Matanya menatap nanar perawakan tubuh lemah yang duduk bersandar kursi sofa di sisinya. Matanya terpejam rapat, tetapi tangannya kokoh menggoyangkan ayunan bayi di sisinya. Inilah potret yang tak pernah dibayangkan oleh Bima sebelumnya. Ia bahkan ragu dulunya, ragu kalau Elena akan benar-benar siap untuk menjadi seorang ibu. Jika diingat dengan benar, di masa lampau, tepat saat kesalahan itu belum terjadi, Elena adalah wanita yang tak akan pernah mau duduk di lantai yang kotor. Ia bukan wanita yang akan rela wajahnya tak dirawat dengan mahal. Ia juga bukan perempuan apa adanya yang rela matanya menghitam sebab begadang beberapa hari belakangan. Ia adalah wanita bar yang penuh kharisma dan kecantikan luar biasa. Membuat Bima terlena hanya dalam satu malam.
Di malam yang sama pula, semua kekacauan ini berawal.