Namun ketika Bruno sedang berusaha, terkadang ia merasa gatal. Dari balik selimutnya, ia mengintip apakah Rose telah membaik atau belum, telah tertidur pulas atau belum. Sudah belasan kali ia melakukan hal itu, sampai tiba emosi Rose kembali mereda. Perlahan Bruno membuka selimutnya, menatap Rose sedang mengusap air matanya.
Mengetahui temannya Arstya dilanda masalah dan kesedihan, Bruno sangat penasaran hal apa yang membuat Rose tertekan sampai seperti itu. Tetapi ia memilih diam, dan menunggu Rose sendiri yang bercerita.
Setelah Rose merasa membaik, ia langsung merebahkan dirinya menghadap langit-langit bangunan. Semakin tenang dirinya, semakin terbuka lebar selimut yang dikenakan Bruno. Mengetahui hal itu, Rose perlahan membukanya.
"Apa kau ingin mendengar ceritaku? Aku suka bercerita dan itu sangat detail. Jadi waktu semalam mungkin tak akan sempat," kata Rose, masih menghadap ke atap.