Rifan menunduk untuk melihat secarik kertas yang berisikan alamat, ia mendongakan kepalanya dan melihat gedung putih yang belum selesai di renovasi dan masih ada material di sekitarnya. Ia cukup puas dengan tempat yang di pinjamkan 'calon gurunya' dan menggunakan kunci untuk membuka gerbang.
Malam sudah larut dan tidak ada siapapun di sekitar sana, dengan berani Rifan memasuki gedung tersebut dan bisa mencium aroma cat yang belum hilang. Sepertinya renovasi tempat ini di hentikan untuk sementara dan dia tidak tahu mengapa. Padahal posisinya berada di tempat strategis dan dekat dengan pemukiman penduduk.
Rifan menggunakan kunci lain untuk membuka pintu, ia menutupi hidungnya untuk menghalang debu dan bau cat yang semakin menyengat. Ia meraba dinding dan tangannya menyentuh sakelar untuk menyalakan lampu. Seketika cahaya terang bersinar dan terlihatlah ruangan kosong yang tidak terisi apapun.