Saat lampu kamarnya ini dinyalakan, Huo Yao seketika melihat dinding dan semua perabotan di dalamnya memancarkan rona berwarna merah muda. Dari stiker dinding, lemari, ranjang, gorden, dan bahkan meja belajar pun berwarna merah muda….
Bisa dibilang, semua barang di dalam kamar ini berwarna merah muda kecuali lantainya.
Huo Yao tentu terdiam dan sedikit takjub. Rasanya, matanya ini seperti terkena cabai rawit.
Berbeda dengan Song Ning. Ia merasa sangat puas dengan desain kamar buatannya ini. Sungguh, kamar ini seperti kamar milik tuan putri kecil di dalam cerita dongeng.
Walau tampak mencolok, Song Ning dengan bangga berkata, "Semua desain kamar ini dibuat oleh seorang desainer terkenal yang aku pesan. Bagaimana? Sangat anak muda dan seperti di dalam mimpi. Sangat hangat, kan?"
Huo Yao mengerutkan keningnya, ia menatap semua isi kamarnya lagi. Sungguh, ia tidak berani sama sekali untuk berkomentar mengenai keindahan dari desain yang dibanggakan ibunya ini.
Desainer terkenal seperti yang dikatakannya itu pasti telah membuat reputasinya hancur. Huo Yao pun yakin bahwa ibu kandungnya ini sudah ditipu oleh desainer gadungan itu.
Lagi pula, asumsinya ini juga tidak salah. Apalagi, sekarang sudah semakin banyak desainer yang seperti itu. Mereka dengan mudah mengatakan dirinya seorang desainer terkenal dan sengaja berbohong kepada orang lain.
Akhirnya setelah berpikir beberapa detik, Huo Yao sudah tidak ingin menyampaikan pendapat yang sebenarnya. Ia pun hanya menjawab, "Yang penting Anda menyukainya."
Kemudian, Huo Yao menguap, ekspresi wajah yang berada di bawah lampu yang hangat itu pun terlihat sudah lelah.
Song Ning meraba ujung hidungnya. Ia merasa jawaban dari putrinya ini terlalu sungkan. Akan tetapi melihatnya sudah menguap dan tidak ingin mengatakan apapun lagi karena sangat lelah, ia pun meninggalkan kamar ini dan membiarkan putrinya untuk segera istirahat.
Pintu kamar tertutup, Huo Yao yang sekarang beristirahat di kamar berwarna merah muda ini pun tidak tahan mengerutkan keningnya lagi.
Kemudian, ia membuka kopernya sendiri dan mengambil baju tidurnya. Ia bersiap untuk langsung pergi ke kamar mandi.
Huo Yao memang sudah lelah. Setelah menyelesaikan lomba di desa saat itu, ia juga langsung pulang ke rumah nenek angkatnya. Saat sampai pun, ia juga belum beristirahat dan langsung ke bandara untuk bersiap terbang ke kota S.
Bisa dikatakan bahwa Huo Yao telah menghabiskan banyak waktunya untuk perjalanan ini. Semua energinya terkuras cukup banyak.
*****
Di sisi lain, Lu Xia kembali ke rumah keluarga Lu. Namun, ia masih memikirkan Huo Yao dan beberapa perubahan sikap dari ayah dan ibu angkatnya. Ia pun tidak bisa tidur dan berguling-guling di atas ranjangnya. Pada akhirnya, ia mengambil ponselnya dan membaca Weibo.
Sejak Lu Xia mengikuti program 'Pelatihan Artis', ia pun semakin dekat menuju kepopularitasan para artis di usianya. Dengan penampilannya yang polos, suara yang manis serta dikontrak oleh perusahaan agensi terkenal, ia pun dikenal oleh banyak orang.
Ketenarannya itu membuat kabar Lu Xia yang datang ke bandara tadi malam diliput oleh salah satu media. Para penggemarnya tadi pun juga sudah pasti mengunggahnya ke kanal Weibo.
Tidak disangka, kualitas gambar itu juga sangat bagus. Setelah penggemarnya mengedit dengan hati-hati, ia pun bisa melihat puluhan ribu komentar yang membanjiri foto tersebut.
Bila mengingat kenyataan bahwa Lu Xia hanya pendatang baru di industri hiburan ini, reputasinya bisa dikatakan sangat tinggi.
Sayangnya, hal yang membuat foto itu tidak sempurna adalah adanya wajah Huo Yao dalam dua gambar tersebut!
Walaupun tidak memotret wajah Huo Yao dari depan, namun tetap saja bahwa sosok tinggi dan ramping itu masih saja memperlihatkan keindahannya yang sulit disembunyikan. Padahal, para penggemarnya juga sudah mengedit suasana background itu agar terlihat buram.
Intinya, walau tidak jelas, tetapi semakin membuat orang penasaran.
Lu Xia mengerutkan kening, di kedua gambar itu terdapat sosok Huo Yao yang sangat dibencinya. Dalam beberapa detik, ia pun memutuskan menahan diri untuk memulai dengan membawa komentar dibawah gambar.
Walaupun ada beberapa komentar penggemarnya yang penasaran dan bertanya mengenai sosok yang menggunakan masker itu, namun tidak menjadi sebuah kehebohan yang menarik perhatian banyak orang.
Lu Xia baru menghela napas lega. Ia pun melihat beberapa komentar yang memuji dirinya dan membuat suasana hatinya malam ini menjadi lebih tenang.
Sungguh, Lu Xia awalnya merasa khawatir dengan keberadaan Huo Yao. Ia takut bahwa masalah ini akan menjadi beban pikirannya dan harus mewaspadai gadis udik itu.
Akan tetapi, meski Huo Yao yang dari kampung itu jauh lebih cantik darinya, gadis itu juga hanya sebuah pajangan yang terlihat menarik. Walaupun sudah kembali ke rumah keluarga Huo, apa dirinya bisa melakukan sesuatu yang melebihi kemampuan Lu Xia?
Lagi pula, setelah melihat keadaan putri palsu itu sekarang telah menjadi seorang putri dari keluarga miskin, lalu apa yang bisa dibandingkan dengan berbagai hal yang dimiliki Lu Xia?
Lu Xia pun hanya mendengus seakan meremehkan Huo Yao dan mematikan ponselnya.