahu semuanya dengan sangat jelas."
Azriel menggeram. "DIAM!"
"Kenapa aku harus diam, hah? Apa kau malu?" Sembari menyungging tatapan menyeringai. "Saat berselingkuh saja kau tidak malu lalu, kenapa sekarang kau harus malu, hah?"