Pandangan mataku tak henti hentinya melihat kearah luar jendela. Jujur saja, ternyata bekerja menjadi detektif seperti ini sangat melelahkan.
Tapi aku juga punya suatu alasan untuk profesiku yang sekarang sedang aku geluti ini.
"Dek? Kamu belum sarapan ya? Lesu banget." Ejek Mas Agung yang sedari tadi ternyata memperhatikanku dari kaca depan.
Pak Satyo dan Mas Agung hanya tertawa kecil melihat balasanku yang memutar bola mata malas dan sedikit menghela nafas.
"Kan mas liat sendiri aku makan dua kali. Yang terakhir ditraktir Pak Satyo."
Yah, mengingat pagi tadi aku dibelikan nasi uduk, dan kemudian sebelum pergi dipaksa makan bubur oleh Pak Satyo. Sebenarnya aku tidak makan dengan rasa terpaksa, jujur saja, walaupun sudah makan, jika ditawari makanan lagi tidak boleh menolak. Tapi ini hanyalah prinsipku.