Semua kursi telah terisi penuh oleh peserta wisuda dan tamu undangan dalam acara tersebut. Sanak keluarga satu per satu mulai berdatangan, berlomba-lomba membawa buket bunga terbesar dan tercantik. Masing-masing memegang kamera di tangan, bersiap untuk mengabadikan momen yang sangat berharga hari ini. Tidak terkecuali Sonya dan orang tuanya, dia juga membawa buket bunga yang cukup besar. Masih teringat olehnya, ketika Krisnanda memberinya buket bunga dulu dan kini dia juga ingin melakukan hal yang sama. Di sudut lain, hadir juga kedua orang tua Krisnanda, bahkan ayahnya sudah siap dengan kamera di tangan. Hari ini akan menjadi hari yang takkan terlupakan.
Pagi-pagi sekali Sonya sudah bersiap, dia tidak ingin datang terlambat ke acara tersebut. Semalam Krisnanda sudah memberitahu tempatnya, karena dia tidak bisa menjemput Sonya. Dia sudah harus berada di tempat sebelum acara dimulai. Krisnanda memesan taksi untuknya dan mengatakan bahwa dia sudah ditunggu di depan hotel. Dia dan orang tuanya bergegas. Begitu tidak sabar, ingin segera melihat Krisnanda naik ke atas panggung. Apalagi semalam Krisnanda menunjukkan kepadanya pakaian yang akan dia kenakan. "Pasti gagah dan tampan sekali. Aku sudah tidak sabar ingin melihatnya," pikir Sonya.
Memasuki gedung acara, dia terkesima, begitu luas dan megah. Layaknya stadion, bisa menampung begitu banyak orang dengan panggung di tengahnya. Dia melihat Krisnanda di antara mahasiswa lainnya, begitu mudah dikenali karena figur dan pakaian yang dia kenakan. Sonya dan orang tuanya duduk, mengambil tempat agak di tengah agar panggung terlihat jelas.
"Kris, aku melihatmu. Jangan grogi ya," Sonya mengirim pesan kepada Krisnanda.
"Iya, terimakasih Sonya," balas Krisnanda, berbalik mencari sosoknya. Dia tersenyum, mendapati Sonya duduk dengan manisnya di sana.
Krisnanda menarik napas dalam, menenangkan dirinya, meyakinkan bahwa semuanya akan berjalan dengan lancar. "Aku akan melakukan yang terbaik. Sonya sudah jauh-jah datang ke sini, aku tidak boleh mengecewakannya," ucapnya dalam hati. Dia menegakkan badannya, dia benar-benar siap.
Acara dimulai dengan sekian rangkaian acara yang disusun sedemikian apik. Mulai dari pembukaan hingga acara puncak, begitu meriah. Satu per satu perwakilan mahasiswa menaiki panggung dan kini adalah giliran Krisnanda. Dia berdiri, merapikan sedikit pakaiannya kemudian berjalan dengan langkah yang tegas menuju panggung. Terlihat begitu tampan dan berwibawa. Sonya mengambil beberapa fotonya, mencari beberapa momen yang tepat. Sesaat sebelumnya, Krisnanda mengiriminya pesan.
"Aku mau naik ke panggung, ambil fotoku yang banyak ya," pintanya.
Banyak momen yang Sonya abadikan. Momen ketika Krisnanda menerima tanda kelulusan, kemudian memberikan sedikit pidato. Dia mengucapkan terimakasih untuk semua yang telah dia dapatkan, untuk semua semangat dan dukungan hingga dia bisa sampai sejauh ini. Berbicara dengan lantang sedikitpun tidak ada keraguan. Ada perasaan lega, bahagia, haru, semuanya bercampur menjadi satu. Senyumnya begitu lepas, tepat diabadikan oleh Sonya.
Memperhatikan dari kejauhan, tidak mereka sadari air mata terjatuh. Setelah sekian lama, raut bahagia dan senyum yang begitu lepas itu, dapat mereka saksikan lagi. Menghiasi wajah anak mereka, Krisnanda.
"Ayah, kapan terakhir kali kita lihat ekspresi itu?"
"Entahlah bu, sudah lama sekali."
Ekspresi yang amat sangat mereka rindukan. Senyum bahagia yang begitu lepas, dulu sempat hilang kini akhirnya berpulang. Air mata tidak henti mengalir, melihat Krisnanda di sana diiringi gema tepuk tangan yang memenuhi seluruh ruangan.
Tiba pada penghujung yaitu penutup, semua rangkaian acara sudah terlewati. Mereka telah resmi menyandang gelar baru dalam setiap rangkaian nama mereka. Semua sanak saudara menghampiri, memberikan buket bunga dan hadiah lainnya yang sudah mereka siapkan untuk keluarga tercinta. Kemudian mengambil foto dengan berbagai pose. Sendiri ataupun bersama, di dalam gedung atau di halaman kampus. Mengabadikan semua momen yang hanya terjadi sekali seumur hidup mereka.
Lain cerita lagi di sudut yang berbeda. Sonya dan orang tuanya menghampiri Krisnanda yang tengah berfoto dengan ayah dan ibunya. Krisnanda tersenyum, memandang Sonya yang semakin mendekat.
"Selamat Kris, atas kelulusanmu," ucap Sonya sambil meberikan buket bunga yang dia bawa, "Semangat terus ya, perjalananmu masih panjang," dukungnya.
"Terimakasih, Sonya," jawab Krisnanda, dia tersenyum lagi, "Oh ya, perkenalkan ini ayah dan ibuku," ucapnya memperkenalkan orang tuanya.
"Perkenalkan saya Sonya dan perkenalkan juga ini ibu dan bapak saya," giliran Sonya memperkenalkan orang tuanya.
Saling memperkenalkan diri dan bercengkrama satu sama lain. Mereka juga sempat mengambil foto bersama. Terutama Krisnanda dan Sonya, mereka tidak henti-henti mengambil foto dengan berbagai pose dari berbagai sudut, meninggalkan orang tua mereka yang masih berbincang satu sama lain.
Hari semakin sore, tiba waktunya untuk mereka berpisah. Sonya kembali ke hotel, sedangkan Krisnanda kembali ke asrama. Saling mengucapkan salam perpisahan, berpamitan satu sama lain. Mereka hendak kembali, tetapi tiba-tiba ibunya Krisnanda menghampiri Sonya dan memeluknya.
"Terimakasih Sonya, karena kamu telah membawa Krisnanda kami kembali. Terimakasih, kamu telah mengembalikan senyum itu, terimakasih banyak," ucapnya.
Sonya terdiam, tidak mampu berkata sepatah katapun, dia hanya membalasnya dengan senyum. Kemudian mereka berpisah, mengambil haluan yang berbeda.