Xiang Yi mulai merasa sedikit lebih bernyali, meskipun masih sangat gugup sehingga jari-jari kaki kecilnya sedikit menekuk. Dia bertanya dengan ragu, "Kalau begitu, bolehkah aku minum teh susu itu? Hanya satu teguk, sungguh!"
Xiang Chen mengangkat alisnya. Dia tiba-tiba mengeluarkan tisu basah, kemudian dengan sabar menyeka jari-jari Xiang Yi yang ramping, putih, dan panjang hingga bersih. Saat Xiang Yi sudah merasa putus asa, dia mendengar sebuah kata dari surga.
"Minumlah."
Xiang Yi sontak terkejut. Namun, dia segera mengambil teh susu itu dengan senang hati. Dia menarik napas besar dan menyeruput teh susu itu kuat-kuat hingga pipinya menggembung.
Xiang Chen melihat Xiang Yi sudah minum sepertiga dari teh susu itu… Benar-benar satu teguk. Xiang Chen takjub sekaligus heran dibuatnya.
Xiang Yi merasakan tatapan kakak tertuanya, lalu menelan teh susu itu sebelum meletakkannya dengan tenang.
Glek!
