Langkahnya tegas berlari menyusuri lorong bangunan rumah sakit. Hatinya mulai kalut dengan kabut hitam yang menyelimuti pikirannya. Melayang-layang entah kemana perginya, tak ada pikiran baik dan positif lagi. Semuanya dipenuhi dengan kekhawatiran yang membawa segala air mata turun membasahi pipinya. Sandra menampik semua pikiran kotor itu, tetapi tamengnya kali ini tak cukup kuat. Hantaman yang diberikan dalam setiap langkah menuju keadaan yang akan memberikan sebuah kejutan untuknya terlalu hebat. Sandra payah kalau sudah menyinggung pasal sang ibu. Gelar yang diberikan oleh teman-temannya pasal si gadis tangguh dengan ambisi yang kuat dan kokoh, kini sirna ditelan keadaan. Hanya bersisa kehancuran di dalam hatinya.
"Dokter!" Sandra menyela, kala seorang pria tiba-tiba saja keluar dari ruangan yang ada di sudut lorong. Di dalam sana ibunya berada.