Senja menutup tugas sang raja siang. Jingga indah cahayanya agung di atas cakrawala lepas. Warna orange indah dilukiskan di atas sana. Langit tak mendung, juga tak akan ada hujan malam ini. Semua baik-baik saja dengan udara yang lebih hangat dari senja sebelumnya. Pria tampan dengan hidung mancung masih terus saja menatap bentang langit yang luas menjadi payung peneduh untuknya saat ini. Atap bangunan Wang Lounge And Bar in the Night Skye menyimpan pesona luar biasa yang disuguhkan langsung oleh alam dan semesta. Kalau malam tiba, tak ada hujan juga tak mendung, maka di atas sana akan ada taburan bintang berkelap-kelip juga bulatan sempurna sang dewi malam. Mr. Leo sering menghabiskan waktunya di tempat ini. Tepat di sisi bangunan atap ia biasanya merokok dan merehatkan sejenak pikiran juga raganya. Melupakan penat yang dirasa juga sejenak menguapkan masalah yang membuat kepalanya riuh bergemuruh.
Di tempat inilah, ia biasa memikirkan hal-hal kecil yang tak terduga, misalnya seperti apa wajah ayah kandungnya yang sesungguhnya? Seperti apa wanita yang sudah melahirkan dirinya juga mengapa ia bisa berada di tempat asing ini? Tak ada wajah yang mirip dengannya. Leo lebih mirip orang luar negeri yang berasal dari keluarga kaya. Jika hanya masalah perekonomian kedua orang tuanya membuang Leo, maka itu terlalu mengada-ada. Pasti ada sesuatu yang membuatnya bisa berada di Kota Jakarta. Memang, ia hidup dan besar juga punya kebangsaan di tempat ini. Ia sah menjadi warga negara Indonesia dengan Nyonya Aida Shalitta yang menjadi ibu sahnya. Pria tua yang sudah meninggal dunia karena kecelakaan adalah ayah yang tercatat di dalam akta kelahiran Leo. Namanya, Mr. Wang. Ya, siapa lagi memang. Leo mendapatkan nama Wang itu sebab ayah angkatnya.
"Mr. Leo," panggil seorang dengan lirih. Leo yang baru saja mengepulkan asap rokok melalui celah-celah bibirnya itu menoleh. Atap bangunan Wang Lounge And Bar in the Night Skye sengaja ia tutup untuk malam ini, Leo ingin menikmati semuanya sendirian. Hanya ada orang-orang tertentu saja yang menjaga pintu utama di sudut saja. Jika seseorang ingin naik ke atas dan menemuinya, maka ia harus menemui kedua penjaga bertubuh kekar itu. Yes-men adalah organisasi yang menampung semua 'anjing peliharaannya'
"Ada laporan terbaru?" tanya Leo mulai dengan tebakannya. Ya, pria ini hanya datang padanya kalau ada informasi dan laporan terbaru yang bisa diberikan pada Leo. Singkatnya, ia tak akan pernah datang hanya sekadar berbasa-basi, jumpa temu, atau mengobrol dan minum kopi bersama. Kedatangan pria ini berarti bahwa ada hal penting yang harus segera diselesaikan olehnya.
"Ini dokumen yang Anda minta, Sir." Pria itu membungkuk. Ia menyerahkan sebuah map plastik dengan beberapa lembar kertas yang dikaitkan menjadi satu di dalamnya. Leo diam sejenak. Ia meletakkan gulungan tembakau yang masih menyala itu di atas asbak besi di tengah meja. Ia mengepulkan asap rokok dari celah bibirnya untuk terakhir kali sebelum akhirnya meminta dokumen yang diserahkan padanya senja ini.
"Tentang gadis semalam?" tanya Leo memincingkan matanya.
Pria tua itu mengangguk. "Tak sulit mencari informasi tentangnya, Sir. Gadis itu cukup populer dengan kecantikannya yang tak biasa," ucapnya menerangkan.
Leo hanya mengangguk. Ia mulai membuka dokumen yang ada di atas pangkuannya. Halaman pertama hanya berisi foto Sandra dan identitas singkat darinya. Sebuah nama yang tak asing, Sandra adalah anak kandung dari pria yang bekerja di bawah asuhan sang ibunda. Sungguh takdir yang mengejutkan.
Leo kembali menjelajahi kertas yang ada di depannya. Pandangan mata tertuju pada apa yang ada di dalam sana. "Kau yakin ini benar-benar biodata dari gadis semalam?" Seakan tak percaya, Leo mulai memprotes. Ia mendongakkan kepalanya untuk menatap pria tua itu.
Hanya bisa mengangguk, memang inilah jawabannya. Semua yang ada di depan Leo adalah informasi yang asli dan berasal dari sumber terpercaya.
"Kau percaya dengan wajah itu? Maksudku ... Sandra punya wajah ala orang barat. Namun di sini hanya ada dua nama kuno yang berasal dari Indonesia yang menjadi kedua orang tuanya. Gadis itu penipu rupanya," tukas Leo kembali menutup dokumen yang ada di atas pangkuannya. Tak tertarik, sebab apa yang ada di dalam sana sudah didapatkan kemarin dari supervisor yang ada di dalam bar.
"Ibunya sedang dirawat di rumah sakit, Mr. Leo. Itu sebabnya Sandra memutuskan bekerja di dalam bar dan minimarket. Semua itu untuk membiayai pengobatan sang ibunda."
Leo menoleh. Kalimat yang mengejutkan. "Ayahnya adalah manager hotel. Dia selingkuhan ibuku. Bagaimana bisa anaknya bekerja keras sedangkan ayahnya punya gaji yang banyak?"
"Sepertinya hubungan ayah dan anak ini kurang baik, Mr. Leo. Sandra menuliskan alamat rumah yang berbeda dengan Pak Alif. Kiranya mereka tinggal di tempat yang berbeda."
"Why?" tanya Leo sembari menaikkan kedua sisi bahunya.
Pria di depannya sejenak mengembuskan napasnya. "Maafkan aku untuk itu, Mr. Leo. Tak banyak yang bisa aku dapatkan. Sandra adalah gadis tertutup kalau pasal keluarganya."
Leo kini mulai menganggukkan. Sejauh ini ia paham. Ia mengerti dengan keadaan yang terjadi pada gadis malang itu.
"Atur pertemuanku dengan Sandra. Aku ingin menawarkan sesuatu padanya," tukas Leo memerintah. Ia menyerahkan kembali dokumen itu pada pria yang ada di sisinya.
"Pergilah. Aku sedang ingin sendiri," imbuhnya melanjutkan. Pria itu menunduk. Ia membungkukkan badannya lalu pergi dari hadapan Mr. Leo. Kembali meninggalkan pria itu sendirian di sana.
Sepi kembali melandanya. Leo hanya bisa terdiam kembali menikmati semua suasana yang ia pilih. Jari jemarinya mulai meraih bir yang ada di sisinya saat ini. Menggoyangkan gelas kecil itu tepat di depan wajahnya. Mencoba untuk berpikir dengan jernih, haruskah ia mendekati Sandra?
Bukannya apa, ia punya firasat yang baik untuk hal itu. Ada yang menarik hatinya. Bukan soal paras yang cantik, Leo tertarik dengan sisi misterius milik gadis malam itu. Katakan saja, Leo jatuh cinta pada pandangan yang pertama. Ia melihat mata indah milik Sandra Iloana. Tatapan itu tak penuh gairah dan ambisi, tak seperti wanita malam pada umumnya. Tatapan mata Sandra sedikit unik. Entah mengapa, ia melihat kehampaan dan kekosongan dalam mata berwarna pekat itu.
Leo ... ingin memiliki gadis bernama Sandra. Ia menyukainya, sekali lagi jatuh hati pada pandangan yang pertama. Ia ingin sekali lagi bertemu dengan Sandra dan memastikan semuanya. Gadis itu adalah gadis yang unik. Ia bukan berasal dari kota ataupun negara ini. Takdir mempertemukan mereka, maka ia harus menggunakan takdir untuk kembali menyatukan keduanya.
... To be Continued ...