Rahangnya masih saja mengeras hingga sorot mata berubah nyalang. Kedua tangannya masih saja mengepal erat hingga buku - buku jarinya memutih mengiringi langkah kaki menuju lift yang akan membawanya naik pada lantai di mana kamar Lisa berada.
Ya, saat ini dia hanya ingin meluapkan amarahnya pada wanita yang berstatus sebagai selingkuhannya tersebut. "Shittttt, ke mana sih si Lisa ini?" Geramnya ketika berulang kali memencet bel apartement. Namun, belum ada tanda - tanda bahwa pintu akan terbuka.
Amarah yang kini membelenggu semakin memuncak hingga tendangan pada pintu pun tak terelakkan dan bersamaan dengan pintu ruangan terbuka. Lisa sangat terkejut dengan perubahan ekspresi Azriel saat ini. "Ada ap-" belum sempat menyelesaikan kalimat sudah lebih dulu di dorong masuk dengan membanting pintu dibelakangnya.