Chereads / ReWrite: History and Destiny / Chapter 2 - prolog

Chapter 2 - prolog

matahari nampak terbenam di belakang pegunungan, dan kegelapan mulai menyelimuti malam. bayangan kecil terlihat bergerak diam diam, melewati ladang rumput, yang tingginya melebihi tubuh manusia dewasa.

"sheesh.. jika saja aku bisa terbang, pasti akan mudah kabur dari sini."

"tapi jika kau terbang, kita akan mudah ketahuan kan"

"ahhh.. ini sangat menyusahkan, apa kau benar benar tidak membawa hendphone. lumia?"

"Iya, hendphone ku, ketinggalan di rumah"

"-----"

"jangan tatap aku dengan tatapan itu, itu membuat ku kesal, bagaimana dengan mu hakira, apa kau tidak membawanya juga"

"aku tidak pernah pergi membawa hendphone, karena itu menyusahkan" kata hakira kesal "sudah lah, aku sudah tidak punya tenaga untuk berdebat dengan mu, sebaiknya kita terus jalan saja"

"tapi kita akan pergi kemana. hakira? hari ini sudah mulai gelap, dan bukan kah arah ke kerajaan berlawan?"

"aku tidak mungkin membawa monster itu ke kerajaan, dan membiarkannya mengamuk disana, jadi aku terpaksa membawa mu ke tempat rahasia"

"apa kau serius membawaku ke tempat rahasia keluargamu?"

"tidak juga, itu tempat rahasia pribadi, jadi aku mohon, jangan beritahu siapa pun tentang tempat itu. ok"

"baiklah, tapi jika itu tempat rahasia, bagaimana mereka tahu tempat itu nanti?"

"tenanglah, paman arthur tahu tempat itu"

"kalu begitu baiklah"

mereka terus berjalan pelan, dan berhati hati, mereka juga sedikit waspada, akan sekitar.

setelah berapa lama mereka berjalan, mereka berdua menemukan sebuah kastil kecil, di tengah ladang. nampak lambang kerajaan Alteria di sana, ketika hakira ingin masuk ke kastil itu, ia ditarik oleh lumia

"apa kau yakin, masuk ke sana hakira?"

"tenanglah, aku tahu tempat ini." sambil menarik balik lumia masuk ke dalam kastil itu

didalam kastil yang sunyi dan gelap itu, mereka berjalan menyelusuri lorong, walaupun kastil ini gelap, tapi masih bisa dilihat karena cahaya bulan yang menerangi kastil ini.

sesampai mereka di koridor besar, mereka melihat ruangan takhta raja, dengan sepasang patung serigala di belakang kursi raja.

bukan hanya itu, ditengah ruangan itu nampak sebuah bongkahan batu besar, yang di tengah ya berlubang. dan berberapa lubang yang menghancurkan dinding kastil.

"tampaknya kau tahu tempat ini, hakira." sambil melihat sekeliling "kalu boleh tahu tempat apa ini?"

"apa kau tidak melihat lambang serigala di depan tadi"

"tidak"

"kalu begitu, apa kau tahu lambang itu" sambil menunjuk lambang serigala di belakang kursi raja.

"bukan kah itu lambang kerajaan Alteria lama, kenapa ada disini? dan juga kenapa ada bekas ledakan di tengah lambang itu?" tanya lumia

"kau banyak tanya ya"

"ya maaf"

"kastil ini adalah kastil lama kerajaan, dan bekas ledakan itu, adalah bekas sihir, jika kau tanya aku sihir apa itu?, aku tidak tahu sihir apa itu, tapi dari bekasnya itu bukan sihir biasa, kau pasti tahu cerita 400 tahun yang lalu kan. cerita itu terjadi di sini"

"benar kah, kalu benar begitu, apakah pedang itu juga ada di sini?"

"kalu yang kau masuk katana kuramasa, itu ada disana" menunjuk ke arah jendela

tanpak disana sebuah katana berwarna merah kehitaman, yang tertancap di dekat jendela.

cahaya bulan yang melewati jendela itu langsung jatuh kearah katana itu. menambah keindahan katana itu

karena terpesona dengan keindahan katana itu lumia mencoba memegang pedang itu.

"kalu aku jadi kau, aku tidak akan memegang pedang itu. dan jika kau memegang nya aku tidak bisa membantu mu jika terjadi sesuatu.

lumia pun tidak jadi memegang pedang itu.

"woi... lumia kesini lah" memangil lumia yang sedang melihat sekeliling

ketika lumia sampai, tampak kursi raja sudah bergeser dan tampak sebuah tangga di bawah bekas kursi raja itu

"'fire elemental'" ditangan hakira muncul api.

"apa kau yakin masuk kesana. hakira"

"jika kau takut, kau boleh menuggu disini" menuruni anak tangga "tapi jika kau bertemu mahluk aneh, aku tidak bisa langsung membantumu"

karena takut, lumia pun mengikuti hakira ke ruangan rahasia itu.

setelah sampai dibawah tampak sebuah ruangan.

ruangan itu nampak seperti ruang tamu dangan sepasang kursi tamu dan meja, selain itu juga ada berberapa rak buku di dekat dinding.

"kau duduk lah disana, aku akan pergi kekamar itu sebentar," menunjuk sebuah ruangan "apa kau mau minum?" tanya hakira

"tidak usah"

hakira pun berjalan kekamar itu, tapi sebelum sesampai di pintu dia berhenti

"ooo iya, lumia, jangan coba masuk ruangan itu!!" menunjuk sebuah ruangan yang pintunnya sedikit terbuka

"baiklah"

hakira pun meningalkan lumia sendiri di ruangan itu.

"apa yang dia sembunyikan didalam sana" pikir lumia "apa sebaiknnya aku melihatnya"

lumia pun pergi ke arah pintu itu, ketika dibuka ruangan itu nampak berantakan, dan terdapat berbagai jenis seranga yang sudah di di awetkan di dalam botol, dan di tengah ruangan tampak seekor kera yang sudah mati tergeletak di atas meja, tampak organ dalam kera itu sudah hilang dan selain itu nampak sebuah lemari yang sedikit mencurigakan, tampak hawa dingin keluar dari lemari itu.

ketika di buka, tampak didalam lemari itu ada organ dalam kera yang tadi didalamnnya, tapi yang aneh adalah, organ itu nampak masih hidup, bahkan jantung kera itu nampak masih berdetak.

"apa yang dia lakukan diruangan ini" pikir lumia "tapi sebaiknnya aku segera keluar sebelum di tahu aku masuk kesini"

lumia keluar dari ruangan itu, dan membuat seolah dirinnya tidak masuk keruangan itu.

berapa lama kemudian hakira keluar dari ruangan itu, dangan segelas air ditangannya

"aku sudah menelpon ayah ku, dia akan meberitahu ayahmu, mungkin mereka bertiga baru akan kesini besok.

"kenapa hanya mereka bertiga?, bukannya itu akan berbahaya. monster itu masih diluarkan?"

"aku sudah bilang tentang monster itu, tapi ayah tidak ingin membuat kerajaan waspada, jadi dia akan datang membawa ayah mu dan paman arthur saja"

"apa mereka tidak akan apa apa hakira" kata lumia sedikit cemas

"tenanglah, paman arthur itu orang yang kuat, jadi mereka akan baik baik saja"

"tapi apa kau tidak khawatir dengan ayah mu? hakira"tanya lumia lagi

"ayah ya, aku rasa dia tidak akan mati semudah itu, tapi kalu kau khawatir tentang ayah ku terimaksih. tapi apa kau tidak khawatir dengan ayah mu lumia"

"itulah yang aku kawatirkan"

"tenanglah, walupun ayahku tampak seperti itu, dia tidak akan membiarkan kerabatnnya meninggal"

"kalu kau bilang begitu, baiklah."

"oooo iya, karena mereka mungkin baru berangkat besok, kau bisa tidur di ruangan itu" sambil menujukan ruangan yang hakira masuki tadi

"baiklah,oooo iya hakira, kalu boleh bertanya, kenapa kau melarangku memegang pedang yang tadi, apa kau tahu sesuatu tentang pedang itu?"

"apa kau sangat ingin tahu tentang pedang itu?"

"iya"

"karena mencritakannya itu menyusahkan, kau baca buku tentang 'penyerangan raja iblis' di rak itu" menujukan rak buku

lumia pun pergi ke arah rak itu

"buku ini kah" menujukan sebuah buku

"iya, dan juga kalu kau ingin membaca buku itu, sebaiknnya ke kamar saja, disana lebih terang dari pada disini" ujar hakira

"baiklah, tapi kau akan tidur dimana hakira?"

"aku tidak akan tidur"

"terus kau mau kemana, apa kau mau meninggalkan aku sendiri di sini"

"apa kau mau aku tidur juga dikamar itu?"

"tidak juga"tanpak lumia sedikit malu

"tenanglah, aku hanya pergi keatas, untuk berjaga"

"oooo, kalu begitu hati hati ya"

"iya"

hakira pun pergi sambil melambaikan tangannya, dan lumia juga pergi ke kamar yang hakira maksud.

didalam kamar tersebut tampak sebuah tempat tidur, dan satu set meja kursi, dan berberapa rak buku, tidak hanya itu didalam nampak sebuah ruangan kecil, yang dijadikan dapur.

"wah.. tempat ini seperti peginapan saja" ujar lumia terkesan

lumia pun duduk di sebuah kursi dan menghidupkan lampu yang ada di kamar itu.

"apa yang di rahasia kan ditempat ini, apakah hanya ruangan yang tadi saja?" pikir lumia "tapi biarkan lah, sebaiknya aku mulai membaca buku ini"

tampak lumia mulai membaca buku itu, lama kelaman dia mulai serius membaca buku itu.

"'ketika tuan kuramasa kembali dari pemburuan iblis, dia nampak berbeda dari tuan kuramasa yang biasanya, dia seperti di rasuki oleh iblis itu sendiri, hal ini membuat khawatir keluarga hinaka, karena kepala keluarga mereka mulai berubah seperti itu, mereka akhirnya melaporkan hal itu ke kepala keluarga hakihito, tapi semuannya terlambat,iblis sudah menguasai tuan kuramasa dan menyerang istana, hal ini mengakibatkan pertempuran yang sangat dhasyat antara tuan kuramasa, dan keluarga hakihito dibantu oleh keluarga hakuro. hingga akhir dari pertempuran itu, tuan kuramasa berhasil di kalahkan oleh tuan hanto. karena di saat terakhir tuan kuramasa berhasil mengambil alih kembali tubuhnya, dan akhirnnya di mati dikalahkan oleh tuan hanto'"

"wah... ceritanya sangat berbeda dari yang diceritakan" guman lumia "tapi kenapa ceritannya dibedakan?, sebaiknya aku baca sampai habis"

"'setelah petempuran itu, istana nampak rusak total, dengan pertimbangannya tuan hanto memindahkan istana ke kediaman keluarga hakihito, dan juga karena keberhasilan tuan kuramasa mengambil alih tubuhnnya di akhir petempuran, dan bantu keluarga hinaka dalam mengevakuasi penduduk, tuan hanto memutuskan untuk merubah cerita dan melarang yang terlibat untuk menceritakan cerita yang asli, untuk menjaga nama baik keluarga hinaka, dan akhirnya cerita asli menghilang dan begitu juga tentang pedang tuah kuramasa yang tetap di kastil lama. catatan penulis, buku ini diterbitkan oleh hendras hinaka, untuk mengenang tragedi itu, dan buku ini akan selamannya di tinggalkan di ruangan bawah tanah kas...'"

"beep beep..." tampak sebuah tombol berbunyi nyaring, dengan lampu warna merah berkedip dari tombol itu.

"kenapa tombol itu berbunyi, apa terjadi sesuatu di luar sana?" tanya lumia sedikit kaget

"apa aku harus menekan tombol ini" terlihat sebuah tombol yang berwarna merah.

"baiklah aku tekan saja"

lumia pun menekan tombol itu, tampak sebuah layar tiba tiba menyala, dan menampilkan kondisi ruangan takhta.

nampak hakira sedang bertarung dengan monster chimera yang mengejar mereka tadi.

"apa aku harus membantunya"pikir lumia

"tapi itu sangat berbahaya" melihat ke arah layar lagi

tampak sepertinya hakira sudah mulai kelelahan menghadapi chimera itu.

"baiklah aku akan keluar saja" lumia pun keluar dari ruangan itu

di sisi hakira, 20 menit yang lalu

"wah... malam ini nampak indah" ujar hakira

tampak hakira sedang berada di balkon kastil di dekat ruang takhta. Sambil menikmati kopi.

"apa di pikir aku tidak tahu dia masuk keruangan itu" pikir hakira

"tapi ya sudahlah, aku juga tidak ingin menyembunyikannya darinya"

"tapi aku harap dia tidak bilang siapa-siapa"

tampak malam itu sangat cerah dengan bintang yang menghiasi malam dan suara seranga menambah ke indahan malam itu. akan tetapi...

"!!"

hakira dengan cepat melihat ke arah barat balkon

terlihat sepasang sayap terbang dari kejauhan menghampiri kastil itu

akan tetapi itu bukan sayap burung, tampak dari kejauhan mahluk itu memiliki kepala serigala, berbadan singa, berekor ular, dan bersayap garuda, yap itu adalah chimera.

"serius, dia tahu tempat ini" guman hakira "aku harap malam ini tidak terlalu lama"

setelah 20 menit yang melelahkan di malam itu.

"apa kau benar benar hanya chimera, paman?" tanya hakira

"seperti yang kau lihat, aku hanya chimera" balas chimera itu

"aku pikir chimera tidak bisa bicara, apa kau dulunya manusia?"

"iya aku dulunya hanya manusia, tapi karena keinginan ku akan kekuatan sangat lah kuat, aku berubah menjadi chimera"

"wah.. itu pasti merepotkan, kan paman?

"ya seperti yang kau bilang"

"....." Tampak hakira sudah mulai lelah

"oyah oyah... apa kau sudah menyerah anak muda, kau nampak sudah kelelahan, kalu kau menyerah sekarang, paman yang baik hati ini akan membunuhmu tanpa rasa sakit"

"jangan begitu paman, aku belum menikah, jadi jangan bunuh aku sekarang"

"wah.. itu tidak bisa, aku tidak bisa membiarkan orang yang bisa membunuh ku dimasa depan hidup, jadi terima saja kemat..."

belum selesai chimera itu berbicara, hakira langsung menebas kaki chimera itu, tapi datahan oleh ekornya.

"oyah, apa kau serius menyerang ku lagi anak muda?" ujar chimera itu

"sudah ku bilang aku tidak ingin mati muda paman"

chimera itu mengibaskan ekornnya ke hakira, hakira dengan segera menahan serangan itu, tidak berhenti di situ kaki depan chimera itu juga menyerang hakira, membuat hakira kehilangan kesimbangannya, kesempatan itu tidak di sia siakan oleh chimera itu, dia langsung mengarahkan ekornnya ke arah jantung hakira, tapi agar jantungnya tidak kena, hakira meloncat ke samping, namun gerakan itu tidak sepenuhnya menhindari serang ekor chimera itu, bahu kanan hakira terkena serang itu.

"urgh"

chimera itu kembali meyerang hakira dengan kaki kanan, serangan itu tidak bisa dihindari oleh hakira.

hakira melihat ke arah kaki itu chimera menyerang, tapi dengan tenaga yang tersisa hakira memindahkan pedang di tangan kanannya ke tangan kiri untuk menahan serangan itu.

"bruk"

tampak hakira terhempas jauh ke arah pedang kuramasa. untungnya tubuhnya yang terlempar mengenai samping pedang. sehinga pedang itu tidak memotongnya dan ikut terhempas bersamanya ke dekat jendela.

hakira melihat ke arah chimera itu, nampak dia mengeluarkan sihir tingkat atas dari mulutnya.

"sial, apakah aku benar benar akan mati secepat ini-"

namun pada saat sihir itu mau dilepaskan

"Cursed lightning"

terdengar suara lumia, dengan sihir petirnya, dia menembakan sihir itu ke arah chimera.

chimera itu kehilangan kakinya, membuat chimera itu tumbang dan membuat tembakan sihirnya meleset jauh dari hakira.

"hakira apa kau baik baik saja"panggil lumia

tanpak hakira tidak menjawab sama sekali panggilan lumia.

lumia pun menghampiri hakira yang sedang bersandar di dekat jendela.

"kau baik baik saja hakira?"

"apa kau pikir aku baik baik saja"

tampak darah mengalir dari tangan kanannya.

"luka mu dalam sekali, kau harus segera di sembu...."

"sebaiknnya kau pergi dari sini sekarang" potong hakira

"apa yang kau katakan, kita harus pergi bersama, aku tidak akan meninggalkanmu"

"disini bahaya, kau pergilah ke kerajaan. bilang pada ayah ku dia buka chimera biasa"

"tidak!! aku akan membawa mu pulang juga, kau tenanglah dia sudah mati"

"aku rasa dia tidak akan mati semudah i.."

"wah... kau bisa juga anak muda" tiba tiba chimera itu bangkit dan nampak kakinya yang terpotong tadi tersambung lagi dengan badannya.

"mahluk apa itu, apa kau tahu hakira?" tanya lumia sedikit takut

"aku tidak tahu, tapi dia lebih kuat dari kelihatannya"

"wah... bukan kah itu putri keluarga hinaka?, aku dari tadi mencari mu, akhirnya aku menemukan mu juga" ujar chimera itu

"kenapa kau tahu aku?" tanya lumia

"itu tidak penting, aku harus membawa mu hidup hidup, tapi sebelum itu aku harus membunuh orang itu"melihat ke arah hakira yang sudah terluka parah

"aku tidak akan membiarkan itu" ujar lumia

"apa kau ingin melawanku? tuan putri"

"kalu kau takut perg..."

belum selesai lumia berbicara, dia sudah terhempas oleh ekor chimera itu, hakira yang melihat hal itu tampak marah.

"oyah, apa kau marah, karena aku menyakiti kekasih mu tuan muda" ujar chimera itu

"....."

"tapi tananglah dia tidak akan mati, tapi maaf sekali kau harus mati di sini"

chimera itu pun mengelurakan sihir nya lagi.

"apa aku harus melewati batas itu, untuk meyelamtkan dia, aku pikir aku tidak akan seperti karakter utama dalam kisah. yang mepertaruhkan jiwa nya hanya untuk seorang gadis" bisik hakira

"tapi aku juga tidak ingin mati secepat ini"

tampak hakira berdiri dan mengambil katana kuramasa yang terletak di sampingnya.

dalam sekejap, hakira merasakan kekuatan yang sangat luar bisa dari katana itu, masuk kedalam tubuhnya

bunuh.

rusaklah.

hancurkanlah semuanya.

pikiran hakira kini di penuhi oleh keinginan yang kuat untuk menghancurkan.

kemarahan dam keputusasaan

kegembiran dan kesedihan

bercampur menjadi satu, gelap semakin gelap, dan dari kegelapan itu muncul cahaya yang mulai menyinari ruangan itu.

tanpak di ruangan itu berdiri seorang anak kecil dengan tanduk kecil di atas kepalannya.

penampilannya sangat cantik.

tapi tidak bisa dibedakan laki laki atau perempuan.

tapi dari penampilannya, hakira tahu itu adalah iblis, iblis yang mendiami katana itu.

sang iblis berkata

berkata sambari memberikan tawa yang menyedihkan.

"(manusia itu sangat menyedihkan, mereka akan selalu ingin kekuatan)"

"...."

"(tapi kau datang ketempat yang tepat hakira)"

"....."

"(aku akan memberikan mu kekuatan, tapi kau harus rela kehilangan sesuatu untuk kekuatan itu. hakira)"

"....."

"(apa kau siap)"

"kalu kekuatan itu bisa membantu ku, aku tidak masalah"

"(tenang saja kau akan mendapatkannya)"

sekejap semuannya menjadi hening

kesadaran hakira pun kembali ke dirinya.

hakira mulai mengambil kuda kudanya

kemudiaan sihir chimera itu dilepaskan tepat ke arah hakira.

jika itu hakira yang lama dia pasti akan mati, tapi dengan kekuatan pedang itu, dia berhasil menahan serangan sihir itu.

"apa itu tidak mungkin, bagaimana kau menahan serangan itu hanya dengan pedang?" tanya chimera itu ketakutan

"bunuh... bunuh... hancurkan semuanya... basmi semuanya..."

hakira mulai berbicara seperti orang yang sudah hilang kesadarannya.

"apa.. apa yang terjadi dengan kau"

"berisik" triak hakira

hakira menebas chimera dengan pedangnya.

tampak chimera itu terbelah menjadi dua, bukan hanya itu, dinding di belakang chimera itu seperti terbelah dua juga.

setelah berhasil membelah dua chimera itu, hakira pergi menghampiri lumia.

hakira tanpak menggenggam katananya dengan erat.

bunuh dia

bunuh dia

bunuh dia

kata kata itu terus mengema di kepala hakira.

ketika hakira ingin menebas katana nya ke arah lumia, tampak lumia mulai sadar.

"hakira... kenapa kau berdiri di depanku"

"....."

"apa ayah mu sudah datang" seketika lumia terdiam melihat pedang yang hakira pegang

"...."

"tunggu hakira, kau tidak mengunakan pedang itu kan?"

tampak hakira tidak merespon pertanyan lumia.

di kepala hakira hanya terdapat kata bunuh bunuh bunuh dan bunuh saja.

"hakira, apa kau masih hakira? aku mohon jawab aku hakira" tampak lumia mulai menagis

hakira mulai mengankat pedang nya lagi, dan dia berusaha menebas leher lumia

lumia nampak sudah pasrah dengan keadaan.

ketika tangan kanan hakira menebas

di saat bersamaan tangan kiri hakira menebas tangan kanan nya, dengan pedang angin.

pedang angin itu memang tidak sekuat pedang kuramasa, tapi pedang ini masih bisa memotong tangan manusia.

pedang angin itu menebas tangan hakira, dengan sangat indah, tanpa bunyi dan rasa sakit, tapi tampak tangan kanan hakira terpotong karena itu.

"apa kau baik baik saja lumia?" tanya hakira dengan senyum di bibirnya

lumia membuka matanya dan nampak air mata di wajahnya.

"iya aku baik baik saja" jawab lumia sambil membersihkan air mata di pipi nya.

"kalu begitu baguslah" tampak hakira sudah tidak mampu berdiri lagi karena darah yang terus mengalir di tangannya

hakira pun terduduk tepat di depan lumia

"hakira!!"tampak lumia terkejut dengan hal itu "tunggu ada apa dengan tanganmu?"

"tidak apa apa, hanya tergores sedikit"

"itu bukan hanya tergores sedikit bodoh"

lumia nampak merobek rok nya, mengikatkan nya ke tanggan hakira. Dan menyandarkan hakira ke dinding.

"apa kau sudah baikan hakira?"

"sepertinya begitu" jawab hakira

hakira mulai bisa bergerak dan menyandarkan tubuhnya ke dinding

"apa kau benar benar sudah baikan hakira?" tanya lumia lagi

"tenang lah aku sudah merasa baik baik saja"

"kalu begitu baiklah"

lumia pun melihat ke arah tangga kanan hakira, tanpak aura hitam keluar dari tangan itu, dan membentuk sebuah bayangan seprti tangga yang hakira potong.

"hakira liat lah tangan mu?" perintah lumia kaget

"oh... aura hitam itu"

tampak hakira tidak terkejut dengan hal yang terjadi dengan tanggannya

"kenapa kau tanpak biasa saja? hakira"

"kau lihat aku memegang pedang kuramasa kan?"

"iya"

"aku rasa efek penyembuhnnya masih berkerja, kau ingin cerita tentang iblis itu kan?"

"iya, tentang tuan kuramasa yang berubah menjadi iblis kan?, jadi kau sudah menjadi iblis hakira?" lumia mulai menjauhi hakira

"aku tidak tahu, apakah aku masih manusia atau sudah menjadi iblis juga"

"jadi menurut kau sekarang kau masih menjadi manusia?"

"kalu menurutku sekarang aku masih manusia, dan dari buku yang aku baca, efek kuramasa hanya bertahan 5 menit saja, jadi jika 5 menit kedepan tidak terjadi apa apa, kau pergi saja dari tempat ini" ujar hakira

"....."

"dan juga, apa kau bisa merahasikan kejadian tadi lumia, aku mohon"

"baiklah"

"terimakasih lumia, dan satu lagi bisakah kau menutup pintu ke ruangan rahasia?"

"bagaimana caranya?"

"kau putar saja kepala serigala yang kanan sesuai dengan tubuhnya"

"itu saja"

"iya"

lumia pun pergi meniggalkan hakira dan menutup tempat rahasia itu.

sesudah menutup pintu rahasia itu lumia pergi lagi ke hakira.

lumia duduk di samping hakira. ketika lumia melihat ke tangan kanan hakira lagi, nampak aura hitam di tangan hakira mulai memudar.

"apa kau baik baik saja hakira?" tanya lumia

"iya aku masih baik baik saja"

setelah berberapa menit berlalu sejak kejadian tangan hakira terpotong

"yosh, nampaknya aku sudah memiliki tenaga, bagaimana kalu kita langsung pulang?" tanya hakira

"apa kau serius, apa kau sudah baik baik saja, dan juga apa kau masih hakira yang aku kenal?"

"tenanglah aku baik baik saja, dan juga aku masih hakira yang sama" jawab hakira dengan senyuman

"kalu begitu baiklah" lumia pun mencoba untuk berdiri.

tapi sepertinya dia sudah tidak memiliki tenaga lagi untuk berdiri.

"kau baik baik saja lumia?" tanya hakira khwatir

"sepertinya aku sedikit lelah"

"apa kau tidak mampu berdiri?"

"ya sepertinya begitu"

"ah... baiklah kalu kau sudah tidak bisa bergerak aku akan mengendongmu"

"tidak, aku tidak mau, kau juga kelelahan jadi biarkan kita beristirahat.."

belum sempat lumia habis bicara. hakira sudah mengankat tubuh lumia.

"tenanglah, aku masih ada tenaga, kau istirahat saja sambil kita berjalan"

"baiklah kalu kau memaksa" ujar lumia

mereka berdua pun pergi dari kastil itu, sesampai di depan pintu.

"hakira, aku rasa aku sudah bisa berjalan sendiri"

"serius?"

"iya, jadi bisahkah kau menurunkanku"

"Baiklah"

ketika mereka membuka pintu kastil, nampak ada 3 orang yang mendekati mereka.

"woi... itu mereka" kata seseorang dari mereka

"hakira, apa itu kau" tanya satu orang lagi

"apa itu ayah?" tanya hakira

"ooo, iya itu memang mereka" kata orang tadi "oiiii.. yakori mereka ada di sana"

hakira dan lumia pun pergi menghampiri mereka

"apa ada yang salah dengan mu ayah, kau terlalu cepat datang dari biasanya?" tanya hakira

"ho..ho.., apa kau pikir aku akan lama lama, ketika anak ku bersama dengan seorang gadis?" tanya ayah hakira

"ano.. tuan turen, terimakasih sudah datang lebih cepat" ujar lumia

"tidak apa lumia, ayah mu yang meminta untuk menjemput kalian cepat cepat, jadi terimakasih juga pada ayah mu" ujar ayah hakira

"terimakasih ayah telah menghawatirkan ku" ujar lumia ke ayah nya

"iya, dan yang terpenting, woi... hakira apa kau melakukan sesuatu yang aneh dengan anak ku?" tanya ayah lumia ke hakira agak marah

"di-dia tidak melakukan apa pun ayah" jawab lumia sedikit malu

"oooo, begitu kah" respon ayah lumia tampak masih curiga

"oooo iya, hakira, dimana chimera yang kau maksud, kami tidak menemukannya di perjalanan?" tanya paman arthur

"chimera nya sudah mati di dalam" jawab hakira

"kau... kau membunuh chimera hakira? itu tidak bisa di percaya, apa itu benar lumia?" tanya ayah hakira sedikit tidak percaya

"iya itu benar tuan turen" jawab lumia

"kau jangan meremehkan anak murid ku turen" ujar paman arthur "kalu begitu aku akan pergi memeriksanya"

"tidak arthur, kita akan kembali dahulu, besok baru kita akan kesini" kita harus mementingkan keselamtan anak anak" ujar ayah lumia

"aku pikir yakori benar, sebaiknya kita pulang dulu, besok kita akan kesini, dengan membawa berberapa pasukan" jawab ayah hakira setujuh

"kalu begitu baiklah kita pulang duluan" kata arthur

mereka pun berjalan keluar dari kastil

"bagaimana keadan kalian berdua?" tanya paman arthur

"aku baik baik saja paman" jawab lumia "bagaimana kau hakira?"

"aku rasa aku sedikit kelelahan"

tanpak hakira mulai sedikit kelelahan

"apa kau baik baik saja hakira?" tanya paman arthur lagi

hakira hanya mengangguk.

kemudia hakira terduduk ke lantai.

"apa kau benar benar baik baik saja hakira"tanya ayahnya

tapi hakira hanya terdiam, dia sudah tidak mampu menjawab pertanyan mereka.

kemudia, tangan kanan hakira yang terputus tadi mulai terasa sakit, bukan hanya tanggannya seluruh tubuhnya yang terluka tadi mulai merasakan sakit yang teramat sakit, dan juga di sudah kehilangan banyak darah tadi, membuat perlahan hakira mulai kehilangan kesadaranya

tapi hakira tetap menjaga kesadarannya.

tapi kemudia keluar darah dari hidungnya.

spontan itu membuat orang yang didekat dia kaget

""hakira kau tidak apa apa kan"" teriak lumia

tapi teriakan itu hanya terdengar samar samar di telinga hakira

hakira lantas kehilangan kesadaranya dan jatuh pingsan.

.

.

.

.

.

.

.

///