Chereads / Jadi Wanita Simpanan Cowok Kaya / Chapter 23 - Bukan Aku yang Mencampakkannya, Dialah yang Mencampakkanku

Chapter 23 - Bukan Aku yang Mencampakkannya, Dialah yang Mencampakkanku

Gina tertegun sesaat. Ia mendapati bahwa pria yang awalnya tampan dan lembut seperti batu giok mengatakan bahwa orang asing tak boleh mendekat kepadanya. Gina hanya bisa cemberut dan duduk di kursi belakang. 

"Kudengar Tuan Yin tidak suka jika ada orang yang duduk di kursi penumpang di sampingmu, rupanya itu benar," kata Gina sambil berusaha meredakan rasa malunya.

Yin Tangyi tidak menghiraukannya dan tetap terus mengemudi dengan seksama. 

Ketika mobil Yin Tangyi melaju di sepanjang jalan, pemandangan di luar jendela mobil berjalan mundur.

Yin Tangyi berkata dengan nada datar, "Aku tidak suka orang lain terlalu dekat denganku."

Bukankah pernah pada suatu ketika di masa lalu, Pangeran juga mengatakan hal yang sama? Hasilnya? Gina mengangkat kedua alisnya dan menimpali perkataan Yin Tangyi, "Aku akan mempertimbangkan untuk menjadi juru bicara bagi Grup Yin. Aku akan memberimu jawaban dalam tiga hari mendatang."

Perkenalan antara Gina dan Yin Tangyi memang tak disengaja. Saat Yin Tangyi melihat iklan Gina di tengah lautan manusia, pria itu mendadak memintanya untuk menjadi juru bicara.

Gina mengaku sangat puas dengan syarat dan ketentuan yang ditawarkan oleh Yin Tangyi. Namun, karena ingin mempertaruhkan kartu yang bagus, oleh sebab itu Gina akan memberikan jawaban dalam beberapa hari ke depan. 

Sebenarnya, topik obrolan mereka berdua sangat menyenangkan. Namun, sejak Yin Tangyi melihat Li Shengxia dan apa yang dilakukan gadis itu di hotel, ia mendadak berubah.

"Ya," Yin Tangyi menjawab singkat, pikirannya masih kacau. Apa yang dilihatnya beberapa waktu lalu masih terngiang-ngiang dalam benaknya.

Gina mendengar bahwa Yin Tangyi dan Li Shengxia punya masa lalu. Dengan penuh rasa penasaran, ia bertanya dengan hati-hati, "Apakah Tuan Muda Yin mengenal Li Shengxia?"

Yin Tangyi tertegun sejenak, lalu menjawab dengan suara lirih dan singkat, "Ya."

"Kudengar bahwa ia telah mengacaukan pesta pertunanganmu, kupikir itu hanya rumor. Tak kuduga bahwa Li Shengxia juga punya hubungan denganmu."

"Aku sudah tidak punya hubungan apa-apa lagi dengannya," jawab Yin Tangyi dengan tenang, yang jelas-jelas menunjukkan bahwa antara Li Shengxia dengan dirinya memang punya hubungan di masa lalu.

Gina masih merasakan sakit pada kaki kanannya. Ketika menyadari bahwa Yin Tangyi telah putus dengan Li Shengxia, ia seolah-olah menemukan orang yang bisa dipercayainya. Ia benar-benar tidak bisa menahan amarahnya.

"Wanita bernama Li Shengxia ini benar-benar licik dan berbahaya! Ia juga senang membuat masalah! Sungguh menjijikkan! Demi uang, ia bisa melakukan apa saja yang ia suka!"

"Kudengar Li Shengxia pernah menagih biaya perpisahan dari ibumu. Aku sama sekali tidak menduga bahwa rumor itu benar. Benar-benar keterlaluan. Saat memutuskan hubungan dengan kekasihnya, ia mengacaukan pesta pertunangan orang lain. Dia pikir semua pria di bawah kolong langit ini mengantre untuk memanjakannya!"

"Jangan melihat wajahnya yang cantik. Otaknya penuh dengan hal-hal buruk. Tindakanmu untuk mencampakkannya itu sudah benar, dan kau tidak boleh memberinya biaya perpisahan sama sekali!"

Gina belum selesai mengakhiri rentetan omelannya, tapi ia sudah mendengar suara desisan dan Yin Tangyi mendadak mengerem mobilnya, dahi Gina pun membentur bagian belakang kursi pengemudi di hadapannya. 

Sebelum ia sempat bereaksi, Yin Tangyi dengan dingin membentaknya, "Turun!"

Apakah sudah sampai di rumah sakit?

Gina menutup dahinya dengan satu tangan, sementara tangan lainnya menutup kakinya. Ia menatap Yin Tangyi dengan penuh kebingungan, "Kakiku terluka. Apakah Tuan Muda Yin bisa memapahku?"

"Keluar——"

Ekspresi Gina mendadak berubah cemberut, seolah ia tidak mempercayai apa yang ia dengar dan bertanya, "Kau menyuruhku melakukan apa?"

"Aku menyuruhmu keluar."

Gina memastikan bahwa dirinya tidak salah dengar. Ia menghardik Yin Tangyi dengan penuh amarah, "Yin Tangyi!"

Yin Tangyi mengabaikan Gina yang gemetaran dan tidak bisa berkata apa-apa, lalu membalas ucapan wanita itu dengan dingin.

"Ini bukan hakmu untuk menghakimi wanita macam apa Li Shengxia itu! Jangan mengira kau bisa mempelajari temperamen seseorang hanya dari mengubah wajahmu secara keseluruhan! Dari ujung kepala hingga ujung kaki, kau benar-benar mengeluarkan bau busuk! Entah membuka atau menutup mulut, kau melakukannya demi uang atau pria! Apa kau merasa dirimu sendiri tidak menjijikkan?"

Gina sama sekali tidak menyangka bahwa Yin Tangyi akan bicara seburuk itu mengenai dirinya. Ia terdiam selama beberapa saat dan setelah suaranya pulih, Gina seolah-olah tidak percaya bahwa seseorang akan berkata seperti itu tepat di hadapannya. "Kau … kau berani memarahiku?"

"Kau sudah tahu bahwa kau dimarahi. Cepat segera turun dari mobilku!"

Gina terhuyung-huyung keluar dari pintu mobil, diikuti oleh Yin Tangyi.

Yin Tangyi melepas karpet dan sarung jok kursi yang mahal di kursi belakang, kemudian ia membuang benda-benda itu ke tempat sampah tanpa berpikir dua kali, seolah tempat Gina duduk membuatnya jijik.

Ekspresi Gina benar-benar membeku melihat adegan di depan matanya.

Yin Tangyi segera mengambil draf kontrak di antara mereka berdua. Ia merobeknya menjadi dua bagian dengan tangannya, lalu merobeknya lagi menjadi empat bagian. Dengan ekspresi dingin, pria itu membuangnya ke tempat sampah.

Gina yang menyadari apa yang terjadi sangat terkejut sekaligus marah, "Kau … kau … kau … kau jangan lupa, kaulah yang memintaku menjadi jubir!"

Yin Tangyi membalas perkataan Gina dengan nada kejam, "Terima kasih sudah memberitahuku sejak awal. Jika tidak, aku tidak akan tahu karaktermu sampai kau menandatangani kontrak. Kau juga harus membayar denda jika ingin mengakhiri kontrak."

Wajah cantik Gina berubah menjadi sangat buruk.

"Selain itu, masih ada satu hal lagi. Nona Gina, kau salah. Bukan aku yang mencampakkan Li Shengxia, melainkan dia yang mencampakkanku."

Ekspresi Gina benar-benar terkejut mendengarnya. Setelah Yin Tangyi menyelesaikan kalimatnya, ia berkata, "Jika Li Shengxia berubah pikiran, aku akan menunggunya kembali kapan pun. Tapi, meskipun kau menyesal, Grup Yin tak akan pernah punya kesempatan untuk menjalin kerja sama denganmu lagi."

Yin Tangyi mengakhiri pembicaraannya dengan kembali ke mobilnya. Ia menginjak pedal gas dalam-dalam dan meninggalkan Gina sendirian.

Asap knalpot yang dihasilkan mobil Yin Tangyi membuat Gina tersedak dan batuk. Dengan amarah yang memuncak, ia melempar sepatu hak tingginya ke arah mobil sang Tuan Muda dan berteriak membabi buta, "Yin Tangyi, dasar kau gila!"

Sayangnya, sepatu hak tingginya mengenai mobil polisi dan detik berikutnya ia ditangkap polisi dan digiring ke kantor polisi terdekat untuk diinterogasi.

"Lepaskan aku! Apa kalian tahu siapa aku! Aku adalah sang bintang besar, Gina!"

"Nona, kau melemparkan benda dan membuat kekacauan di jalan. Kau juga berteriak memaki-maki, membuat keributan di depan umum. Kami punya hak untuk menginterogasimu. Harap bekerja sama dengan kami!"

"Yin Tangyi! Aaah! Ah!" Gina berteriak histeris, tapi polisi yang bertugas dengan cepat membawanya masuk ke dalam mobil polisi dan membawanya pergi.

***

Di saat yang sama, di tempat lain, Heritage Hotel.

Li Shengxia terbangun dan sadarkan diri pada keesokan harinya. Karena hari sebelumnya ia berusaha keras mendorong Mo Nianchen menjauh darinya, tapi akhirnya jatuh terlelap dalam pelukannya, tangan Mo Nianchen saat ini masih memegang erat pergelangan tangannya.

Mo Nianchen merasa gugup. Ia membuka kedua matanya dan menyadari ada seseorang di atas dadanya. Setelah memperhatikan dengan cermat, ternyata orang tersebut adalah Li Shengxia.

Kapan mereka berpelukan begitu dekat? Li Shengxia tidak menghindar dan mendorongnya menjauh. Gadis itu begitu tenang dan diam, seperti seekor kucing Persia yang meringkuk di dada Mo Nianchen.

Mo Nianchen bahkan tidak ingat dengan jelas apa yang terjadi semalam. Ia hanya ingat bahwa dirinya minum-minum dengan Ouyang dan lainnya pada awalnya. Mengapa ia saat terbangun melihat Li Shengxia?

Saat ini, Li Shengxia membuka kedua matanya. Sebaliknya, Mo Nianchen segera menutup matanya, berpura-pura tidur.

Saat melihat dan menyadari Mo Nianchen belum bangun, Li Shengxia menghela napas lega. Ia tidak tahu mengapa dirinya bisa tertidur. Ia ingin bangun, tapi ia kemudian menyadari bahwa Mo Nianchen masih memegang pergelangan tangannya dengan erat.

Apakah ia harus menunggu sampai Mo Nianchen bangun? Hati Li Shengxia mulai tidak nyaman dan akhirnya ia memanggil nama pria itu, "Mo Nianchen?"