Huo Yao merasa aneh dan agak kaku, "Barusan suratku diambil oleh seorang satpam di depan gerbang. Dia berkata akan mengantarnya ke ruangan ini untuk memastikan, apakah Anda tidak mendapatkan surat itu?"
Wei Mingzhe mengerutkan keningnya, "Tidak ada, aku selalu berada di dalam ruangan ini tapi tidak melihat ada satpam yang datang. Namun surat itu begitu penting, bagaimana kamu bisa sembarang memberikannya kepada orang lain?"
Huo Yao mengerutkan keningnya, tiba-tiba memikirkan ekspresi satpam yang mengambil suratnya itu. Waktu itu, Huo Yao juga tidak terlalu memperhatikannya. Namun sepertinya, ia jadi merasa bahwa satpam tadi memang sengaja menunggunya untuk mengambil surat tersebut.
Usai berpikir sejenak, Huo Yao langsung bertanya, "Bagaimana kalau aku tidak memiliki surat penerimaan itu?"
"Kamu hanya bisa diterima di SMA Yi Zhong dengan membawa surat itu. Kalau tidak ada, maka maaf. Kamu bisa mencari sekolah lain selain di sini!" Wei Mingzhe juga mengatakannya dengan tegas. Lagi pula, hal ini memang merupakan peraturan dari SMA Yi Zhong sendiri.
"Seingatku ada database siswa di sekolah ini, apakah tidak bisa dilihat dari sana?" Tanya Huo Yao.
Wei Mingzhe menggelengkan kepala.
"Baiklah, aku mengerti." Huo Yao selesai berkata dan langsung membalikkan badan untuk segera pergi dari tempat ini.
Wei Mingzhe melihat Huo Yao berjalan dengan sangat pasti dan membuatnya tampak bingung. Namun tidak lama kemudian, Huo Yao sudah pergi dan ia baru membuka mulutnya. Ia merasa ingin mengatakan sesuatu yang belum selesai disampaikannya tadi.
Namun murid itu memang begitu angkuh, sekolah ini juga tidak masalah bila tidak menerima murid sepertinya.
Tidak lama kemudian, wakil kepala sekolah tergesa-gesa datang ke ruangannya, "Tuan Wei, hari ini apakah ada gadis bernama Huo Yao datang untuk melapor?" Lalu ia menambahkan lagi, "Dia murid pindahan untuk SMA kelas tiga."
Wei Mingzhe melihat wakil kepala sekolah yang sangat panik dan tanpa menyembunyikan apapun ia berkata, "Sudah datang, tetapi barusan sudah pergi."
Ekspresi wajah wakil kepala sekolah yang mendengarnya pun terlihat tidak terlalu cemas lagi. Ia mengira semua sudah diatur oleh guru di sini, ia lalu berkata, "Baguslah kalau ada yang datang melapor. Aku masih ada urusan lagi, jadi mau pergi dulu."
Wei Mingzhe merasa agak bingung dan pusing melihat wakil kepala sekolah tiba-tiba datang dan pergi. Saat mendengarkan perkataan terakhirnya, ia merasa bahwa wakil kepala sekolahnya itu sudah salah paham.
Dengan cepat Wei Mingzhen berkata, "Tidak, wakil kepala sekolah, murid bernama Huo itu memang sudah datang, namun ia datang melapor tanpa membawa surat rekomendasi itu. Jadi, ia memutuskan langsung pergi dari sini."
Wakil kepala sekolah yang mendengarnya pun langsung kembali, "Tuan Wei, kamu bilang apa? Kamu bilang dia pergi! Kenapa kamu membiarkannya pergi?!"
Wei Zheming juga tidak mengerti alasan wakil kepala sekolah begitu tertarik dengan murid pindahan itu. Ia merasa ragu sebentar dan akhirnya mengatakan hal yang barusan dikatakan oleh Huo Yao.
Pada akhirnya, Wei Zhenming mengatakan alasan Huo Yao yang mengatakan bahwa suratnya dibawa oleh salah seorang satpam dan tidak menceritakan hal lainnya.
Wakil kepala sekolah mendengarnya dan menghentikan langkah kakinya dengan sangat kesal. Ia pun berkata, "Tuan Wei, kamu ini juga terlalu kaku, kamu tahu tidak bahwa kepala sekolah menganggapnya sebagai…. Ah, lupakanlah! Aku tidak ada waktu berbicara lagi denganmu. Aku harus mencari orang itu."
Wei Mingzhe melihat punggung wakil kepala sekolah yang terburu-buru meninggalkan tempat. Di telinganya, ia hanya mendengarkan perkataan yang belum selesai dikatakan oleh wakil kepala sekolah.
Hah, dia adalah apanya dari kepala sekolah?
Apakah saudaranya?
Jadi, orang yang merupakan murid pindahan bukanlah murid yang mendapatkan nilai sempurna, melainkan kerabat dari kepala sekolah?
Wei Mingzhe memikirkan perkataan itu dan semakin merasa bahwa tebakannya ini memang benar. Ia pun menduga bahwa sikap angkuh gadis itu karena memiliki latar belakang keluarga yang spesial. Bahkan, wakil kepala sekolah sampai merasa tegang dibuatnya.
Dalam sekilas, Wei Mingzhe memiliki kesan yang sangat tidak baik terhadap Huo Yao. Ia paling membenci murid yang masuk dari jalur belakang seperti ini!
*****
Setelah Huo Yao berjalan meninggalkan kantor guru, ia memang tidak segera pergi ke kantor satpam yang ada di pintu gerbang, ia sudah sadar bahwa orang itu sengaja mencuri surat penerimaannya.
Walaupun Huo Yao pergi ke sana sekarang, ada kemungkinan surat itu juga sudah tidak akan kembali ke sana. Bagaimanapun juga, tidak akan ada yang mengakuinya. Semua ini jadi terasa tidak ada manfaatnya untuknya.
Huo Yao pun memilih langsung pergi mencari kantor kepala sekolah.