Vanny Agatha Lexia nama yang diberikan Argan dan Tania selaku orang tua Vanny. Vanny memiliki satu kakak laki laki, tetapi kakak laki laki nya bukan kakak kandung Vanny melainkan kakak angkatnya. Kakak Vanny diberi nama Regan Lakamana Lexia, Regan merupakan anak dari sahabat ayah Vanny. Regan kehilangan kedua orang tua nya karena kecelakaan lalu lintas, sejak saat itu Regan diangkat menjadi anak pertama Argan dan Tania.
Usia Regan dan Vanny tidak begitu jauh hanya berbeda satu tahun. Sekarang Regan menduduki bangku 2 SMA sedangkan Vanny 1 SMA. Mereka bersekolah di sekolah yang sama, sekolah mereka di kenal dengan nama GHANTA.
Regan dan Vanny merupakan kakak beradik yang cukup terkenal harmonis. Regan memiliki sifat yang penyabar dan ramah kepada siapa saja, berbeda dengan Vanny yang sangat judes tetapi dikenal bawel oleh teman teman nya.
Tepat hari ini yaitu hari Senin, Regan dan Vanny memasuki pembelajaran Semester 2. Regan memang orang yang ramah tetapi sangat anti dengan pembelajaran sekolah sedangkan Vanny lebih tekun dalam belajar sehingga lebih sering menghabiskan waktu di perpustakaan. Upacara bendera dilaksanakan pukul 07.05, Regan dan Vanny tidak terlambat pagi ini. Upacara berlangsung dengan baik dan tidak ada kerusuhan apapun hingga upacara selesai.
Vanny sudah berada dikelasnya, Vanny duduk dibangku paling belakang yang sudah ditentukan oleh wali kelasnya saat semester pertama. Saat Vanny membuka buku pelajarannya Regan datang menghampiri kelas Vanny tepatnya untuk berjumpa dengan Vanny.
"Van, nih minum biar makin seger otak lo" ucap Regan dengan menyodorkan sekotak susu kepada sang adik. Vanny hanya mengangguk lalu mengambil sekotak susu yang diberikan oleh Regan.
Regan sudah terbiasa dengan tingkah laku Vanny yang terkadang tidak menghiraukan sekitarnya. Setelah melihat Vanny menghabiskan sekotak susu yang ia berikan, Regan mengacak rambut Vanny terlebih dahulu setelah itu barulah Regan pergi meninggalkan Vanny untuk kekelas nya.
Hari ini cuaca cukup cerah, tidak ada tanda tanda akan turun hujan. Regan berniat untuk mengajak teman nya Reno bermain basket dilapangan. Disekolah Regan memiliki dua teman yaitu Reno dan Alex, mereka sudah berteman sejak SMP.
"Ren main kuy?" ajak Regan kepada Reno yang sedang asik memakan cemilan yang ia bawa dari rumah.
"Main apa? main cewek? kuylah" mendengar jawaban dari Reno, Regan hanya menggelengkan kepala. Ia sangat kenal dengan kebiasaan Reno yang dikenal dengan sebutan playboy.
"Main petak umpet ren, biar gua umpetin lu diruang laboratorium" jawab regan bergurau.
"Jangan lah gan, entar patung patung yang ada disana kepincut sama gua" Regan hanya memutar bola matanya dengan malas.
Tanpa berpikir panjang Regan menarik lengan Reno untuk menyeretnya kelapangan. Reno hanya pasrah dengan mengikut tuntunan Regan. Saat sampai dilapangan Regan melihat Alex dan Vanny yang sedang berbincang di bawah pohon besar ditepi lapangan basket.
"Vanny!!" jerit Regan memanggil Vanny dari kejauhan. Vanny yang merasa terpanggil pun menoleh kearah suara dan mendapatkan Regan yang berjalan menyeret temannya untuk menghampiri Vanny.
"Lo ngapain nyeret Reno gan? udah kayak kambing aja tuh si Reno" ucap Alex dengan tawa kecilnya. Regan yang sudah melepas genggamannya dari Reno langsung duduk ditengah tengah Alex dan Vanny untuk menjadi pembatas.
"Lo berdua ngapain di sini?" tanya Regan dengan sinis ke arah Vanny dan Alex. Vanny hanya diam dan memandang Alex sedangkan Alex hanya menggaruk leher belakangnya yang tidak gatal sama sekali.
Reno mulai paham dengan situasi dihadapannya, ia pun membuka pembicaraan agar tidak terlihat canggung.
"Palingan juga Alex nitip beliin siomay sama Vanny, sekarang udah ngumpul di sini mending main basket dari pada gw mainin Vanny heheh" gurau Reno yang dibalas dengan tatapan maut dari Regan.
"Van? lo ga diapa apain sama Alex kan?" tanya Regan dan dijawab dengan gelengan oleh Vanny.
"Gu-" belum selesai Alex berbicara, Regan sudah memotong "kalau lo digangguin Alex bilang sama gua, biar gua goreng kuping gajahnya Alex" mendengar jawaban itu Vanny hanya tersenyum dan mengangguk sedangkan Alex sudah menutup telinganya rapat rapat dengan kedua tangannya.
Regan berserta dua temannya sedang bermain basket dilapangan, Vanny hanya duduk memandang mereka bertiga. Sekarang lapangan itu sudah dipenuhi dengan siswi siswi perempuan yang hendak melihat tiga pria itu bermain basket. Bisa dibilang mereka bertiga memiliki daya tarik yang menarik, baik itu dari wajah, tubuh maupun sikap.
Setiap Regan mencetak goal, siswi perempuan pasti meneriaki nama Regan dengan sangat keras. Menurut Vanny sudah seperti konser yang membuat gendang telinganya ingin pecah. Saat bermain ditengah lapangan Reno sering sekali memberikan wink kepada siswi perempuan disekitar lapangan yang membuat sebagian terpesona.
Vanny mulai bosan dengan suasana seperti itu, Vanny beranjak dari tempat duduknya untuk pergi keperpustakaan. Saat Vanny mulai berjalan menjauh dari lapangan, Regan menoleh dan mengejar Vanny.
"EH, GUA DULUAN YA. LO BERDUA LANJUT AJA" teriak Regan ke Reno dan Alex disambut dengan anggukan dari mereka berdua.
Regan berhasil mengejar langkah kaki Vanny. Vanny hanya menoleh sebentar dan fokus kembali melihat lurus. "ih ada cogan malah dianggurin" dengus Regan kesal.
"Jelek gitu dibilang ganteng, mimpi ya kak?" tanya Vanny dengan sedikit penekanan.
"Jelek jelek gini lo juga mau kan sama gua?" mendengar itu Vanny hanya menghela napas dan menjawab "pala lo tujuh, pede banget lo kak" Regan hanya tertawa kecil dan mencubit gemas pipi Vanny yang membuat Vanny berdecak kesal.
Jam pulang sekolah sudah berbunyi menandakan siswa siswi GHANTA diperbolehkan untuk pulang. Vanny membereskan semua buku dan alat tulis yang berantakan di atas meja. Vanny mempunyai satu teman perempuan bernama Gita, ia sangat periang dan sangat suka berbicara tanpa henti. "Vanny" panggil Gita dan di sahut oleh Vanny "hm?" Gita menoleh kearah pintu kelas dan mengangkat setengah tangannya lalu membentuk angka 3 dengan jari jarinya.
"Pasti kakak tersayang lo bentar lagi datang dalam hitungan 3 detik" ucap Gita.
"satu"
"dua"
"tiga" hitung Gita dengan melihat ke arah pintu.
"VANNYYYYYYYYY" jerit Regan didepan pintu kelas sang adik. Vanny hanya menatap Regan dengan tatapan malas lalu menoleh ke arah Gita dengan senyuman.
Gita sudah hapal dengan sifat Vanny yang terlihat bodoamat. "Sana pulang" tegur Gita dan dibalas dengan anggukan dari Vanny "duluan ya"
Vanny menghampiri Regan yang sudah berdiri dengan memasukkan tangan kedalam saku celana. "Tuan Putri mu jalan jalan enggak?" tanya Regan, Vanny hanya menggeleng dan berkata "malas kak, mau tidur". Regan mempoutkan bibirnya kedepan lalu menyusul langkah kaki Vanny.