"Jangan berharap bisa menyelamatkan putrimu dengan mendekati musuhmu, Alif. Itu adalah sebuah keputusan yang bodoh," ucap Ten sembari tertawa dengan ringan. Pria berhidung lancip dengan dagu persegi itu itu mulai mengiring pembicaraan mereka ke arah yang lebih serius lagi. Bukan hanya sekadar basa-basi, akhirnya Ten berani untuk menunjukkan dirinya lagi di muka umum bukan tanpa alasan dan sebab yang berarti. Ia sudah tak bisa mempercayakan Sandra pada Alif lagi.
Menjemput Sandra? Entahlah. Jika itu mungkin maka Ten pasti akan melakukannya.
"Katakan apa tujuanmu datang kemari dan menemui diriku, Ten." Alif mulai geram. Ia enggan diajak berbicara basa-basi tanpa ada bobot yang berarti. Alif ingin segera menyelesaikan malam ini dan pulang ke penginapan tempat dirinya dan sang istri tinggal. Ia ingin melupakan semuanya selepas ini. Kembali pada kesehariannya yang itu-itu saja.