Chereads / Alvaro Kevano / Chapter 2 - Murid Baru

Chapter 2 - Murid Baru

Hari senin merupakan hari-hari penuh siksaan untuk siswa-siswi Pelita Senja . Dimana mereka harus rela berbaris di lapangan selama berjam-jam dengan matahari pagi yang begitu menyengat sampai upacara selesai, tak hanya itu. Kadang pula di hari senin para guru mengadakan pemeriksaan mendadak yang dibantu dengan Anggota Osis untuk menghukum siswa-siswi yang tidak memakai perlengkapan sekolah dengan lengkap dan menyita barang-barang yang dilarang untuk di bawa kesekolah .

Hmmm ,, pantas saja hari senin menjadi salah satu daftar hari paling dibenci oleh anak sekolah.

Bising suara menggelegar di kelas XII IPS 2, tak heran jika kelas ini dijuluki kelas terburuk di mata guru-guru .

Bagaimana tidak? Semua guru yang masuk kedalam kelas ini akan diuji kesabarannya disini apalagi jika Alvaro dan ke empat temannya sudah berulah .

Alvaro Kevano Anderson, pria dengan sejuta pesona yang mampu memikat hati banyak wanita, kepribadiannya yang dingin pada wanita mampu membuatnya dijuluki sebagai kutub berjalan, namun kepribadiannya tak menyurutkan para wanita yang tergila-gila padanya . Pria si pembuat onar di sekolah dengan ke empat temannya Revan, Farras, Oji, dan Reza .

Awal mula persahabatan ke limanya terjalin ketika tanpa sengaja mereka dipertemukan dalam satu tugas kelompok dan satu tim organisasi futsal disekolah, dengan beragam sifat yang mereka miliki mampu menyatukan ke limanya .

Apalagi kelimanya juga ditempatkan di satu kelas yang sama ahh .. lengkap sudahhh.

Kalian pernah menemukan seorang guru yang sibuk sendiri ketika mengajar ? Itulohh yang gurunya menjelaskan tapi malah menghadap ke papan tulis, bukan ke murid-muridnya jadi seperti bicara sendiri dengan papan tulis , Kalau pernah kalian sama dengan apa yang di rasakan oleh anak kelas XII IPS 2 dimana seorang guru malah sibuk menjelaskan sendiri dengan papan tulis di depannya.

Seperti sekarang , ketika pelajaran geografi yang di ajarkan oleh pak Hendra murid-murid di dalam kelas ini tampak sibuk dengan kegiatannya sendiri sendiri , Ada yang setia memperhatikan karena merasa tidak enak , ada yang mengobrol , ada yang sibuk dengan ponsel dan ada pula yang malah asik bercanda .

Tolong tanyakan pada tuhanmuuu

Boleh kah akuu yang bukan umatnyaa

Mencintai hambanya, bila memang cinta ini salah

Mengapa kita, yang harus terjatuh terlaluuu, dalammm .

" idihhhh galau amat mas Eja " kata Oji , yaaa suara berat pria yang sedang bernyanyi itu adalah Reza, yang kerap sering di panggil Eja.

" biasa men, pacaran beda keyakinan mahh gitu emang sulit kerjaannya galau terus " kata Farras menanggapi .

" apaan sii anying nyanyi doang gue " kata Eja terdengar sewot

" loh lohh mas Ejaa ko jadi ngegas gitu, aku ga sukaa yaa kalo mas Eja udah ngegas gitu " kata Oji mengerucutkan bibirnya suaranya terdengar kesal yang dibuat-buat .

" NAJIS " kata Eja yang terlihat jijik melihat tingkah Oji yang kesalnya dibuat-buat seperti perempuan .

" HOMO lu ji " kata Revan

" kann mas Epen cemburu nihh ceritanya, Oji lebih ke mas Eja? " tanya Oji pada Revan yang sering kali di panggil Epen oleh teman-teman terdekatnya .

" NAJIS gua sama batang, gua masih normal bos " kata Revan membela dirinya sendiri .

" walaupun dia homo yaa ji gua kasih tau, selera epen bukan lo anjir mana mau epen sama lo tepos gituu " kata Alvaro yang mulai ikut memasuki obrolan Absurd keempat temannya .

" Hahahahaha mampus " ujar Farras yang tengah tertawa

" Astagfirullah mas al kamu berdosa banget " kata Oji .

" udah ah ji jijik gue liat lo kaya gitu " kata Farras lagi yang di tanggapi tawa oleh ke empatnya .

" gue kantin duluan " ujar Alvaro menepuk pundak Revan dan berdiri melangkah ke depan kelas .

" ehh lo mau kemana al ? " tanya Farras yang melihat Alvaro bangkit dari kursinya .

" eh ehh mas al mau kemana ? " Oji juga ikut bertanya .

" kantin " ujar Alvaro singkat satu tangannya di masukan kedalam saku celananya .

" saya izin kamar mandi pak " ujar Alvaro pada pak Hendra .

" iya sana jangan lama " ujar pak hendra pada Alvaro, dengan segera Alvaro melenggang pergi dari kelas tersebut menuju kantin

" wahh bisa-bisanyaa bocah cabut " kata Farras menggelengkan kepalanya . Tak lama Reza juga ikut berdiri .

" lo lagi mau kemana ja ? " tanyaa Revan

" cabut lah anjir, mending gue di kantin dari pada disini ngantuk "

" bareng mumpung bapaknya oji sibuk sama papan tulis " ujar Revan yang juga tengah berdiri di belakang Reza, keduanya berjalan mengendap-ngendap agar tidak ketahuan . Namun na'as bapaknya melihat keduanya .

" mau kemana kalian ? " tanya pak Hendra mengalihkan matanya dari papan tulis ke Reza dan Revan .

" ehh bapak " ujar Revan memperlihatkan deretan giginya .

" kalian mau ke mana ? " tanya pak Hendra lagi .

" mmm.. ituuu pak anu.. anuu " kata Revan dengan terbata-bata

Farras dan Oji yang masih beradaa di tempat duduknya tertawa melihat kedua temannya kepergok mencoba untuk kabur .

" wahahahhaa mampus " kata Farras tertawa mengejek .

" yess dihukum yess " ujar Oji dengan tawa mengejeknya .

" anu apa anuu ? " tanya pak Hendra yang masih menatap keduanya.

" Revan mau nganterin saya ke uks pak " kata Reza dengan santai, tak ada raut kecemasan diwajahnya beda halnya dengan Revan yang terlihat sedikit panik .

" kamu sakit Reza ? "

" iya pak dari kemarin saya kurang enak badan " jawab Reza enteng .

" yasudah baik kalau gitu kamu Revan antar Reza ke uks nanti kamu jangan lupa balik lagi kesini "

" anjirr bisaan ngelesnya kek bajai, datar banget lagi mukanya ga ada panik-paniknya " kata Oji tak habis pikir .

" lu kaya ga tau Eja ajah, sebelas duabelas anjir sama Alvaro otaknya" ujar Farras memang diaantara kelimanya yang mempunyai otak di atas rata-rata hanya Alvaro dan Reza tak heran kadang ketiga temannya seringkali mencontek ketika sedang ujian .

" terus kita cabut juga ga nih ? " tanya Oji

" cabut lahh, ogah banget gua berduaan disini sama lo "

" jangan terlalu benci sama Oji mas Farras nanti mas Farras jadi suka lohh sama Oji "  ujar Oji mengedipkan satu matanya pada Farras .

" Najiss .. " kata Farras yang mulai bangkit dari kursinyaa menuju sudut belakang kelas , sepertinyaa Farras akan keluar melewati jendela belakang kelasnya yang tidak ada kacanya itu, jika kalian bertanyaa kenapa tidak ada kacanya, tanyakan pada Anak cowok kelas XII IPS 2 kenapa kacanya bisa tidak ada ? , tentu sajaa karena mereka bermain bola dalam kelas yang tanpa sengaja tendangannya mengenai kaca belakang kelasnya.

Tapi tak apa, walaupun setelahnya mereka harus kena hukuman yang penting sekarang mereka bisa cabut kelas melalui jendela tersebut .

" se najis apaaaaaa aku mas !! Besok besok Oji mandi hadas dulu yaa mas Farras biar ga najis " kata Oji dengan tawanya seraya mengikuti Farras yang mulai menaiki jendela belakang kelas .

" serahh lo bambang, Gc ayo ah " kata Farras yang mulai jengah

Jika kalian bertanyaa , ko ga ada yang marahin mereka pada sih? yang cepu bilangin ke guru gituu gak ada ? Jawabannya engga ada lahhh , mana berani mereka berurusan dengan Alvaro dan keempat temannya . Mau jadi bulanan bulanan mereka sampai lulus memamg ? Tentu tidak kan .

***

Di waktu yang sama namun di kelas yang berbeda XII IPA 1 tampak seorang murid perempuan baru yang sedang memperkenalkan dirinya, seorang murid pindahan dari bandung.

Caramella Afreda Mahatama, perempuan berambut coklat terang yang memiliki kulit putih bersih, bibirnya yang kemerahan, hidung mancung, serta mata indahnya yang mampu menjadi daya tariknya tersendiri .

" perkenalkan nama saya Caramella Afreda Mahatama , biasa di panggil Caramell, saya harap saya bisa berteman baik dengan kalian semua, terimakasih " katanya dengan senyum manis yang terukir diwajahnya .

" aduh neng, jadi deg degan abang disenyumin kaya gituuuuuu " celetuk salah satu anak laki laki yang duduk di barisan belakang . Kelas yang tadinya hening mendadak ricuh seketika digantikan gelak tawa yang terdengar dalam ruangan kelas itu

" aaaa saaa aeee lo bambang, gombalin anak orang mulu " teman sebangku laki laki yang duduk di belakang itu kini juga ikut bersuara

" sutttt , sudah sudahh jangan ribut " bu Riska mencoba menenangkan kondisi kelas yang sudah mulai tidak

terkontrol ituu ,

" baik terimakasih nak Amell , silahkan nak Amell boleh duduk di kursi kosong sebelah nak Abel " kata pria paruh baya bernama pak Doni yang menjabat sebagai kepala sekolah pelita senja .

" terimakasih banyak pak, bu " kata Caramell sedikit membungkukan badannya dan berjalan ke arah tempat duduk yang kosong yang di di tunjukan kepala sekolah tadi .

" kalau begitu saya kembali ke keruangan dulu bu Riska, terimakasih banyak mohon maaf mengganggu waktu belajar mengajar bu riska " kata pak Doni sebelum kembali ke ruang kepala sekolah

" ahh tidak apa-apa pak, silahkan pak " kata bu Riska yang mempersilahkan pak doni untuk kembali .

" oke, kita lanjut yah anak-anak tadi sampai mana? Ahh yaa ibu ingat kita tadi bahas mengenai gelombang elektromagnetik" kata bu Riska yang mulai menjelaskan materi tentang elektromagnetik .

" heii , kenalin gue Abel " kata Abel yang kini menjadi teman sebangku Caramell satu tangannya diulurkan kepada Caramell

" heii gue Caramell , lo bisa panggil Caramell atau Amell maybe " kata Caramell seraya membalas uluran tangan abel .

" senang bisa berteman sama lo , oh iyaa kenalin ini yang dibelakang kita berdua ada Claraa sama Stevy , ini yang dibelakang gue Clara, dan ini yang di belakang lo Stevy " kata Abel memperkenalkan temannya satu persatu pada Caramell.

" haii Mel, gue Claraaa " ujar perempuan berambut pirang itu tersenyum , Claraa sangat cantik menurut Caramell

" gue Stevy" perempuan dengan rambut bergaya wafy itu juga ikut tersenyum pada Caramell Stevy juga tak kalah cantik dengan Claraaa , menurut Caramell ketiga temannya itu sangat cantikk .

" haii, senang bisa berteman dengan lo semua " kata Caramell dengan senyum yang terukir di wajahnya .

" kita juga seneng bisa berteman dengan lo Mel " kata Clara membalas senyuman Caramell .

Ketiganya kembali memfokuskan dirinya pada penjelasan yang di paparkan oleh bu Riska sampai tak terasa bel istirahatpun berbunyi. Abel, Caramell, Clara, dan Stevy pergi menuju kantin sekolah .