Sepertinya kecepatan itu ada hubungannya dengan tubuh misteriusnya.
Begitu ketenangan mencapai puncaknya, Chen Tiannan yang sedang duduk dengan malas di kaki pohon menyapu jubahnya, kemudian ia masuk kerumah, berniat untuk pergi ke kamar dan bermalas-malasan.
Ia terlalu malas untuk alasan yang tidak diketahui. Bagaimanapun, perasaan akan amarah yang bergejolak itu tiba-tiba menghilang saat dia bersantai di kaki pohon, seakan-akan semangat itu hilang dari hatinya.
Bagi manusia biasa, itu wajar untuk mengalami emosi akan rasa malas dalam hidupnya sesekali. Namun untuk berpikir bahwa seorang Dewa Pedang terhormat yang telah menyemburkan kata-kata dan tekad menggebu-gebu, bukankah ini agak...
Chen Tiannan membalik tubuhnya menghadap ke atas seperti daging di pemanggang barbeque setiap tahun baru dan acara khusus lainnya. Dia mendesah dengan nada ringan. Tidak tahu kenapa, ia juga merasakan perasaan aneh ini.
Tidak ada masalah mengenai kultivasi, karena ia bisa melakukan hal itu secara perlahan namun pasti. Juga, tidak ada masalah tentang pelatihannya. Namun seiring waktu, ia juga bosan di waktu tertentu karena latihan yang berulang-ulang.
Karena di kehidupannya yang sebelumnya, perasaan hebat akan semangat latihan itu tidak lagi berkobar di masa mudanya. Ia bahkan terkadang merenung. Apa yang akan dia lakukan setelah membalas dendam? Mencari kematian dan mencari musuh lain? Atau menyelesaikan terobosan akhir dan menjadi makhluk absolut? Jalan mana yang akan dia pilih?
Semua ini membuat kepalanya sakit! Waktu demi waktu telah berlalu. Tanpa sadar, Chen Tiannan telah tertidur di kasur lamanya dengan nyaman, dan sudah malam sekarang.
Ketika Chen Tiannan terbangun di tengah malam dan mulai menggeliat, ia melakukan sedikit pemanasan tubuh. Dan ketika salah satu tangannya turun ke bawah, suara yang lembut terdengar.
"Ahh~!"
"Eh?"
Chen Tiannan menatap kosong beberapa saat ketika ia merasakan sesuatu yang sangat kenyal menenggelamkan seluruh telapak tangannya. Pada saat itu, Chen Tiannan bergidik beberapa saat dan tidak berani berbalik, dan sekuat tenaga melepaskan tangannya. Tetapi tampaknya tangannya mengkhianatinya, seolah-olah memiliki pikiran sendiri.
Chen Tiannan mengutuk dalam hati karena kesal bahwa ia tidak bisa menolak perasaan menyenangkan tersebut.
Bagi orang lain, mungkin itu adalah sensasi surga dunia. Namun bagi pria polos seperti Chen Tiannan yang tidak memiliki pengetahuan yang baik dalam hal cinta, itu persis seperti neraka!
Paling banyak, ia tahu beberapa ilmu di internet ketiga ia masih hidup di bumi, namun itu sama sekali tidak membantu dalam sutuasi yang sebenarnya. Adapun sebagian besar yang ia temukan tidak lain adalah ensiklopedia tentang cara melakukan s*x yang baik dan benar, itu semua omong kosong!
Hal-hal tidak berjalan mulus seperti yang kamu bayangkan. Ia bahkan tidak bisa memejamkan mata dengan benar saat tertidur. Lebih buruknya, ia akan terus menatap kedua gundukan lembut yang terlihat sangat terbuka ketika Yue Yan tidur pulas, menyebabkan ia kesulitan!
Memang, satu bulan terakhir membuatnya sedikit terbiasa, tetapi itu sama sekali tidak membantu karena ia terjebak di situasi yang canggung beberapa kali, dan hari ini juga.
Untungnya, Yue Yan tidak menyadari hal ini, sehingga setiap malam ia bisa puas melihat belahan jurang dalam diantara pegunungan itu. Tapi saat berikutnya, ia terpana.
"Apa yang kamu lakukan?" Ekspresi wajah datar dan datar itu menatap Chen Tiannan dengan kosong.
"Aah?! Wifey! Kamu bangun?" Chen Tiannan tersentak kaget tiba-tiba saat mendengar suara lembut di sampingnya.
"Sulit untuk tidur saat kamu menatap dadaku sepanjang malam, apakah kamu pikir aku bodoh?" Yue Yan menjawab dengan cemberut.
"Kamu tahu?" Chen Tiannan tercengang. Ia tidak berharap bahwa rahasia kecilnya akan digerus sekarang juga tanpa ampun.
Untuk berpikir bahwa insting seorang wanita begitu tajam, itu mengerikan! Chen Tiannan selalu mengira bahwa perbuatan buruknya tidak akan terbongkar sebegitu mudah, namun siapa yang mengira bahwa ia akan dilucuti saat ini?
"Pertama-tama, bisakah kamu singkirkan tanganmu dariku terlebih dahulu?" Yue Yan berkata dengan nada datar.
"Eh? Ah, maaf-maaf... Itu tidak disengaja!" Dengan canggung, ia mengangkat tangannya dari dua tonjolan lembut tersebut secepat mungkin.
"Tidak masalah kamu ingin menyentuhnya atau tidak, bahkan kamu boleh melakukannya sesuka hati, namun untuk berpikir bahwa kamu sangat berani di saat aku sedang tertidur, hukuman apa yang cocok untukmu?"
Tiba-tiba, Yue Yan mendorong Chen Tiannan yang semula duduk kini berubah posisi menjadi ia yang berbaring, sementara Yue Yan telah menunggangi dirinya diatas, sementara pria ini langsung jatuh kedalam kebingungan, menatap malu ke arah gadis di atasnya.
"Yan'er, apa yang...??! Emmf!!"
Kata-katanya belum selesai saat sensasi luar biasa tiba-tiba menempel ke bibirnya, perasaan itu terlalu memabukkan hati, dan seolah-olah ia naik ke surga, Chen Tiannan merasa tubuhnya melemah, di saat yang sama terbakar karena malu. Selain itu, ada perasaan marah yang ikut bercampur aduk dengan pikirannya yang kacau balau.
'Sialan wanita! Aku tidak akan dikalahkan dengan mudah! Akan kutunjukkan betapa mengerikannya seorang pria! Kamu yang meminta ini! Persetan dengan moral!'
Bang!
Tiba-tiba, posisi mereka berubah. Dengan tergesa-gesa, Chen Tiannan membalas ciuman itu lebih kuat dari sebelumnya, dan Yue Yan cukup terkejut menanggapi hal ini.
Setelah beberapa saat, bibir merah mereka berpisah, dan saling menatap dengan lembut, pikiran mereka kosong, hanya ada dunia mereka sendiri saat ini. Fitur wajah Yue Yan semerah tomat, tampaknya ia juga gugup.
Teknik mendorongnya itu hanya karena bermodalkan keberanian, namun ia tidak tahu apa yang harus dilakukan selanjutnya, Yue Yan bingung. Ini adalah hal yang sama sekali baru baginya. Sambil memalingkan wajahnya yang semerah pantat monyet, ia bertanya.
"Apakah kita benar-benar akan melakukan ini?" Tanya Yue Yan.
"Aku ingin." Kata Chen Tiannan.
Dengan senyum malu, "Baiklah... Lakukan." Yue Yan melingkarkan tangannya ke leher suaminya erat-erat. Dalam waktu singkat, pakaian mereka dilucuti tanpa bersisa.
Dari sana, mereka terlalu canggung untuk berbicara, dan tidak mengatakan apa-apa lagi. Kegiatan terus berlanjut. Dia berbaring di bawahnya, mereka dengan erat saling melingkari dengan erat satu sama lain, dan mereka menekan tubuh mereka hingga mereka tidak dapat melihat wajah satu sama lain.
Chen Tiannan tidak bisa berbuat apa-apa selain merasakan basah tumbuh di bawah mereka dan ia bertanya-tanya apakah ia harus melakukan tindakan seperti yang dia ingat di film p*rno ketika ia masih hidup di bumi. Sebagai seorang pemula yang tidak berpengalam, ia juga sedikit bingung.
Tetapi untuk beberapa alasan, Chen Tiannan tidak peduli lagi, dan ia bertindak berdasarkan insting prianya, serta melakukan apa yang seharusnya ia lakukan.
Yue Yan juga tidak mengatakan apapun saat ujung selaput lendir mereka bersentuhan, jadi ia menurunkan pinggulnya. Meskipun sangat malu, dia menerima hal itu sepenuhnya.
Tapi kemudian, Yue Yan menggeliat dan meluncur ke atas tempat tidur dengan kemiringan yang lebih tinggi. Dia merasa bahwa cengkraman pelukannya juga terlalu kuat, tubuhnya gemetar karena alasan yang tidak diketahui, jadi dia pindah bersamanya. Ketika ujungnya menyentuh dia lagi, sensasi berlendir mengirim kesemutan di tulang punggungnya.
Dia menghela nafas dengan cepat dan tajam dan menggeliat di ranjang sekali lagi. Dia mengikuti sekali lagi dan proses tanpa kata itu terus berulang-ulang hingga itu berakhir saat Yue Yan membentur kepala tempat tidur.
"Aiyah! Ini sakit!" Kata gadis itu saat kembali ke akal sehatnya.
Chen Tiannan tertawa dan ia tersenyum pahit.
"B-bukannya aku tidak mau... Hanya saja..." Yue Yan sangat gugup saat ini. Melihat ekspresi putus asa dan sedih pria diatasnya, dia juga tidak tega setelah sejauh ini, jadi dia melepaskan tubuhnya. Membentangkan selimut yang sudah digeser, Yue Yan kembali ke posisi semula, dan Chen Tiannan mengikuti.
Mereka saling berpelukan dan Yue Yan berteriak dengan cepat. Bagian bawah mereka bersentuhan, dan sensai hangat yang luar biasa mengejutkan tuan muda Chen juga.
"I-ini menakjubkan! Aku tidak pernah tahu bahwa rasanya akan sehebat ini!"
Kebasahan membuat bingung mereka saat mereka mengangguk setuju.
"Apakah kamu siap?" Tuan muda Chen bertanya dengan lembut saat nafas berat berhembus di sekeliling wajah Yue Yan yang semerah tomat.
Yue Yan mengangguk kecil, kemudian ia merilekskan badannya, dan saat sebuah tombak itu meluncur kedalam dan lebih dalam, dia mengeluarkan erangan kecil dan lengan serta kakinya menegang. Dia berhenti bergerak selama beberapa saat, lalu dia berbisik padanya.
"Teruskan..." Ucap Yue Yan pelan.
Mengangguk pelan, Chen Tiannan mulai menggerakkan tubuhnya dengan irama tertentu, dan suara-suara aneh tercipta dari gerakan mereka.
"Aah! Aah! Aah! Aah!"
PIAK! PIAK! PIAK! PIAK! PIAK! PIAK!
Gerakan mereka semakin intens, dan itu masih terus berlangsung di tengah kegelapan malam dan sinar rembulan yang menyinari dunia.
PIAK! PIAK! PIAK! PIAK! PIAK! PIAK!PIAK! PIAK! PIAK! PIAK! PIAK! PIAK! PIAK! PIAK! PIAK! PIAK! PIAK! PIAK! PIAK! PIAK! PIAK! PIAK! PIAK! PIAK!
"Aaaaahhh! AAAAAHHHH!!!!"
Seruan indah yang mengguncang bumi yang akan membuat siapapun salah paham terdengar. Yue Yan mengerang keras pada malam itu, dan aktivitas mereka berlangsung hingga matahari bersinar, menunjukkan tanda bahwa hari telah berganti.