"perkataan"
'pikiran'
"TERIAKAN"
narasi
______________________________________________
"FIRE SHOT!!!", teriakan keras dari Schneider menggema saat dia melesatkan tendangan maut ke gawang Jepang, pertandingan yang telah memakan banyak korban ini terus berlanjut dan 1 gol dari Jerman akan membawa Jepang ke kondisi yang sangat buruk.
Misugi yang sudah memantau pergerakan Schneider pun segera berlari untuk menutup ruang tembak dari bola yang berapi-api itu, namun sprint yang dilakukan olehnya sepertinya tidak cukup cepat untuk menghalau bola yang bergerak sangat cepat tersebut.
'Sepertinya lariku tidak cukup cepat untuk menghalau tendangan Scheneder, jika kita kebobolan lagi, sepertinya mustahil untuk Jepang bisa memenangkan pertandingan ini.....', pikir Misugi selagi dia berlari.
'Hanya ada 1 cara yang bisa kulakukan untuk menghentikan bola itu', dalam hati Misugi membulatkan tekad.
Misugi berpikir untuk melompat dan melakukan blok menggunakan tubuhnya, dia sadar tendangan Fire Shot dari Scheider telah menghancurkan tangan Wakabayashi walaupun ditepis dari jauh, dan dia ingin melakukan blok dengan dadanya, dan dari jarak yang lebih dekat. Kemungkinan untuk jantungnya akan terpengaruh sangat besar, namun Misugi tidak memikirkan hal tersebut. Dia sudah bermain seakan besok dia harus mati sejak SD, dan hal itu tidak pernah berubah.
Misugi yang sudah mendekati jalur tembak pun segera meloncat menggunakan kedua kakinya, untuk menghalau Fire Shot yang melaju cepat. Rekan setim Jepang yang melihat apa yang mau dilakukan Misugi pun terkejut dan berteriak "Misugi, jangan lakukan hal itu!!!!"
Namun, Misugi yang telah melompat segera memposisikan badannya untuk menghentikan bola, Fire Shot yang berapi2 dan bergerak cepat dan lurus pun mau tidak mau menghantam dada Misugi dengan keras.
Misugi pun terhempas jatuh ke tanah dengan keras setelah menghalau tendangan Schneider, sementara itu Schneider yang melihat tendangannya diblok, segera melepaskan tendangan kedua dari bola liar tersebut yang membalikkan keadaan sehingga Jerman unggul 1 gol.
Pemain-pemain Jepang yang melihat Misugi tergeletak di lapangan segera berlari menghampirinya, Tsubasa yang sampai duluan segera mendekatkan telinganya ke jantung Misugi untuk mendapati bahwa tidak ada detak jantung yang terdengar, dan segera mencoba melakukan CPR ditempat. Pemain lain pun mulai cemas, dan penonton mulai panik, terutama Yayoi yang mengetahui kondisi Misugi.
Schneider pun segera berteriak ke wasit, "Wasit, tolong segera bawa ambulan ke lapangan"
Wasit yang mendengarpun langsung menghentikan pertandingan, dan ambulan datang untuk kedua kalinya di pertandingan ini...
Sementara kekacauan terjadi di lapangan, Misugi seakan-akan melayang dan melihat semua yang sedang terjadi. 'Apa itu aku? Apa ini akhir dari hidupku?', gumam Misugi
Michael dari Spanyol yang berteriak keras supaya Misugi jangan matipun putus asa setelah melihat sesosok malaikat maut di dekat arwah Misugi yang melayang-layang.
Misugi yang menyadari bahwa ada sesosok cahaya yang mendekatinya pun bertanya, "Apa kau menjemputku? Aku mati?", ungkapnya.
Sosok itupun berkata, "Ya, kamu sudah tidak bisa diselamatkan lagi. Kamu tidak perlu khawatir, kamu akan pergi ke tempat yang lebih baik"
Misugi sempat terdiam, namun dia bukanlah orang yang tidak logis dan menolak kenyataan, dia sudah menerima penyakit jantungnya dan kemungkinan bahwa dia bisa mati karena itu.
Sosok itu pun bertanya lagi setelah melihat Misugi terbang mengikutinya, "Kamu menarik, tidak banyak orang yang langsung mengikutiku, apalagi bagi mereka yang masih menginginkan sesuatu selama hidupnya. Apa kamu puas dengan hidupmu, dan tidak menyesali hidupmu?"
Misugi hanya bisa tersenyum dan berkata, "Aku sudah menerima semua konsekuensi sejak memutuskan untuk terus bermain bola, penyesalanku hanya aku belum sempat pamit kepada Yayoi, dan tidak bisa bermain bola lagi dengan teman-temanku. Aku harap di tempat tujuan kita, aku masih bisa bermain bola."
Sosok itu hanya tertawa kecil, sembari menuntun arwah Misugi menuju ke suatu portal bercahaya di angkasa, sebelum mempersilahkan Misugi untuk masuk dia hanya mengatakan, "Kamu akan bisa bermain bola sesukamu disana"
Misugi tersenyum dan menghadapkan tubuhnya ke lapangan seraya menyampaikan salam terakhir untuk orang-orang yang dicintainya, sebelum masuk ke portal bercahaya tersebut, dan segera merasakan terang yang luar biasa.
"Jun bangun, sudah pagi, kamu harus ke sekolah", terdengar suara lembut dari seorang wanita.
Misugi pun membuka mata dan melihat sosok Ibunya, namun dia segera menyadari ada beberapa kejanggalan, seperti kenapa Ibunya terlihat lebih muda? Dan kenapa dia merasa tubuhnya jadi kecil?