Claude berkata pada Bruno yang menghadap Max dan Silva. Bruno menggelengkan kepalanya, ia sekarang tahu mengapa bola beserta pelindungnya hancur di atas genggaman tangan kanannya. Ledakan api itu yang menghancurkan bolanya. Meski ia tak tahu bagaimana ledakan itu bisa menembus sihir tanahnya, membuatnya terdiam di tengah pertandingan layaknya pecundang.
Disisi lain Max menganggap jika bola yang dibawa Bruno hancur karena ia lengah ketika ledakan api. Saat ledakan api terjadi, Claude diam-diam melancarkan sihir api seperti sinar merah yang menjulur panjang hingga menembus sihir tanah dan bolanya. Bruno sama sekali jika Claude meluncurkan sihir itu. Ia terlalu fokus melindungi diri dari ledakan akibat tabrakan sesama pengguna sihir api. Silva sangat kecewa pada Bruno dan menyuruhnya keluar lapangan secepat mungkin. Seakan keberadaannya benar-benar tak dibutuhkan dalam tim.