Silva terpancing, dan menggertakan giginya.
"Kau belum pernah mengalahkanku ya, Orang Desa! Pertandingan itu dianggap seri oleh senior Byrne! Selain itu...."
"Kalian berdua yang di pojok sana, bisakah kalian diam! Atau aku harus…" Bruno dan Silva menengok orang yang menegurnya, namun mereka mendadak menjadi anak yang pengecut dan tak meneruskan ocehannya. Cadmus selalu mengancam akan menggantung mereka di depan halaman dan membakarnya ketika mereka membuat kericuhan.
Setelah mereka menghabisi makanan dengan sangat cepat, mereka bangkit dari bangku, meninggalkan ruang makan. Di luar ruang makan terlihat Neger bersandar di dinding, seperti sedang menunggu seseorang, namun mereka tak lebih dari menyapa sembari tersenyum. Tiba-tiba mereka dihadang olehnya. Mereka kebingungan, memiringkan kepala.
"Mohon maaf tuan Neger, apa kami salah meninggalkan ruang makan ketika yang lain masih duduk dibangku mereka?" tanya Max penuh kesopanan.