Chereads / Dia Hanya Mengingatku / Chapter 3 - Aku Adalah Istrimu

Chapter 3 - Aku Adalah Istrimu

Wen Qiao kemudian sadar dengan sikapnya. Dengan cepat ia berpura-pura terlihat sedih lalu bertanya lagi, "Apa dia terluka di bagian lain?"

"Semuanya hanya luka luar, tidak ada yang serius."

Ranjang pasien didorong keluar dari dalam ruang operasi. Kepala Fu Nanli terbalut perban, matanya masih terpejam, dan dia terlihat masih belum sadarkan diri. Dokter mengatakan bahwa setelah efek obat biusnya menghilang maka dia akan sadarkan diri.

Suara hujan deras terdengar dari luar, Wen Qiao merasa tidak tenang mendengarkan suara mesin yang menunjukkan keadaan vital Fu Nanli.

Dia duduk di depan ranjang rumah sakit, kemudian dia baru memiliki waktu untuk mengamati laki-laki yang tiba-tiba ditakdirkan untuk terikat dengan dirinya.

Dia memiliki hidung yang mancung, garis wajahnya terlihat jelas. Walaupun dia masih belum sadarkan diri tapi Wen Qiao dapat merasakan aura dingin dan bermartabat dari tubuh Fu Nanli, terlihat jelas bahwa dia adalah tuan muda dari keluarga kaya raya.

Tiba-tiba pintu terbuka. Wen Qiao melihat seorang laki-laki berambut putih berlari masuk ke dalam, sorot matanya terlihat ketakutan, dia terbatuk-batuk dan dengan terbata-bata bertanya, "Tuan muda… tuan muda… bagaimana keadaannya?"

Wen Qiao langsung menenangkannya, "Dia mengalami kecelakaan dalam perjalanan ke bandara, tapi saat ini dia sudah tidak dalam keadaan kritis hanya saja kepalanya terluka. Dokter mengatakan dia akan segera sadarkan diri jadi tidak perlu khawatir."

Pelayan itu terlihat masih khawatir dan takut.

"Hm…" Laki-laki yang berbaring di atas ranjang itu tiba-tiba mengeluarkan suara.

Laki-laki berambut putih itu langsung berlari ke samping ranjang. Dia terlihat tidak tahu harus berbuat apa dan matanya merah, "Tuan muda… tuan muda…"

Fu Nanli perlahan membuka matanya, Wen Qiao menekan tombol yang ada di dekat kepala ranjang kemudian kepala ranjang perlahan-lahan naik dan Fu Nanli menjadi setengah berbaring.

Wen Qiao dengan hati-hati memperhatikan raut wajah Fu Nanli. Sorot matanya terlihat kebingungan, dia melihat ke arah laki-laki berambut putih itu kemudian dengan suara serak bertanya, "Kamu adalah…?"

Laki-laki berambut putih itu terlihat tertegun. Jari tangannya gemetar seolah tidak percaya dengan pertanyaan Fu Nanli, "Tuan muda, saya… saya adalah pelayan keluarga Fu, Anda selalu memanggil saya Paman Li. Anda… Anda kenapa?"

Wen Qiao menggenggam kedua tangannya dan dalam hati menghela nafas lega, dia merasa sangat senang karena Fu Nanli benar-benar hilang ingatan.

Fu Nanli terlihat kesakitan, raut wajahnya menunjukkan bahwa ia sangat kesakitan, terlihat sorot mata depresi akibat kecelakaan yang baru saja dia alami kemudian dengan suaranya yang serak berkata lagi, "Pelayan? Pelayan apa?"

Raut wajah Paman Li terlihat seperti melihat dunia yang hancur, saat ini dokter kebetulan berjalan masuk kemudian memanggil Paman Li untuk keluar agar bisa menjelaskan keadaan Fu Nanli.

Di dalam kamar rawat inap hanya tersisa Fu Nanli dan Wen Qiao.

Fu Nanli dengan kebingungan dan cuek melihat Wen Qiao, "Kamu siapa?"

Dia menggunakan pakaian pasien, tapi Wen Qiao tetap merasa tertekan dengan aura yang keluar dari tubuh Fu Nanli.

"Kamu tidak ingat denganku?"

Fu Nanli memicingkan matanya berusaha untuk mengingat Wen Qiao. Kemudian kepalanya terasa sakit sehingga akhirnya ia menyerah untuk mengingat kembali kemudian dengan nafas yang berat bertanya lagi, "Siapa?"

Wen Qiao melihat Fu Nanli yang kebingungan dan untuk menyelamatkan nyawanya akhirnya dia berkata...

"Aku… adalah istrimu."

Laki-laki itu mengangkat alisnya, kemudian dia melihat Wen Qiao dari ujung kepala hingga ujung kaki. Wen Qiao merasa sangat tegang hingga dia menelan air liurnya dan kedua tangannya meremas roknya. Melihat sorot mata Fu Nanli yang agresif dan kuat, dia hanya bisa tersenyum sambil merasa bersalah.

'Dia tidak mungkin menyadari sesuatu, dia bahkan tidak mengenali pelayan rumahnya jadi dia tidak mungkin menyadarinya.' Wen Qiao berkata dalam hati.

Wen Qiao tidak memiliki niat untuk melakukan apapun, dia hanya ingin menjaga nyawanya.

Fu Nanli perlahan mengangkat tangannya kemudian jarinya yang lentik itu berhenti di samping wajah Wen Qiao, Wen Qiao awalnya ingin menghindar tapi setelah berpikir, dia sadar dia tidak boleh menghindar.

Ujung jari Fu Nanli terasa dingin dan dengan pelan dia mencubit pipi Wen Qiao.

Fu Nanli merasa perempuan cantik yang ada di depannya ini terlihat seperti boneka porselen, kedua matanya terlihat begitu polos dan jernih membuatnya tidak bisa memalingkan pandangannya.

"Istriku seorang… perawat?"

Suaranya begitu jelas walaupun masih serak, itu membuat rasa panas di wajah Wen Qiao menyebar hingga ke telinganya.