1939 di kediaman nyonya arni yang sangat sunyi serta selalu harum adonan kue, saat tepat jam 12 malam ia melahirkan anak yang ke -17 di bantu oleh dukun beranak yang deket dengan rumahnya.
"ayooo terus bu…sedikit lagi bu…sedikit lagi bu…"
"heuuuuuuu...."
"ayooo bu lebih di tekan lagi bu...kepalanya udah muncul bu...."
Akhirnya , suara bayi terdengar hingga mengisi ruangan tersebut
Nyonya arni, adalah seorang janda muda yang harus menafkahi ke -17 anaknya setelah suaminya meninggal beberapa bulan yang lalu karena di tembak oleh orang yang tidak dikenal. Meskipun ia seorang janda muda tetap saja dia adalah seorang keturunan bagsawan yang kaya raya hingga tidak usah mencari uang untuk menafkahi ke-17 anaknya.
Berselang satu minggu setelah kelahiran anak yang ke-17 nya, 13 dari anaknya meninggal secara misterius dan menyisakan empat orang anak yang masih sangat kecil. Hal tersebut menyebabkan nyonya arni sangat protektif terhadap empat anaknya yang lain.
Mentalnya sudah sangat terganggu menyebabkan ia percaya pada hal-hal berbau takhayul. Ia percaya bahwa untuk melindungi anak-anaknya dibutuhkan korban atau tumbal nyawa orang lain.
Saat pagi menjelang siang, nyonya arni sedang melihat gadis muda yang sangat cantik membersihkan halaman rumah. Ketika itupun terbesit di pikirannya bahwa ia sedang membutuhkan tumbal untuk melindungi anak-anaknya, lalu nyonya arni masuk ke dalam rumah dan membuat es jeruk yang sudah di beri obat tidur yang akan diberikan kepada gadis cantik tadi.
"hey gadis cantik, pasti sangat lelah bukan menyapu halaman yang sangat luas ini?" tanya nyonya arni
"memang lelah tapi, mau bagaimana lagi ini sudah menjadi sebuah kewajiban yang harus dipatuhi oleh seorang anak kepada orang tuanya."jawab gadis tersebut
"istirahatlah dulu gadis cantik , dan minumlah ini akan membuat rasa lelah mu hilang."
Setelah gadis tersebut meminumnya entah kenapa kepalanya terasa sangat berat dan membuat dia pingsan di tempat. Nyonya arni langsung membawa gadis tersebut masuk ke dalam rumahnya dan di ikat dengan tambang yang sangat kuat sehingga tidak bisa membuat gadis tersebut bernafas dengan baik.
Melihat gadis cantik tersebut lemas tak berdaya nyonya arni langsung memutilasi tubuhnya di mulai dari kulit dan darah yang di pisahkan untuk membuat adonan kue dan bagian yang lainnya ia simpan dalam pendingin dengan temperatur sangat dingin. Ada juga bagian yang ia simpan untuk di buat menjadi sabun mandi.
Ke esokan harinya ada yang mengetuk pintu nyonya arni setelah ia membuka pitu tersebut ternyata itu adalah polisi dan keluarga keroban.
" selamat pagi nyonya arni." Tanya polisi tersebut
" pagi pak , ada apa datang di pagi yang sangat cerah ini?"
" apa anda melihat gadis yang bernama cantika di dekat rumah anda ? gadis tersebut hilang kemarin saat ibunya menyuruh untuk membersihkan halaman rumah."
"ternyata gadis tersebut bernama cantika" gumam dalam hati nyonya arni
" saya melihatnya pak waktu dia sedang membersihkan halaman rumah tetapi, setelah saya masuk ke dalam rumah dan melihat ke luar jendela entah mengap dia hilang tak tau kemana." Ucap nyonya arni kepada polisi tersebut
" baiklah jika nyonya melihat tanda-tandanya segera hubungi kami atau pihak keluarga."
"baik kalau begitu terima kasih atas pendapat nyonya dan maaf mengganggu waktunya selamat siang."
Nyonya arni hanya memberikan senyuman kepada polisi dan pihak keluarga lalu masuk ke dalam rumah, ia melanjutkan memutilasi gadis tersebut
Berselang beberapa jam ia langsung membuat kue yang di campurkan dengan darah korban dan isi dari kue tersebut adalah daging korban yang ia pasak hingga lezat.
Pertama kue tersebut dia berikan kepada empat anaknya yang saat ini berumur tujuh hingga delapan tahun.
" makanlah anak-anak ibu membuat kue ini dengan penuh cinta agar kalian kuat dan kenyang."
" baik ibu terima kasih." Jawab ke empat anak tersebut
Setelah nyonya arni melihat anak tersebut memakan kue yang ia buat dengan sangat lahap dan itu membuat hatinya sangat senang.
" bagaimana rasanya?" tanya nonya arni kepada ke empat anaknya
"sangat lezat, karena ibu membuatnya penuh dengan cita."
Anak – anaknya tidak tau bahwa kue yang mereka makan terbuat dari darah dan daging manusia. Setelah, itu nyonya arni berpamitan kepada anak-anaknya bahwa ia akan pergi untuk memberikan kue-kue ini kepada para tetangga dan memperingati anak-anaknya untuk tidak membuka ruangan yang dekat dengan dapur
" ibu Akan pergi dulu untuk memberikan kue-kue ini kepada para tetangga dan ingat jangan ada yang membuka ruangan itu."
" mengapa bu?" tanya seorang anak
" JIKA IBU BILANG TIDAK BOLEH YA TIDAK BOLEH APA KALIAN PAHAM?" ucap nyonya arni dengan nada tinggi kepada anak-anaknya
" paham bu ". Jawab ke empat anak –anaknya dengan raut wajah yang ketakutan
"baiklah ibu pergi dulu jaga rumah dan diri kalian baik-baik."
Pergi lah nyonya arni dengan sekeranjang kue yang akan ia bagikan kepada para tetangganya. Pertama ia memberika kue tersebut kepada keluarga korban yang tujuanya untuk menghibur
" selamat siang." Ucap nyonya arni kepada keluarga korban
" siang, ada apa?'' tanya keluarga korban
" saya hanya ingin memberikan kue-kue ini kepada kalian untuk menghibur kalian agar tidak terlarut dalam kesedihan dan saya juga akan membantu kalian untuk menemukan anak gadis kalian itu." Jawab nyonya arni dengan nada sedih
" baiklah terima kasih atas kue-kue ini dan bantuannya."
Setelah memberikan kue tersebut kepada keluarga korban dan di situ pula keluarga korban memakan kue tersebut membuat nyonya arni sangat senang sebab dia melihat ayah dan ibu memakan daging dan darah anaknya sendiri. Pergilah nyonya arni untuk memberikan kue-kue kepada para tetangga yang lain.
Malam menjelang pagi nyonya arni sangat gelisah, ia membutuhkan korban yang lain untuk membuat kue yang akan menyelamatkan anak-anaknya.
Pagi hari saat dia duduk di depan rumah nyonya arni melihat ada anak muda yang sedang bermain sendiri, datang lah nyonya arni kepada anak muda tersebut dan mengajaknya untuk bermain bersama di halaman belakang rumahnya.
" hai nak, sedang bermain apa ? bagaaimana jika kita bermain bersama dengan anak-anak ibu?." Tanya nyonya arni kepada anak tersbut
" baiklah kalau begitu, bosan dari tadi main sendiri." Jawab anak tersebut kepada nyonya arni dengan raut wajah yang sangat amat senang.
Mereka beruda pergi ke belakang halam rumah nyonya arni , berselang beberapa menit nyonya arni berpamitan ke pada anak tersebut untuk membawakannya makanan.
" tunggu sebentar di sini , ibu akan membawakan makanan lezat untukmu."
Anak itu pun lalu mengangguk tanda mengiyakan kepada nyonya arni, setelah nyonya arni masuk rumah ternyata ia pergi ke dapur untuk membawa pisau. Datanglah nyonya arni ke halaman belakang rumah lalu menusuk anak tersebut dari belakang hingga membuat anak tersebut muntah darah.
Tak selesai di situ nyonya arni mencongkol kedua bola mata anak tersebut serta memotong lidahnya untuk di jadikan gantungan kunci yang akan ia pasang di depan ruangan diamana para korbannya berada.