Telinga Yun Hua pun tampak memerah, dan napas pemuda yang ada di belakangnya itu seolah mengelilinginya.
Aroma mint ringan menghalau bau lembab di celah batu. Pemuda ini bernapas dengan mantap. Jantung Yun Hua berdetak dengan cepat, dan kepalanya pun sedikit terasa pusing.
"Perhatikanlah, drama bagus baru dimulai!" Tiba-tiba Yun Hua mendengar suara seseorang yang berbicara dengan nada rendah di telinganya. Terlebih lagi, pemuda ini ternyata... oh bukan! Pria ini menarik rambut ekor kudanya! Batin Yun Hua.
Seketika Yun Hua merasa darah dari seluruh tubuhnya mengalir ke kepalanya. Dan ia merasa otaknya akan segera meledak.
Ketika Yun Hua ingin menendang pria yang di belakangnya, tetapi ternyata drama di depannya sudah mulai. Sehingga ia hanya bisa mempertahankan posisinya dan berkonsentrasi menonton drama yang sedang berlangsung di depannya.
He Yuxiang pun mulai berjalan mendekat, dan saat itu Han Lulu yang berada di belakang batu prasasti Taolin hendak memeras pakaiannya. Karena mendengar ada suara langkah kaki, seketika wajah Han Lulu langsung berubah.
"He... He Yuxiang? Apakah itu kamu?" Tanya Han Lulu sambil mengatupkan giginya, dengan sedikit suaranya yang sedikit gemetar. Hal itu sangat jelas menunjukkan bahwa, suasana hatinya sedang tidak tenang.
Tiba-tiba ada jeda dalam langkah kaki itu. Namun He Yuxiang tidak menjawab, ia malah terus mendekat. Saat itu He Yuxiang terus berjalan ke arah belakang batu prasasti Taolin dan melihat Han Lulu sedang meringkuk di sana.
"Apa-apaan ini? Kamu berani mengajakku berkencan, tapi sekarang kamu tidak berani menemuiku? Jangan pura-pura!" Suara anak laki-laki itu penuh dengan hinaan dan hinaan.
Saat ini, tubuh Yun Hua menjadi semakin kaku, dan segala macam pikiran muncul di benaknya. Perkataan He Yuxiang sama persis seperti dulu. Dan tidak ada satu kata pun yang berubah. Bahkan nada bicaranya pun juga sama.
"A… Aku... Sedang merasa sedikit tidak nyaman sekarang…" Suara Han Lulu terdengar sedikit bergetar.
Meski Han Lulu bersikap ceroboh, namun karena Ayahnya sebagai Waka Kesiswaan, sehingga ia pun berani bersikap sombong. Tapi di depan seorang pemuda yang ia sukai, ia juga bisa bersikap rendah diri dan pemalu, dan sikapnya saat ini tidak jauh lebih baik dari Yun Hua waktu itu.
Han Lulu tidak berani membiarkan He Yuxiang melihatnya saat ini. Namun He Yuxiang tidak terlalu peduli dengannya. He Yuxiang pun langsung pergi ke belakang batu Taolin dan melihat Han lulu sedang dalam kekacauan.
*
Sekarang di celah batu, seluruh tubuh Yun Hua benar-benar kaku. Meskipun Yun Hua bukan gadis yang benar-benar cuek, tetapi sekarang ia dengan pria asing yang begitu dekat di celah batu yang sempit, ia merasa malu dan juga tidak nyaman saat berada dalam posisi yang begitu dengan dengan orang yang masih asing baginya.
Yun Hua juga bingung saat memikirkan pria yang entah sejak kapan bersembunyi di belakangnya itu. Pria tersebut hampir mendekap tubuh Yun Hua dalam pelukannya dan memblokir tepi dan sudut batu…
Yun Hua menggerakkan tubuhnya untuk berusaha menjauh dari pria itu, tetapi jarak di antara bebatuan itu terlalu kecil. Saat itu Yun Hua sudah merasa malu dan kesal, ia benar-benar merasa sangat malu.
"Kamu, geser sedikit sana!" Kata Yun Hua dengan marah.
"Minggir? Hei, bersikaplah masuk akal. Tempat ini seperti ini. Hanya cukup untuk satu orang saja. Kamu masuk dan menduduki wilayahku. Lalu kamu menyuruhku minggir?" Pria itu berbicara dengan nada yang rendah dan dalam, namun suaranya terdengar memabukkan, "Perhatikan siapa yang datang dulu ke sini."
Dulu, Yun Hua sering mendengar seseorang yang bisa menggambarkan suara seseorang yang indah, bahkan sampai membuat seseorang yang mendengarnya seperti sedang melayang. Dan saat ini, ia sendiri yang mengalaminya.
Suara pria ini benar-benar indah, tapi di sisi lain pria ini juga sepertinya pria yang mesum. Sungguh sia-sia suara indahnya itu! Ucap Yun Hua dalam hati.
Saat ini di batu prasasti Taolin, Han Lulu merasa sangat malu dan terhina. Ia hanya bisa menundukkan kepalanya dan ia ingin sekali bersembunyi.
He Yuxiang mencibir dan meraih kaos lengan pendek yang ada di tangannya. Dan nada suaranya saat ini bahkan terdengar lebih menghina daripada sebelumnya, "Han Lulu, ternyata kamu, ya? Kamu sangat tidak tahu malu. Apa yang ingin kamu lakukan dengan mengajakku berkencan? Kamu ingin aku melakukan apa padamu?"