"Antarkan Sandra ke istana dan suruh pelayan untuk mendandani nggak secantik mungkin. Aku tak ingin melihat putriku terlihat buruk di depan calon suaminya." Kalimat itu adalah dasar alasan Grace berdiri di sini. Menatap ke arah seorang pelayan yang sibuk dengan aktivitasnya, tentu saja tak sulit untuk mendadani wajah Sandra. Hanya cukup dengan beberapa polesan make up saja, gadis itu sudah nampak begitu sempurna. Wajah cantiknya tak pernah paripurna oleh waktu. Kecantikan datang dari dalam dirinya.
"Sudah selesai, Nona. Anda benar-benar tampak cantik dan sempurna," kata wanita paruh baya itu tersenyum manis. Menarik perlahan dagu lancip Sandra untuk menyempurnakan satu polesan make up. "Calon suami Anda, pasti akan terpesona hanya dengan sekilas pandang saja." Ia mengimbuhkan. Seakan dari pujian saja tak cukup untuk membuat hatinya puas. Ia benar-benar bak sedang melihat lukisan hidup di depannya. Sandra mirip dengan boneka Cantik yang disukai oleh putrinya.