Pria itu mulai mendongakkan kepalanya. Perlahan-lahan, arah sepasang mata tajam nan asing itu, bertemu dengan lensa pekat milik Alif. Matanya menyipit, Alif yakin, ia sedang tersenyum di balik masker hitam itu. Sungguh menyebalkan! Pria itu bahkan tersenyum di atas ketidakmengertian dirinya.
"Aku bertanya padamu, Alif ...."
"Bagaimana kau bisa tahu namaku?"
"Bagaimana keadaannya?" ucapnya mengimbuhkan. Mengabaikan kalimat pria yang kini semakin tegas mengerutkan dahinya.
O
"Siapa yang kau ...." Ucapan Alif terhenti, pria di depannya mulai melepas topi dan menurunkan masker yang sedari tadi menutup wajahnya.
Alif membuka matanya lebar-lebar kala tahu siapa yang duduk di depannya saat ini.
"Putriku. Sandra. Bagaimana keadaannya?"