Kediri
Di rumah,
Di ruang tamu..
"Pak"
"Nggih ibu ne kulo"
(Ya istriku), jawab bapak Paijo.
"Paijo ndi?"
(Paijo mana?), tanya simbok Paijo.
"Boten mangertos kulo, ibu ne kulo"
(Tidak mengerti saya, istriku), jawab bapak Paijo.
"Neng takon anake ngendi jawabanne mesti bebasan iku Mboten mangertos lan Mboten mangertos"
(Di tanya anaknya kemana jawabannya pasti seperti itu gak tau dan gak tau), keluh simbok Paijo dengan kesal.
Di kamar Paijo..
"Rasukan wis neng masukan kedalam tas kabeh saatnya tilem lan sesuk pagi-pagi picek wis harus mangkat merantau ke jakarta, bismillah"
(Baju sudah di masukan kedalam tas semua saatnya tidur dan besok pagi-pagi buta sudah harus berangkat merantau ke Jakarta, bismillah), kata Paijo.
"Assalamu'alaikum ngger"
(Assalamualaikum nak), simbok memberikan salam pada Paijo.
"Wa'alaikumussalam mbok"
(Wa'alaikumussalam bu), Paijo menjawab salam dari simbok.
"Wis siap, panjenengan dadi mangkat ke jakarta sesuk?"
(Sudah siap, kamu jadi berangkat ke Jakarta besok?), tanya simbok.
"Nggih mbok"
(Ya mbok), jawab Paijo.
"Nggih sampun yen begitu panjenengan tilem, sesuk berangkat esuk ta?"
(Ya sudah kalau begitu kamu tidur, besok berangkat pagi kan?), tanya simbok lagi.
"Nggih mbok"
(Ya mbok), jawab Paijo lagi.
Keesokan harinya..
"Mo, mbok kula pamit nggih untuk merantau ke Jakarta"
(Pak, bu saya pamit ya untuk ke Jakarta), Paijo pamit pada orang tuanya.
"Inggih ngger.. Ati-ati neng dalan nggih"
(Iya nak.. Hati-hati di jalan ya), simbok merestui kepergian Paijo.
"Inggih mbok, assalamu'alaikum"
(Iya bu, assalamu'alaikum), Paijo memberikan salam pada simbok.
"Wa'alaikumussalam", simbok dan bapak menjawab salam dari Paijo.
Jakarta
Di rumah opa Tri,
Di meja makan..
"Bi Dar"
"Nggih cah ayu"
(Ya anak Cantik), jawab Darmi.
"Sarapannya mana?", tanya Titah.
"Oh iya lupa..", jawab Darmi.
"Hmm kebiasaan", keluh Titah dengan kesal.
"Hehe..", Darmi tertawa yang lupa menyiapkan sarapan.
"Nak kok gak sarapan sih?", tanya kanjeng opa.
"Belum ada sarapan emm.. Kebiasaan si Darmi ini pasti ya", kanjeng oma mulai kesal di buat oleh Darmi.
"Ya iyalah kanjeng Oma, memang siapa lagi", Titah kesal oleh Darmi.
"Darmi..", kanjeng oma memanggil Darmi.
"Nggih kanjeng ndara ibu sepuh", jawab Darmi.
"Sarapannya mana?", tanya oma.
"Oh nggih lali kulo.."
(Oh ya lupa saya..), jawab Darmi.
"Hmm..", keluh kanjeng oma.
"Sabar kanjeng oma..", Titah memperingati kanjeng oma untuk sabar menghadapi Darmi.
"Oh ya tah..", sambung kanjeng opa.
"Ya kanjeng opa ada apa?", tanya Titah.
"Suami mu kapan pulang?", tanya kanjeng opa juga.
"Dua minggu lagi opa, kan anak-anak masuk sekolah kanjeng opa", jawab Titah.
"Cepatlah suamimu dan anak-anakmu pulang, kanjeng oma sudah rindu sekali pada anak-anakmu nak", kata kanjeng oma.
"Kanjeng opa juga nak", sambung kanjeng opa.
"Iya kanjeng opa, kanjeng oma", kata Titah.
Di depan rumah opa Tri..
"Duh kemana lagi saya harus mencari pekerjaan", keluh Paijo yang mencari pekerjaan.
"Lala, emm itu sepertinya teman saya deh, iya tuh benar sepertinya Joya deh, Jo", Darmi menebak kalau itu adalah teman satu kampung.
"Seperti ada yang manggil saya deh", kata Paijo lagi.
"Jo", Darmi memanggil Paijo.
"Tuh kan benar, coba ah..", Paijo pun berbalik untuk melihat siapa yang memanggilnya.
"Masih juga gak nengok, jo", kata Darmi yang memanggil Paijo.
"Emm gak salah lihat saya Darmi, kamu Darmi kan?", tanya Paijo untuk meyakinkan dirinya kalau yang dia lihat itu adalah teman satu kampungnya.
"Bukan Jo", jawan Darmi yang bercanda pada Paijo.
"Oh, terus siapa?", tanya Paijo.
"Anaknya pak Darmo cucunya si mbok Surip", jawab Darmi.
"Cucunya mbok Surip dan anak nya pak Darmo sih setau saya Darmi..", kata Paijo sambil bertanya-tanya.
"Nah itu kamu tau kenapa di tanyakan lagi..", kata Darmi yang kesal pada Paijo.
"Oh benar kamu Darmi, Haa Darmi..", Paijo pun berlari karena ingin memeluk Darmi.
"Iih apaan sih Jo..", Darmi menghindari pelukan Paijo.
"Eh maaf ya Dar, aku terbawa suasana", kata Paijo yang terbawa suasana karena terharu bertemu dengan Darmi.
"Iya, gak apa-apa, oh ya sekarang kamu ngapain disini?", tanya Darmi.
"Saya kesini niatan ingin mencari kerja mi, mungkin kamu bisa gitu bantu saya mencari pekerjaan jadi pembantu kaya kamu gini juga gak apa-apa mi, yang terpenting saya bisa cari sesuap nasi dan menafkahi simbok dan bapak di kampung", jawab Paijo.
"Oh yen iku kulo boten mangertos, mengko kulo jajal takon majikan kulo nggih butuh orang ora untuk bantu-bantu neng omah, saiki panjenengan melu kulo ke omah wae yuk.."
(Oh kalau itu saya tidak mengerti, nanti saya coba tanya majikan saya ya butuh orang tidak untuk bantu-bantu di rumah, sekarang kamu ikut saya ke rumah saja yuk..), Darmi mengajak Paijo ke rumah kanjeng opa.
"Omahe sopo mi?"
(Rumah nya siapa mi?), tanya Paijo.
"Ndara kulo"
(Majikan saya), jawab Darmi.
"Oh ndara panjenengan"
(Oh majikanmu), seru Paijo.
"Nggih.."
(Ya..), sambung Darmi.
"Nggih sampun panjenengan disik dalan neng ngarepku biar mengko kulo sing melu panjenengan dalan neng mburimu"
(Ya sudah kamu dulu jalan di depanku biar nanti aku yang ikut kamu jalan di belakangmu), kata Paijo yang mengikutinya dari belakang.
"Oke..", seru Darmi.
Di rumah opa Tri
Di teras depan rumah..
"Nah tuh dia bi Dar..", kata Titah yang mencari-cari Darmi.
"Nggih, Assalamu'alaikum cah ayu", Darmi memberikan salam pada Titah.
"Wa'alaikumussalam, siapa tuh bi?", Titah menjawab salam dari Darmi dan bertanya kembali.
"Ini teman saya cah ayu, dari kampung, saya ketemu di jalan tadi", jawab Darmi yang menjelaskannya pada Titah.
"Cantik sekali siapa dia ya", kata Paijo dalam hati yang tidak berhenti berkedip saat Paijo melihat Titah.
"Emm si Paijo..", keluh Darmi.
"Kok di potong-potong sih kalau berbicara, lanjutkan lagi dong bi Dar", pinta Titah.
"Nggih cah ayu, dia cari pekerjaan", jawab Darmi.
"Oh, oh ya di cari oma tuh.. Saya mau pergi dulu ya, Assalamu'alaikum", Titah memberikan salam pada Darmi.
"Wa'alaikumussalam cah ayu", Darmi dan Paijo menjawab salam dari Titah.
"Sumpah ayune"
(Sumpah cantiknya), kata Paijo dalam hati lagi.
"Ya wis yuk jo mlebu lan kita takon opo ono pekerjaan untuk panjenengan atau ora?"
(Ya sudah yuk jo masuk dan kita tanya apa ada pekerjaan untuk kamu atau tidak?), tanya Darmi lagi.
"Oh ya mi, iku sopo sih?, mi, mi, mi, Darmi , atakiwir"
(Oh ya mi, itu siapa sih?, mi, mi, mi, Darmi, atakiwir), Paijo kaget melihat Darmi yang tidak ada di belakangnya.
"Jo, emm loh kok masih disini sih kamu, hayuk ikut saya masuk ke dalam", Darmi mengajak Paijo ke dalam rumah kanjeng ndara ibu sepuh.
"Nggih mi.."
(Ya mi..), seru Paijo.
Di ruang tengah..
"Assalamu'alaikum", Darmi dan Paijo memberikan salam pada kanjeng oma dan kanjeng oma.
"Wa'alaikumussalam", kanjeng oma dan kanjeng opa menjawab salam dari Darmi dan Paijo.
"Siapa itu mi?", tanya kanjeng opa.
"Niki kanca kulo kanjeng ndara romo sepuh"
(Ini teman saya kanjeng ndara romo sepuh), jawab Darmi.
"Asmane sopo?"
(Namanya siapa?), tanya kanjeng oma.
"Sediluk nggih kanjeng ndara ibu sepuh, Jo.."
(Sebentar ya kanjeng ndara ibu sepuh, Jo..), jawab Darmi dan Darmi memanggil Paijo.
"Nggih mi, ana apa?"
(Ya mi, ada apa?), tanya Paijo.
"Mangga perkenalkan diri panjenengan ke ndaraku"
(Silahkan perkenalkan dirimu, ke majikanku), jawab Darmi.
"Oh nggih, assalamu'alaikum kanjeng ndara romo sepuh lan kanjeng ndara ibu sepuh, kawula asmane Paijo atawa biasa di panggil Joya, kula sedang mencari pekerjaan jika.."
(Oh ya, assalamu'alaikum kanjeng ndara romo sepuh lan kanjeng ndara ibu sepuh, saya namanya Paijo atau biasa di panggil Joya, saya sedang mencari pekerjaan jika..), Paijo memperkenalkan dirinya pada kanjeng oma dan kanjeng opa.
"Emm inggih kawula ngertos apa yang panjenengan maksud, nggih ada untuk panjenengan di rumah cucu kawula gelem?"
(Emm iya saya ngerti apa yang kamu maksud, ya ada untuk kamu di rumah cucuku mau?), tanya kanjeng oma lagi.
"Diajeng.."
(Dik..), kanjeng opa memanggil kanjeng ndara oma.
"Inggih kangmas"
(Iya mas..), kata kanjeng oma.
"Omahe Titah neng arab ta?"
(Rumah nya Titah di arab kan?), tanya kanjeng opa.
"Inggih kangmas, kan bojone tumbas omah neng komplek niki juga kangmas.."
(Iya mas, kan suaminya beli rumah di komplek kita ini juga mas..), jawab kanjeng oma.
"Oh nggih kula paham maksudmu"
(Oh ya aku paham maksudmu), kata kanjeng opa.
"Dadi piye kangmas?"
(Jadi bagaimana mas?), tanya kanjeng oma lagi.
"Inggih boleh, kawula setuju diajeng"
(Iya boleh, saya setuju dik), jawab kanjeng opa.
"Ana jo, neng omah cucu kawula gelem boten?"
(Ada jo, di rumah cucuku mau tidak?), tanya kanjeng oma lagi.
"Alhamdulillah gelem kanjeng ndara ibu sepuh"
(Alhamdulillah mau kanjeng ndara ibu sepuh), jawab kanjeng opa.
"Nggih sampun, mi.."
(Ya sudah, mi..), kata kanjeng oma yang memanggil Darmi.
"Inggih kanjeng ndara ibu sepuh"
(Iya kanjeng ndara ibu sepuh), jawab Darmi.
"Ajak Paijo ke kamare nggih"
(Ajak Paijo ke kamarnya ya), pinta kanjeng oma.
"Laksanakan kanjeng ndara romo sepuh, mangga jo, amit kanjeng ndara sepuh"
(Laksanakan kanjeng ndara romo sepuh, yuk Jo, permisi kanjeng ndara sepuh), Darmi melaksanakan perintah dari kanjeng oma dan kanjeng opa.
"Ya..", seru kanjeng opa.
"Assalamu'alaikum", Paijo dan Darmi memberikan salam pada kanjeng oma dan kanjeng opa.
"Wa'alaikumussalam", kanjeng oma dan kanjeng opa menjawab salam dari Paijo dan Darmi.
Di kamar Paijo..
"Nah iki loh jo kamare panjenengan"
(Nah ini loh jo kamar nya kamu), Darmi menunjukkan kamarnya Paijo.
"Oh nggih, maturnuwun sangat loh mi.."
(Oh ya, terimakasih sekali loh mi), kata Paijo yang mengucapkan rasa terimakasihnya pada Darmi.
"Nggih sami-sami jo"
(Ya sama-sama jo), sambung Darmi.
Aku diizinkan untuk istirahat dan memulai bekerja besok pagi, dikenalkan oleh cucu dari oma Dyah dan opa Tri, dan aku melihat perempuan cantik tadi, ternyata dia adalah cucu dari opa Tri dan oma Dyah, nama nya adalah Titah, Darmi yang melihat aku jatuh cinta pada cucu dari oma Dyah dan opa Tri, langsung memperingati ku.
Di taman depan rumah..
"Nah itu dia.., cantik sekali", kata Paijo dalam hati.
"Emm Paijo kok lihatin cah ayu kok berani sekali dia, tapi tunggu, tunggu sepertinya Paijo itu sedang kasmaran dengan cah ayu deh, emm gak tau apa dia kalau cah ayu sudah mempunyai suami dan anak, ini harus di peringati", Darmi memperhatikan Paijo yang memandang Titah istri Kamil.
"Iya pi pokoknya gitu saja ya, iya nanti mami sampaikan ke kanjeng oma dan kanjeng opa, iya pi, Wa'alaikumussalam", Titah menjawab salam dari Kamil di telepon.
"Jo", Darmi menghampiri Paijo.
"Nggih mi.., ono opo?"
(Ya mi.., ada apa?), tanya Paijo.
"Panjenengan delok cah ayu bebasan iku, panjenengan naksir karo cah ayu nggih"
(Kamu lihat anak cantik seperti itu, kamu naksir dengan anak cantik ya?), tanya Darmi juga.
"Nggih mi.."
(Ya mi..), jawab Paijo.
"Ati-ati panjenengan Jo.."
(Hati-hati kamu Jo..), Darmi memperingati Paijo.
"Ati-ati ngopo mi?"
(Hati-hati kenapa mi?), tanya Paijo.
"Kulo asih saran nggih yen panjenengan isih gelem kerja neng merene ojo berani-berani ne jatuh tresno ing cah ayu deh, iso kehilangan pekerjaan panjenengan mengko, opo meneh yen panjenengan berhadapan langsung karo den mas Kamil"
(Saya kasih saran ya kalau kamu masih mau kerja di sini jangan berani-berani nya jatuh cinta pada anak cantik deh, bisa kehilangan pekerjaan kamu nanti, apa lagi kalau kamu berhadapan langsung dengan den mas Kamil), Darmi memperingati Paijo lagi.
"Den mas Kamil, sopo kui mi?"
(Pak Kamil, siapa itu mi?), tanya Paijo lagi.
"Den mas Kamil kui.."
(Den mas Kamil itu..), Darmi ingin memberitahu tau Paijo siapa itu Kamil, kalau Kamil itu adalah suami dari Titah tapi sayangnya tidak kesampaian karena keburu di potong oleh opa Tri yang memanggilnya untuk di mintai tolong menghidangkan makan siang.
Di ruang Tv..
"Darmi..", kanjeng opa memanggil Darmi untuk menyiapkan makan siang.
Di taman depan rumah..
"Mi, di panggil kanjeng opa", Paijo memberitahu Darmi, bahwa Darmi di panggil oleh kanjeng opa.
Di ruang tv lagi..
"Darmi..", kanjeng opa memanggil Darmi lagi untuk menyiapkan makan siang.
"Nggih neng panggil kanjeng ndara romo sepuh
(Ya di panggil kanjeng ndara romo sepuh), Paijo memberitahu Darmi, kalau Darmi di panggil oleh kanjeng opa.
Di ruang tv lagi..
"Kepiye opa sampun neng panggil durung kuwi si Darmi?"
(Bagaimana opa sudah di panggil belum itu si Darmi?), tanya kanjeng oma.
"Kulo panggil Darmi meneh deh, Mi.., Darmi, Darmi.. Mi.., Darmi..", kanjeng opa memanggil Darmi lagi.
Di taman depan rumah lagi..
"Mi.., Paijo masih memberitahu Darmi, bahwa Darmi di panggil oleh kanjeng opa.
"Durung bar ngomong loh kulo Jo.."
(Belum selesai ngomong loh saya Jo..), kata Darmi.
"Nggih neng panggil kanjeng ndara romo sepuh loh mi.."
(Ya di panggil kanjeng ndara romo sepuh loh mi..), Paijo memberitahu Darmi lagi kalau Darmi di panggil oleh kanjeng opa.
Di ruang Tv lagi..
"Sampun kangmas biar kulo wae sing samper si Darmi ke ngarep omah.."
(Sudah kangmas biar saya saja yang samper Darmi ke depan rumah..), kata kanjeng oma pada kanjeng opa.
"Oh nggih diajeng"
(Oh ya diajeng), kanjeng opa menuruti perintah kanjeng oma.
Di taman depan rumah lagi..
"Iku belakangan wae, kulo durung bar ngomong tau jo"
(Itu belakangan saja, saya belum selesai bicara tau Jo), kata Darmi.
"Nanging mi.."
(Tapi mi..), kata Paijo.
"Nanging opo Jo?"
(Tapi apa Jo?), tanya Darmi.
"Iku loh mi..":
(Itu loh mi..), kata Paijo sambil memberi kode pada Darmi kalau ada kanjeng oma di belakang Darmi.
"Iku opo, opo iku?"
(Itu apa, apa itu?), tanya Darmi lagi.
"Bagus ya Darmi..", kanjeng oma marah pada Darmi yang di panggil tidak menyahut.
"Eh kanjeng ndara ibu sepuh..", Darmi kaget yang melihat kanjeng oma yang sudah ada di belakangnya.
"Panjenengan di panggil soko mau dudu nyaut malah penak-penakan pacaran, Jo.."
(Kamu ini di panggil dari tadi bukannya nyaut malah enak-enak pacaran, Jo..), kanjeng oma memarahi Darmi.
"Ngapura kanjeng ndara ibu sepuh kula boten pacaran karo Paijo"
(Maaf kanjeng ndara ibu sepuh saya tidak pacaran dengan Paijo), Darmi menjelaskan yang sebenarnya pada kanjeng oma kalau Darmi dan Paijo tidak pacaran.
"Alah.. Sampun, sampun.. Iki uang untuk tumbas jangan, saiki panjengan tumbas karo Paijo gelis"
(Alah.. Sudah, sudah.. Ini uang untuk belanja sayur, sekarang kamu belanja dengan Paijo cepat), pinta kanjeng oma.
"Inggih jagi laksanakan kanjeng ndara ibu sepuh"
(Iya siap laksanakan kanjeng ndara ibu sepuh), Darmi melaksanakan perintah dari kanjeng oma.
"Jo ambil tas tumbasan"
(Jo ambil tas belanja), perintah kanjeng oma.
"Nggih kanjeng ndara ibu sepuh, amit"
(Ya kanjeng ndara ibu sepuh, permisi), Paijo melaksanakan perintah dari kanjeng oma.
Di ruang tengah..
"Telepon bunyi, angkat saja apa ya..", kata Paijo yang mendengar telepon rumah berbunyi.
"Duh telepon kok bunyi terus ya, Jo..", Titah memanggil Paijo yang mendengar telepon rumah berbunyi.
"Nggih cah ayu"
(Ya anak cantik), kata Paijo.
"Angkat teleponnya", pinta Titah.
"Nggih cah ayu, niki anyar gelem di angkat"
(Ya anak cantik, ini baru mau di angkat), kata Paijo melaksanakan perintah dari Titah.
"Nggih sampun"
(Ya sudah), sambung Titah.
Percakapan Paijo dan Kamil lewat telepon.
"Assalamu'alaikum", Paijo memberikan salam pada Kamil.
"Wa'alaikumussalam", Kamil menjawab salam dari Paijo.
"Maaf ini siapa ya dan ingin berbicara dengan siapa ya?", tanya Paijo pada Kamil.
"Saya Kamil, saya ingin berbicara dengan istri saya bisa?", tanya Kamil juga.
"Haa.. Den mas Kamil, tadi katanya ingin berbicara dengan istrinya, istrinya siapa ya?", tanya Paijo dalam hati.
"Halo..", kata Kamil.
"Iya..", sambung Kamil.
"Saya ingin berbicara dengan istri saya, boleh di panggilkan?", tanya Kamil pada Paijo.
"Istrinya siapa ya?", tanya Paijo juga.
"Titah..", jawab Kamil.
"Haa.. siapa?", Tanya Paijo lagi yang tidak mendengar kalau nama Titah lah yang Kamil sebut.
Di ruang tengah lagi..
"Sopo Jo sing telepon?"
(Siapa Jo yang telepon?), tanya Titah.
"Kamil, jarene arep ngomong karo bojo ne"
(Kamil, katanya mau ngomong dengan istrinya), jawab Paijo.
"Oh ngono, nggih sampun merene telepone, panjenengan bantu Darmi neng pawon wae"
(Oh gitu, ya sudah sini teleponnya, kamu bantu Darmi di dapur saja), pinta Titah.
"Oh nggih, amit"
(Oh ya, permisi), Paijo melaksanakan perintah dari Titah.
"Emm.."
Percakapan Titah dan Kamil lewat telepon.
"Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumussalam, ini siapa ya?", tanya Kamil.
"Pamajikan anjeun a.."
(Istrimu a..), jawab Titah.
"Oh pamajikan abdi"
(Oh istriku), seru Kamil.
"Aya naon a?"
(Ada apa a?), Tanya Titah.
"Abdi hoyong ngabejaan lamun abdi sarta anak-anak bade wangsul kerumah minggu payun nya,henteu janten minggu ieu,tulung ngomong ka kanjeng oma sarta kanjeng opa nya deudeuh kuring"
(Saya mau memberitahu kalau saya dan anak-anak akan pulang kerumah minggu depan ya, tidak jadi minggu ini, tolong bilang ke kanjeng oma dan kanjeng opa ya sayangku), kata Kamil yang memberitahu Titah istrinya kalau Kamil tidak bisa pulang minggu ini.
"Muhun a, ajeng abdi sampaikan dina kanjeng oma jeung kanjeng opa, lamun aa henteu janten balik minggu ieu janten na minggu hareup"
(Iya a, nanti saya sampaikan pada kanjeng oma dan kanjeng opa, kalau aa tidak jadi pulang minggu ini jadinya minggu depan), kata Titah yang melaksanakan perintah dari suaminya.
"Nya atos lamun kitu saya lanjut kerja nya deudeuh kuring"
(Ya sudah kalau gitu saya lanjut kerja ya sayangku)
"Muhun a.."
(Iya a..)
"Assalamu'alaikum", Kamil memberikan salam pada Titah.
"Wa'alaikumussalam", Titah menjawab salam dari Kamil.
Di dapur..
"Jo.."
"Nggih mi, ono opo?"
(Ya mi, ada apa?), tanya Paijo.
"Sopo sing telepon mau?"
(Siapa yang telepon tadi?), tanya Darmi juga.
"Jarene Kamil, arep ngomong karo garwa ne"
(Katanya Kamil, mau ngomong dengan istrinya), jawab Paijo.
"Emange panjenengan eruh garwane pak Kamil sing ndi?"
(Memangnya kamu tau istrinya pak Kamil yang mana?), tanya Darmi.
"Ora, emange garwane pak Kamil sopo ta mi?"
(Gak, memangnya istrinya pak Kamil siapa sih mi?), tanya Paijo lagi.
"Panjenengan ora iso eruh saiki mengko yen pak Kamil lan anak-anake bali, panjenengan juga eruh sopo garwa ne jo.."
(Kamu gak bisa tau sekarang nanti kalau pak Kamil dan anak-anaknya pulang, kamu juga tau siapa istrinya jo..), jawab Darmi.
"Ngomongi opo ta mbak rame tenan?"
(Ngomongin apa sih mbak rame banget?), tanya Abdul Latif.
"Mengko tak kasih tau, panjenengan gelem bikin kopi nggih?"
(Nanti ku kasih tau, kamu mau bikin kopi ya?), tanya Darmi juga.
"Oh ya wis, inggih kulo arep bikin kopi"
(Oh ya sudah, iya saya mau bikin kopi), jawab Abdul Latif.
"Lik jo"
"Inggih dul, ono opo?"
(Iya dul, ada apa?), tanya Paijo.
"Ra ngopi ta lik?"
(Gak ngopi lik?), tanya Abdul Latif juga.
"Ra, bosen kulo ngopi terus"
(Gak, bosen saya ngopi terus), jawab Paijo.
"Oh ya lik, mbak, pun krungu durung?"
(Oh ya lik, mbak sudah dengar belum?), tanya Abdul Latif lagi.
"Boten"
(Tidak), jawab Darmi dan Paijo.
"Emange enten berita opo ta dul?"
(Memangnya ada berita apa sih dul?), tanya Darmi.
"Itu loh pak Kamil", jawab Abdul Latif.
"Pak Kamil, ngopo?"
(Pak Kamil, kenapa?), tanya Darmi lagi.
"Pak Kamil lan anak-anak e arepe bali"
(Pak Kamil dan anak-anaknya mau pulang), jawab Abdul Latif.
"Itu tandanya aku harus..", kata Darmi yang di potong perkataannya oleh Abdul Latif.
"Harus siap-siap menyambut pak Kamil dan anak-anaknya pulang dan masak kesukaan mereka", sambung Abdul Latif.
"Emm wis keduluan"
(Emm sudah keduluan), keluh Darmi.
"Haha..", Paijo dan Abdul Latif tertawa.